NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta, Suamiku

Mengejar Cinta, Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Harem
Popularitas:10.1k
Nilai: 5
Nama Author: Julia And'Marian

Hanum Salsabiela terpaksa menerima sebuah perjodohan yang di lakukan oleh ayahnya dengan anak dari seorang kyai pemilik pondok pesantren tersohor di kota itu. Tidak ada dalam kamus Hanum menikahi seorang Gus. Namun, siapa sangka, Hanum jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat sosok Gus yang menjadi suaminya itu. Gus Fauzan, pria yang selalu muncul di dalam mimpinya, dan kini telah resmi menikahinya. Namun siapa sangka, jika Gus Fauzan malah telah mencintai sosok gadis lain, hingga Gus Fauzan sama sekali belum bisa menerima pernikahan mereka. “Saya yakin, suatu saat Gus pasti mencintai saya“ Gus Fauzan menarik satu sudut bibirnya ke atas. “Saya tidak berharap lebih, karena nyatanya yang ada di dalam hati saya sampai sekarang ini, hanya Arfira..” Deg Hati siapa yang tidak sakit, bahkan di setiap malamnya suaminya terus mengigau menyebut nama gadis lain. Namun, Hanun bertekad dirinya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 11

Matahari sudah tampak dari sisi barat, membuat cahaya itu masuk melalui celah-celah kecil yang ada di atas jendela sana.

Hanum masih memejamkan kedua bola matanya, dengan posisi tidur sambil duduk di bawah ranjang, kepalanya bertumpu pada ranjang sana.

Sedangkan Gus Fauzan, perlah menggeliat, matanya menyipit, lalu secara perlahan membuka kedua matanya itu.

"Eungh" bibirnya terbuka, dirinya langsung perlahan bangkit dari tidurnya dan duduk bersandar di papan ranjang sana.

Kepalanya masih pusing, pipinya juga masih terasa sakit akibat pukulan seseorang tadi malam, tapi rasa sakit itu tak terlalu, mungkin karena telah di obati.

Dan tanpa sadar mata Gus Fauzan menatap ke arah Hanum yang masih meringkuk di bawah tempat tidur, dengan kepalanya yang bersandar.

"Dia?" Guman Gus Fauzan, sambil mengingat-ingat apa yang telah terjadi tadi malam. Sampai dirinya di buat tertegun saat mengingat semuanya, bahkan Hanum yang merawatnya semalaman, Hanum yang mengobati lukanya semalam.

Gus Fauzan mendesah, menekan sisi kepalanya yang berdenyut tiba-tiba, kenapa harus seperti ini? Kenapa Hanum bersikap seperti ini padanya, dirinya sama sekali tidak mau memiliki hutang budi apapun pada siapapun yang berujung akan di ungkit.

Dan siapa sangka, Hanum perlahan bangun, Hanum bukan type orang yang suka tidur sampai siang hari, dirinya tetap akan terbangun pada subuh hari, tapi hari ini dirinya malah harus bangun kesiangan, mungkin jam delapan.

Hal yang tidak pernah Hanum lakukan, dan kali ini Hanum malah tak melaksanakan kewajibannya shalat subuh.

Hanum mengerjap, matanya menyipit menyesuaikan diri. Sampai Hanum di buat terkejut saat melihat suaminya yang sudah bangun.

Hanum langsung buru-buru bangkit dan berdiri.

"Kamu, udah bangun mas? Masih sakit kepalanya" Tanya Hanum lembut, tangannya bahkan terulur berniat menyentuh kening Gus Fauzan, namun dengan cepat Gus Fauzan menghindar. Membuat tangan Hanum hanya menggantung di udara.

Hanum menghela nafasnya kasar, sesak jelas apa yang di rasakannya sekarang. Penolakan Gus Fauzan sudah membuktikan bahwa dirinya tak bisa menyentuh pria itu sedikitpun.  Tapi, Hanum tak hiraukan itu, dirinya tetap tegar, dan yakin jika suatu saat nanti suaminya akan berubah.

"Saya sudah sembuh." Sahut Gus Fauzan acuh tak acuh.  Bahkan Gus Fauzan sama sekali tidak menoleh ke arah Hanum.

Hanum tersenyum kecut melihat sikap suaminya seperti ini. Tapi dirinya tetap bersikap baik.

"Alhamdulillah, syukurlah. Mas mau ke kamar mandi? Atau butuh sesuatu? Hanum bisa membantunya." Tawar Hanum lagi.

Gus Fauzan mendengus. "Tidak perlu, saya bisa sendiri."

"Tapi, kondisi kamu sedang seperti ini, mas. Biar Hanum bantu ya?"

Gus Fauzan menggeram, matanya menoleh ke arah Hanum dengan kerlipan tajam. "Saya rasa telinga kamu cukup berfungsi dengan baik, jadi pasti kamu mendengar apa yang saya katakan sebelumnya! Berapa kali lagi saya bilang, kalau saya – aww" Gus Fauzan menghentikan perkataannya, saat kepalanya tiba-tiba berdenyut lagi.

Hanum yang melihat itu langsung khawatir, "sebentar ya, mas. Hanum ambilkan obat dulu." Kata Hanum dan berlalu keluar dari dalam kamar itu, dirinya juga akan mengambil air minum serta makanan untuk suaminya.

Tidak lama, Hanum kembali dengan nampan yang ada di tangannya, dirinya juga membuatkan susu hangat untuk suaminya itu.

"Mas, makan dulu." Ucap Hanum lembut, dirinya meletakkan nampan yang berisi makanan serta minum dan obat untuk Gus Fauzan di atas nakas.

Hanum meraih piring, mengulurkan sendok yang sudah berisi nasi serta lauk itu ke mulut Gus Fauzan, tapi suaminya malah melengos,

"Mas,"

"Saya masih punya dua tangan, jadi saya masih bisa makan sendiri." Ucap Gus Fauzan ketus

Hanum menghela nafasnya kasar, meletakkan piring itu di atas ranjang, tepat di depan suaminya. Dirinya ingin melihat bagaimana cara makan suaminya saat sakit seperti ini, apalagi saat Gus Fauzan terus memegangi kepalanya.

"Yaudah makan" kata Hanum sambil mengangkat alisnya ke atas saat melihat Gus Fauzan kesusahan.

Hanum berdecak, lalu meraih kembali piring tersebut, dan menyodorkan sendok tadi pada Gus Fauzan.

Gus Fauzan melengos, membuang mukanya kesal. "Saya–"

"Jangan banyak protes, mas. Kalau mas banyak protes kapan sembuhnya? Kalau mas sakit terus nanti Hanum setiap hari ngerawat mas. Bukannya mas nggak suka?" Sela Hanum membuat bibir Gus Fauzan terkatup.

"Makan, mas. Setelah ini mas minum obat, lalu istirahat. Hanum nggak bakalan ganggu mas, kok. Tapi kalau mas butuh sesuatu dan kesusahan mas boleh minta bantuan Hanum" kata Hanum lagi.

Gus Fauzan menghela nafasnya kasar, terpaksa dirinya mau, dan Gus Fauzan makan di suapi oleh Hanum, hingga habis. Sampai dirinya minum obat juga.

Hanum mengulum bibirnya melihat itu, tapi dirinya tak mau terlalu gembira, suaminya seperti ini karena sakit, coba saja tidak.

"Hanum duduk di sofa, kalau ada yang mas butuhin mas bisa panggil Hanum." Kata Hanum setelah membantu Gus Fauzan untuk tiduran lagi di atas ranjang sana. Tubuh Gus Fauzan masih lemah dan tak bertenaga, rasanya ingin bangun saja, Gus Fauzan tidak tahan.

Gus Fauzan tak menjawab, membiarkan Hanum memberesi sisa makanannya, tapi matanya menatap tubuh Hanum itu.

Gus Fauzan menghela nafasnya kasar, meraup wajahnya dengan kasar, lalu mengucapkan istighfar berulangkali.

"Ya Allah, apa hamba sudah berdosa? Hamba bahkan mengabaikan istri hamba, hamba bahkan tidak memperlakukannya dengan baik. Ya Allah, maafkan hamba." Batin Gus Fauzan.

Ceklek

Hanum masuk kembali lagi, dirinya tak menghampiri Gus Fauzan, tapi Hanum duduk di sofa, dengan laptop yang ada di tangannya.

Gadis itu sibuk dengan laptopnya, entah apa yang di kerjakan oleh Hanum, Gus Fauzan juga tidak tau. Gus Fauzan yang semula ingin memejamkan kedua bola matanya, tak bisa. Di dalam hatinya sana ada perasaan risau yang membelenggu dirinya.

Gus Fauzan menghembuskan nafasnya panjang, matanya ketap-ketip menatap ke dinding, sampai dirinya kembali menoleh ke arah Hanum yang masih sibuk dengan laptopnya itu.

Gus Fauzan berdekhem, namun tampaknya Hanum terlalu sibuk, sehingga mengabaikannya.

"Hanum," panggil Gus Fauzan sambil menggigit bibirnya dengan kencang.

Hanum langsung menoleh, matanya menatap ke arah Gus Fauzan. "Ya, mas? Ada yang mas perlukan?" Tanya Hanum.

Gus Fauzan menggelengkan kepalanya.

"Jadi?"

Gus Fauzan menghela nafasnya kasar, menipiskan bibirnya, "terimakasih, terimakasih karena sudah merawat saya." Kata Gus Fauzan sambil menekan rasa malu dan gengsinya.

Deg

Jantung Hanum bergetar hebat, Hanum sampai di buat tak bergerak di tempat saat mendengar perkataan yang keluar dari mulut suaminya.

Ini Hanum tidak senang bermimpi bukan? Atau ini hanya mimpi Hanum.

Jika ini mimpi, tolong jangan bangunkan Hanum, karena Hanum ingin hidup dengan mimpi-mimpi ini. Dirinya sangat bahagia...

*

*

1
kalea rizuky
hmmmm ne suami di cerai aja lah males liat dia plin plan tolol. lagi ustad kok selingkuh najis bgt ngalahin Walid aja si lu zan ozan /Puke/
Julia and'Marian: kok Walid kak🫣
total 1 replies
Reni Septianing
sepertinya ustadz fajar pelakunya. usut tuntas gus dafa soal mereka berdua
Julia and'Marian: aku buat plot twist ya kakak🫣
total 1 replies
Uthie
Wahhh.. itu ada yg mencurigakan antara ust Fajar dan santriwati yg keguguran 🤨🤨😡
Uthie
biar tahu rasa itu 😝😏😏😏
Neng Titin
ayo segera baca novel nya,. cerita nya baguss
Julia and'Marian: makasih kakak
total 1 replies
Eva Karmita
lanjut thoooorr 🔥💪🥰
Eva Karmita
panas kan tu hati , otak di kepala Gus makanya istri cantik jangan di anggurin+ di abaikan ingat ya Gus di luar sana banyak laki" yang setia menanti jandanya Hanum
Uthie
dasar manusia Abal - Abal 😌
lily shanum salihah
🥰🥰🥰🥰🥰🥰💪💪💪💪💪
partini
hah Gus Gus ga gitu juga kali
ada yah Gus macam itu
🤦🤦🤦🤦
lily shanum salihah
lanjuut Thor semangaatt semangaat 💪💪💪🥰🥰🥰
A Writer a book
💞💞💞💞
A Writer a book
💞💞💞
Uthie
Langsung Suka saaat Awal Mampir nya 👍👍👍👍
bikin Emosi dan Kesel soal Gus Abal-abal yg sok Suci dan Bener itu 😡😤
Uthie
Kasih Kaca yg Besar tuhhh pada si Guss Abal-abal itu 😡😡😡
biar ucapannya dilihat sendiri... siapa yg demikian hina nya melakukan apa yg dituduh kan nya itu 😡😡😡😤
Uthie
sukurin 😡😡😡😤
Uthie
dasar Gus KW 😡
Uthie
si Gus memang mesti di panasin terus...biar sadar terus otaknya 😏😏😏
Uthie
Wahhh.. ada yg gengsi gak rela istri cantiknya diliat orang lain 😏😏😏
Uthie
Wahhh... kayanya anak pemilik Ponpes hamil diluar nikah itu 😏😏

itulah akibat nya, bergaul dengan lawan jenis walau disebut Klien..
intinya Barangsiapa telah melanggar aturan Alloh, pasti ada Akibat yg di Tanggung nya !!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!