NovelToon NovelToon
Kill All Player

Kill All Player

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Theoarrant

Dunia tiba-tiba berubah menjadi seperti permainan RPG.

Portal menuju dunia lain terbuka, mengeluarkan monster-monster mengerikan.

Sebagian manusia mendapatkan kekuatan luar biasa, disebut sebagai Player, dengan skill, level, dan item magis.

Namun, seiring berjalannya waktu, Player mulai bertindak sewenang-wenang, memperbudak, membantai, bahkan memperlakukan manusia biasa seperti mainan.

Di tengah kekacauan ini, Rai, seorang pemuda biasa, melihat keluarganya dibantai dan kakak perempuannya diperlakukan dengan keji oleh para Player.

Dipenuhi amarah dan dendam, ia bersumpah untuk memusnahkan semua Player di dunia dan mengembalikan dunia ke keadaan semula.

Meski tak memiliki kekuatan seperti Player, Rai menggunakan akal, strategi, dan teknologi untuk melawan mereka. Ini adalah perang antara manusia biasa yang haus balas dendam dan para Player yang menganggap diri mereka dewa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Theoarrant, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pembantaian

Rai berpura-pura berpikir sejenak, lalu berkata.

"Jika kita menyerang langsung, kita akan berhadapan dengan seluruh kekuatan mereka sekaligus, itu berarti kita akan kerepotan menghadapi jumlah mereka yang besar."

Dia menunjuk salah satu titik pada peta.

"Tapi jika kita memancing sebagian besar pasukan mereka keluar terlebih dahulu, kita bisa mengurangi tekanan saat menghadapi para Rank A."

Kian mengangguk.

"Jadi, kau ingin menjadi umpan?"

Rai tersenyum tipis.

"Tidak sepenuhnya, aku hanya akan membuat mereka percaya bahwa mereka bisa mengalahkan kita dengan jumlah."

Viktor mengangkat alis.

"Kau punya rencana?"

"Tentu saja," kata Rai dengan percaya diri.

"Biarkan Aku memimpin pasukan kecil untuk menyerang bagian depan markas dengan cara yang mencolok, saat musuh keluar untuk melawan kami, kalian bisa menyusup dari sisi lain dan membantai target utama tanpa gangguan."

Darius tertawa keras.

"Menarik, kau ingin menjadi umpan, tapi dengan cara yang pintar, aku salah ternyata kau adalah pemberani."

Strategi Rai sebenarnya strategi bunuh diri dan jika salah dia dan kelompoknya akan dimusnahkan.

Kian sempat ragu tetapi tatapan Rai meyakinkannya.

"Baiklah, kita lakukan seperti yang kau usulkan."

*******************************

Malam itu, tim Rai bergerak lebih dulu.

Dengan hanya beberapa puluh orang Rank B dan C, mereka mulai menyerang gerbang utama markas musuh.

Suara ledakan mengguncang udara saat tembakan sihir dilemparkan ke arah pertahanan musuh.

Rai bersama gabungan Rank B dan C dengan total 15 Player berdiri di tengah kekacauan bersiap bertempur ke arah Player Rank E dan D yang mencoba menyerang.

Lebih dari seratus Player berangsur-angsur keluar dari markas.

"Maju! Jangan biarkan mereka masuk!" teriak salah satu pemimpin mereka.

Seperti yang direncanakan, kelompok musuh mulai keluar dalam jumlah besar untuk menghadapi pasukan Rai.

Saat itulah Kian dan Bloodhound menyelinap dari sisi lain.

Di dalam markas, Kian dan anggota Bloodhound bergerak cepat.

Viktor menembak satu per satu penjaga dari kejauhan dengan presisi mematikan.

Axel dan Liora menyelinap masuk ke dalam gedung utama, menghabisi siapa pun yang mereka temui tanpa suara.

Darius langsung menerobos masuk dengan kapaknya, menebas siapa saja yang menghalanginya dengan kekuatan brutal.

Sementara itu, Kian maju dengan senyum percaya diri.

Dia akhirnya bertemu dengan target utama para petinggi pembangkang berjumlah tujuh orang, masing-masing dari mereka akan bertarung satu lawan satu.

"Bloodhound akhirnya datang," kata pria itu dengan nada dingin.

"Dan kau akan mati malam ini," jawab Kian dengan nada santai sebelum melesat maju.

Pertarungan pun pecah di dalam gedung.

Sementara diluar tidak kalah menegangkan.

Suara ledakan mengguncang udara saat tembakan sihir dan proyektil menghantam pertahanan lawan.

Rai berdiri di tengah kekacauan, tatapannya tajam saat lebih dari seratus Player Rank D dan E keluar dari markas, siap menghancurkan mereka.

Di tangannya, Nightshade berkilat dalam cahaya remang-remang.

Dia mengaktifkan Lens V2, dan dalam sekejap, dunia di matanya berubah, setiap musuh, setiap titik lemah, setiap pergerakan terlihat jelas.

Phantom Stride diaktifkan.

Tubuhnya melesat seperti bayangan, menghilang dari pandangan seketika.

Saat Player lain masih mencoba memahami situasi, Rai sudah berada di tengah-tengah musuh.

Tiga Player Rank E bahkan tidak sempat bereaksi ketika pedangnya menembus leher mereka dalam satu gerakan cepat.

Darah menyembur ke udara.

Dia berputar, menebas satu lagi, kemudian menendang tubuh tak bernyawa itu ke arah kelompok lainnya, menciptakan celah di formasi mereka.

"Dia cepat!"

teriak salah satu musuh sebelum kepalanya terpisah dari tubuhnya.

Rai tidak peduli, dia hanya bergerak dari satu target ke target berikutnya.

Strateginya jelas, habisi semua Rank E terlebih dahulu sebelum para Rank D bisa bereaksi.

Dari kejauhan, beberapa Player Rank D akhirnya menyadari apa yang sedang terjadi.

"Bunuh dia! Jangan biarkan dia mendekat!"

Sihir mulai ditembakkan ke arahnya.

Api, petir, dan angin tajam melesat menghujani posisinya.

Namun Rai bukan target yang mudah.

Dengan kecepatan luar biasa dan Lens V2 dilengkapi Eagle Eye, dia melompat ke samping, menggunakan tubuh musuh yang sudah mati sebagai perisai.

Ledakan sihir menghancurkan tubuh itu, tetapi Rai sudah bergerak lagi, menyerbu ke arah caster yang baru saja menyerangnya.

Nightshade berkilat sekali lagi.

Leher caster itu robek dalam satu tebasan, dan sebelum tubuhnya jatuh, Rai sudah menghilang kembali ke dalam bayangan.

Para Player Rank B dan C yang berada di pihaknya menatapnya dengan kagum.

Bagi mereka, Rai terlihat seperti seorang pemberani, pria yang memimpin dengan contoh, yang menerjang musuh lebih dulu tanpa takut.

Tapi kenyataannya berbeda, Rai tidak peduli pada mereka.

Dia tidak peduli jika mereka mati dikeroyok Rank D.

Yang dia pedulikan hanyalah tetap hidup dan memastikan semua pion di medan perang bergerak sesuai keinginannya.

Semakin banyak yang mati, semakin mudah baginya untuk bergerak.

Sementara itu, di dalam markas, Kian dan Bloodhound sudah mulai bertarung dengan para petinggi pembangkang.

Dan di luar, Rai terus menciptakan kekacauan, menari di antara kematian.

Malam itu, medan perang adalah panggungnya dan dia adalah aktor utama.

Saat jumlah Player Rank E habis, hanya tersisa Rank D yang tersadar bahwa ancaman terbesar di medan perang bukanlah pasukan Bloodhound tetapi Rai seorang diri.

Dia sudah membantai lebih dari dua puluh orang dalam waktu singkat, dan mereka akhirnya memahami sesuatu.

Dia bukan target biasa.

"Jangan biarkan dia bergerak!"

Sebuah perintah diteriakkan.

Dalam hitungan detik, belasan Player Rank D bergerak cepat, mengepung Rai dari segala arah.

Mereka membentuk lingkaran, menyiapkan sihir dan teknik mereka untuk memastikan tidak ada celah bagi pria berambut hitam itu untuk melarikan diri.

Rai tetap diam.

Matanya yang tajam mengamati mereka satu per satu.

Di dalam pikirannya, dia tersenyum.

Diss Trap sudah aktif.

Mereka hanya tidak menyadarinya.

Seorang Rank D melesat lebih dulu, tangannya bercahaya ungu, menandakan serangan sihir tingkat tinggi.

Namun sebelum dia bisa mengaktifkannya...

Tidak ada yang terjadi.

Matanya membelalak.

"Kemampuanku… tidak bisa digunakan!?"

Panik mulai menyebar di antara para Rank D lainnya.

Mereka mencoba mengaktifkan skill masing-masing, tetapi nihil.

Tidak ada sihir, tidak ada skill.

Hanya tubuh mereka yang tersisa—dan di hadapan seorang pembunuh seperti Rai, itu sama saja dengan kematian.

Rai menghilang.

Dalam sekejap, dia sudah berada di belakang Player pertama yang mencoba menyerangnya.

Nightshade menembus jantungnya tanpa suara.

Satu tebasan, satu nyawa menghilang.

Yang lain tersentak mundur, tetapi sebelum mereka bisa bereaksi...

Phantom Stride.

Rai muncul di sisi lain, menebas leher seorang Rank D yang masih kebingungan karena kehilangan kekuatannya.

Darah menyembur ke udara, teriakan mulai menggema.

"Dia membantai kita!"

Mereka mencoba melawan dengan senjata biasa, tetapi mereka bukan petarung jarak dekat yang terlatih.

Tanpa skill, tanpa teknik khusus, mereka hanyalah domba yang terjebak dalam kandang bersama serigala.

Seorang Player Rank D berusaha lari, tetapi sebelum dia bisa melangkah lebih jauh...

Bang!

Tembakan dari pistol milik Rai menembus kepalanya.

Tubuhnya tumbang seketika.

Sisanya mulai kehilangan harapan.

Mereka berusaha mundur, tetapi setiap kali mereka bergerak, Rai sudah lebih dulu menunggu mereka.

Satu persatu mereka jatuh, tanpa perlawanan, tanpa harapan kurang dari dua menit.

Hanya dalam waktu sesingkat itu, Rai telah menghabisi lebih dari sepuluh Player Rank D seorang diri.

1
angin kelana
wah musuh dalam selimut nie..
angin kelana
hot
angin kelana
lanjutkan
angin kelana
menarik..
angin kelana
lanjut up
angin kelana
up up up
angin kelana
lanuy lg
angin kelana
lanjuut
Nrimo Ing pandum666
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!