NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan Sahabatku

Terpaksa Menikah Dengan Sahabatku

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Bilqies

Alan ... menikahlah dengan Delila, ku mohon! Aku sangat mencintai anakku Delila, aku paling tidak bisa terima bila dia di permalukan. Nelson Jocelyn

Saya tidak mau karena saya tidak mencintainya. Alan Hendra Winata

Maaf, maafkan aku telah menyeretmu ke dalam masalah besar ini. Delila Jocelyn

Pernikahan yang tak di inginkan itu apakah tumbuh benih-benih cinta atau hanya akan ada rasa sakit yang menjalar di antara keduanya?

Yang penasaran dengan ceritanya langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memperhatikan Dari Jauh

Kini keduanya sudah berada di dalam mobil, dimana Delila duduk tepat di sebelah Alan yang tengah fokus mengemudi. Meskipun begitu tak hentinya Alan bercerita tentang kegiatannya hari ini dengan penuh semangat. Tentunya Delila jadi pendengar yang sangat baik, sembari sesekali tertawa. Delila tak menyangka jika di balik tampilan Alan yang cool ternyata suaminya itu seseorang yang cerewet juga.

"Apa yang lucu?" tanya Alan ketika mendengar tawa samar dari Delila padahal tak ada cerita lucu yang dia ceritakan. Alan pun menolehkan kepalanya pada Delila.

"Aku nggak nyangka aja ternyata kamu bawel juga ya. Jujur waktu pertama kali kita bertemu aku sedikit takut melihat wajahmu jutek banget," jawab Delila dengan pelan dan hati-hati. Dia sedikit takut dengan reaksi Alan.

Seketika Alan mengingat pertama kali mereka bertemu adalah di sebuah jamuan makan malam dan Lucas lah yang mengenalkan dirinya pada Delila dan juga Luna.

"Ah itu," ucap Alan yang teringat sesuatu.

"Bukan jutek, Delila. Hanya saja aku malu waktu itu. Dan sebenarnya aku selalu tidak percaya diri kalau berkenalan dengan wanita secantik kamu," ucap Alan sembari menoleh pada Delila yang kini wajahnya merah merona karena ucapan suaminya itu.

"Aku tahu mungkin maksud kamu bukan aku tapi dia." Delila berucap dengan menekankan kata dia.

"Waktu pertama kali kita bertemu kan di pesta makan malam dan kegiatan amal perusahaan Daddy mu. Apa kamu masih ingat Delila? Dia tak ada disana, hanya ada kamu dengan lelaki itu. Aku pun hadir jadi pembicara di acara itu, kemudian karena kebaikan hati kamu aku bisa menjadi bagian dari salah satu perusahaan terbesar di kota Jakarta ini. Dan setelah aku resmi bekerja di perusahaan Daddy mu, lalu kalian mengenalkan aku dengan dia di sebuah jamuan makan siang. Kamu ingat Delila?" Alan kembali bertanya sembari melihat ke arah istrinya untuk memastikan.

"Ah iya, aku baru ingat. Dan setelah itu kamu tak terpisahkan lagi olehnya." Delila terkekeh kala mengingat itu semua.

"Itu dulu, Delila. Buktinya sekarang kan aku dan dia terpisah juga," ucap Alan sembari tersenyum masam.

"Maaf," lirih Delila yang hampir tak terdengar. Dia baru sadar karena telah membuka luka hati suaminya yang belum kering.

"Kenapa minta maaf? Kan bukan kamu yang ninggalin aku, Delila." Senyuman masam itu kembali terbit di wajah Alan.

Hening untuk beberapa saat, keduanya berhenti berbicara begitu saja padahal perjalanan masih cukup jauh.

"Kamu mau makan apa malam ini?" tanya Delila berusaha mencairkan suasana.

"Mmm ... sate ayam sepertinya enak atau mungkin ayam bakar," jawab Alan sembari membayangkan makanan yang dia inginkan.

"Aku mau ayam geprek aja. Seger kayaknya, pedas gimana gitu," ucap Delila antusias.

"Astaga segitunya, sampai ngeces. Dilap dulu ilernya, Delila." Alan menyodorkan selembar tisu untuk menggoda istrinya itu.

"Issshh enak aja. Mana pernah aku begitu," jawab Delila sembari mendelikkan matanya. Keduanya pun tertawa bersamaan. Suasana dingin yang sempat terjadi kini telah kembali mencair. Delila selalu bisa membuat suasana hangat.

🌷🌷🌷

Tak terasa mobil yang di bawa Alan telah sampai di sebuah food court yang menjual berbagai macam jenis makanan.

Kini Delila berjalan beriringan dengan suaminya. Tak ada jemari yang bertautan, tak ada rangkulan mesra di pinggang maupun di bahu. Mereka layaknya 2 orang teman yang akan makan malam bersama. Dan memang itulah faktanya yang terjadi saat ini.

Alan memilih meja tepat di tengah food court. Mereka pun duduk berhadapan dan tak lama para pelayan mulai berdatangan menawarkan makanan yang mereka jual pada kedainya masing-masing. Alan dan Delila pun mulai asik memilih yang mereka inginkan.

🌷🌷🌷

Sementara di tempat lain, tampak mobil Luna baru saja tiba setelah Lucas menunggu dengan perasaan kesal di lobby apartemen. Dia menunggu lebih dari 30 menit dan hal itu berhasil membuat mood Lucas menjadi buruk.

"Ck, lama banget sih," kesal Lucas setelah memasuki mobil baru kekasihnya itu. Bahkan Lucas menutup pintu mobil baru Luna dengan kerasnya hingga membuat Luna mengumpat pelan.

"Aku kan udah bilang lagi macet," jawab Luna dengan memutar bola matanya karena kesal.

Lucas sibuk memasang seat belt dan menurunkan senderan kursi hingga dia hampir dalam posisi terlentang.

Luna melirik sekilas memperhatikan Lucas yang sedari tadi sibuk membenarkan posisi duduknya.

"Aku yang nyetir?" tanya Luna heran.

"Ya iyalah kamu, mau siapa lagi? Security?" jawab Lucas ketus.

Luna kembali di buat kesal, namun sebisa mungkin dia tahan. Dia tak mau berdebat atau apapun. Luna merasa sangat lelah hari ini, seharian dia habiskan waktunya untuk berkeliling mall dan ke salon.

Di sepanjang perjalanan suasana tampak hening, Luna yang mencoba untuk membuka obrolan tapi Lucas sama sekali tak menanggapinya padahal lelaki itu tidak tidur.

Bahkan saat Luna bertanya ada apa dengan kekasihnya itu, tetap saja Lucas diam membisu. Lucas hanya bergumam tak jelas menanggapi ucapan Luna. Merasa tak di tanggapi sebelum akhirnya Luna memilih untuk diam. Dia sangat lelah menghadapi sikap Lucas yang saat ini dalam mode hening.

Tak lama kemudian mobil Luna telah sampai di tempat makan yang di tuju. Lucas keluar dari mobil, sedangkan Luna masih sibuk dengan ponselnya. Setelah sadar di tinggalkan, Luna pun segera menyusul Lucas dengan bersungut-sungut kesal. Dia memasukkan kunci mobil ke dalam tas tangannya tanpa memperhatikan jalanan hingga tanpa sadar tubuhnya membentur tubuh Lucas yang terdiam mematung di ambang pintu.

"Astaga! Kenapa berdiri disini sih? Nggak jelas banget. Katanya lapar, ayo makan!" Luna menarik tangan kekar kekasihnya itu, namun Lucas tak bergeming juga. Dia sedikitpun tak bergerak, tak ada sepatah kata apapun yang terlontar di bibirnya. Kedua netranya menatap lurus ke arah depan dengan rahang yang sedikit mengeras. Sorot matanya memerah memancarkan sebuah amarah yang membuncah di dalam sana.

Dengan rasa penasaran yang tinggi, Luna pun mengikuti arah pandangan mata Lucas dan terkejut hebat ketika melihat Alan dan Delila duduk di depan sana. Walaupun terhalang beberapa orang, namun keduanya masih dapat terlihat dengan jelas.

Entah hal apa yang Alan ceritakan hingga membuat Delila tertawa lepas sembari menutup mulutnya dengan kedua tangan. Sedangkan Alan tak segan untuk menggoda Delila yang sedang tertawa itu. Keduanya duduk saling bersebelahan, tubuh mereka saling menempel satu sama lain, dan terlihat begitu akrab. Bagi yang tidak tahu mengenai latar belakang keduanya menikah, saat ini mereka terlihat sangat mesra. Bahkan Alan menghapus sisa air minum di sudut bibir Delila dengan ibu jarinya dan Delila melengkungkan senyumnya ketika Alan melakukan hal itu.

Baik Alan dan Delila sama sekali tak menyadari kehadiran Lucas dan Luna yang kini tengah memandang sinis pada keduanya. Seolah dunia milik berdua, Alan dan Delila tak mempedulikan keadaan sekitarnya.

"Luna, cepat buka pintu mobilnya!"

.

.

.

🌷Bersambung🌷

1
Rara Kayla
maaf Delila, Alannya lagi gila, gila karena jatuh cinta. ciu.. ciu.. ciu
Rara Kayla
masih belum menyadari jika dia mulai jatuh cinta sama Delila...
partini
ini kalau dah PD menyadari rasa masing",bisa di pastikan uler ma ular pada datang bikin esmosi
partini
dah ada rasa di antara mereka berdua ,,tapi salah faham no 1
yah dah di pastikan ini mah novel sering tahan nafas 😁😁😁😁
mbok Darmi
kalau ngga marah apa namanya oon ini alan kadang bikin emosi aja udah dibaikin malah ngelunjak kalau cemburu ngga suka delila masih mengingat Lucas ngomong dgn jujur terus terang jgn ngambekan kayak perempuan
mbok Darmi: Cemen 😂
Bilqies: dia gengsi kak takut patah hati lagi 😌
total 2 replies
Kaizy celine
Lucu banget pasangan ini🤭
ora
Gini aja bilang nggak marah. Sikap mu tadi nggak enak banget, Lan...
ora
Kasihan Delila. Alan dingin banget ....
👣
kenapa gak jujur aja, daripada dipendam sesak di dada 🤭
Kaizy celine: Salah paham kan jadinya ...
Bilqies: belum waktunya 😌
total 2 replies
Aulia's
Jodoh emang cerminan diri sendiri
pantes kalau Lucas sma Luna
Aulia's
Alan dan Delila sama2 overthinking
mbok Darmi
lucas dan luna 11-12 sdh pengkhianat tapi masih sama2 ngarep mantan ngga sadar diri banget mereka berdua semoga hukum tabur tuai segera hadir buat mereka berdua lucas dibikin bangkrut tak bersisa dan ditinggalkan Luna sedangkan luna jadikan ani2 pria tua bangkotan yg penting kaya
ora
Kamu merasa dirimu tulus? Heran sama pemikirannya😧
ora
Dih, situ nggak punya malu? Kayak jadi orang paling baik aja😏😏
ora
Pemikiran mereka sama. Merasa nyaman, tetapi menegaskan untuk nggak jatuh cinta😌😌
Bilqies: masih trauma kak 😌
total 1 replies
ora
Bolehlah dia kan istrimu🙂🙃
ora
Alan sadar nggak sih udah mulai jatuh cinta sama Delila🤭🤭🤭
ora
Permasalahan setiap perempuan🤭😁😁
👣
cerita tentang cinta setelah pernikahan 🥰
Bilqies: semoga suka dengan alur ceritanya 🤗🥰🙏
total 1 replies
👣
gak hanya kuat tp juga harus bangkit, masa lalu untuk pelajaran, masa depan untuk kebahagiaan ☺️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!