NovelToon NovelToon
Must Get Married

Must Get Married

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti Konglomerat
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ani.hendra

Johanna Kate seorang gadis cerdas yang kehilangan ibunya pada usia muda. Yohanna sama sekali tidak mengetahui keberadaan ayahnya dan mengharuskannya tinggal bersama bibinya dan Nara. Selama tinggal bersama bibinya, Yohanna kerap mendapatkan perlakuan tidak baik.
Setelah lulus SMA, Yohanna diusir. Lima tahun kemudian, Bibi Yohanna berulah lagi. Demi membayar utangnya Hanna di paksa harus menikah dengan lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya.
Bagaimana kisah selanjutnya. Apakah Johanna harus menikahi lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya.
ikutin terus yuk....
Novel ke sebelas ☺️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ani.hendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KONSEP DEKORASI

💌 MUST GET MARRIED 💌

🍀 HAPPY READING 🍀

.

.

Konsep dekorasi untuk acara perpisahan dipersiapkan sebaik mungkin. Agar semua siswa-siswi dapat mengenangnya. Konsep dekorasi dipilih dengan tema hitam putih. Terlihat simple dan menciptakan kesan bersih dan modern. Penataan panggung mereka gunakan kain putih dan hitam, balon warna senada hingga bunga plastik yang membuat suasana semakin estetik. Semua siswa-siswi di wajibkan menggunakan baju berwarna hitam dan putih.

Setelah selesai mendekorasi untuk acara perpisahan besok. Levi mengambil tasnya.

"Aku duluan...! " Ucap Levi melangkah menuju mobilnya dan meninggalkan Albert yang duduk menunggu Hanna.

"Dude...tunggu!" kejar Albert.

Levi menghentikan langkahnya. Ia berbalik menatap Albert. Ia tersenyum seperti tidak ada beban hidup. Sementara Levi memaksa wajahnya untuk tersenyum. Levi menyadari kebodohannya, kalah selangkah dari sahabatnya dalam hal percintaan.

"Kita berangkat sama-sama ya." kata Albert.

"Bukannya kau bawa mobil?"

"Aku baru menyadari bannya bocor dude!" kata Albert.

"Bocor?" Dahi Levi berkerut tidak percaya.

Albert tersenyum saat melihat ekspresi curiga Levi. Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Bukan bocor dude, tapi kurang angin." ucapnya terkekeh.

"Jadi mobilmu tinggal di sekolah?" tanya Levi lagi.

"Nanti supir yang membawanya."

Levi hanya menggeleng. "Oke, aku tunggu lima menit." Kata Levi menyisihkan lengan kemejanya untuk melihat jam.

"Itu Hanna sudah datang!" kata Albert melemparkan senyumnya kepada Hanna.

Hanna melangkah menghampiri kedua pria itu. Melihat Levi hanya menunduk, Hanna merasa tidak enak.

"Hanna, kita pulang bersama Levi. Nanti kita mampir ke restoran untuk memesan makanan besok. Bukankah begitu dude?" Albert menyikut lengan Levi yang hanya diam saja.

"Hmmm." Levi hanya menjawab dengan gumaman.

"Oke, sekarang kita berangkat." Kata Albert mengerlingkan salah satu matanya kepada Hanna.

Hanna hanya mengangguk seraya tersenyum lembut.

"Silakan nona cantik." Albert dengan sigap membuka pintu untuk Hanna.

Levi menggeleng, yang punya mobil siapa dan merasa berkuasa siapa. Levi masuk ke dalam mobil. Ia memutar kunci di dalam kontak untuk menghidupkan mesin mobilnya. Lalu memasukkan persneling untuk menginjak pedal gas untuk menjalankan mobilnya. Mereka pun meninggalkan halaman sekolah.

Dalam perjalanan Levi tidak banyak bicara. Sementara Albert terlalu banyak bicara dan semua kalimat bualan terdengar di telinganya untuk menggoda Hanna. Levi hanya bisa diam tanpa ekspresi, ia menatap lurus untuk mengejar waktu menemui pemilik restoran. Tujuan mereka adalah untuk memesan makanan untuk persiapan acara perpisahan besok.

Hanna duduk di belakang sambil menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi mobil. Ia membuang napas sambil meremas tangannya erat-erat, karena harus duduk satu mobil dengan lelaki yang terlalu baik kepadanya.

"Hanna, aku dengar kamu salah satu siswa yang terpilih mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan sekolah ke luar negeri." Kata Albert membuka pembicaraan di sana.

Hanna tersenyum samar, ia menganggukkan kepalanya kepada Albert.

"Wah...kamu beruntung Hanna. Bukankah begitu dude?"

Levi tidak menjawab, ia hanya tersenyum sambil terus memperhatikan Hanna dari kaca spion yang ada di tengah mobil.

"Levi juga akan kuliah di negara yang sama denganmu Hanna, hanya kotanya berbeda. Bukankah begitu dude?"

Levi hanya mengangguk saja. Di sini ia berusaha mencoba mengamati Hanna dalam diam.

"Tadinya aku sempat berpikir, mau ikut Levi kuliah di luar negeri. Tapi, ayah dan ibu tidak mengizinkannya. Aku harus tetap kuliah di sini dan menjadi dokter seperti yang mereka minta. Bagaimana kalau kau kuliah di sini juga Hanna? Apa kau mau?"

"Sebelumnya, terima kasih, Albert. Tapi aku tidak mungkin menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan pihak sekolah kepadaku. Aku akan mengunakan beasiswa itu sebaik-baiknya." Jawab Hanna.

Levi kembali memandang Hanna dari kaca spion. Tatapan mereka bertemu. Dengan cepat Hanna membuang wajahnya. Jantungnya seketika berdetak. Ia menghembuskan napasnya dengan pelan. Hanna terlalu gugup dengan situasi ini. Apalagi dengan tatapan Levi yang terus menguncinya. Kali ini Hanna benar-benar dibuat salah tingkah.

"Huffft.." Ia membuang napas, dan menatap ke arah jalan. "Astaga ada apa denganku?" Hanna menepuk-nepuk pipinya dan kemudian mengibas-ngibaskan tangan ke arah wajahnya

Albert melihat ke belakang dan mengerutkan keningnya, "Kenapa gelisah Hanna, apa kau kepanasan?" Tanya Albert. Sementara Levi tersenyum kecil melihat tingkah Hanna.

"Ahhh...tidak...aku tidak apa-apa." Kata Hanna dengan cepat. Ia mengembuskan napasnya. Tatapan lelaki ini tidak mau lepas darinya, meski dia hanya melihat dari kaca spion, tapi Hanna bisa merasakannya. Jantungnya masih tak bisa diam.

"Dude, tolong bujuk mommy dong, agar aku bisa satu kampus bersamamu."

"Aku juga angkat tangan jika aunty mengatakan tidak. Jawaban aunty akan tetap sama." Kata Levi.

"Ck," Albert berdecak. Dia tahu seperti apa orang tuanya. Jika katanya tidak ya, jawabannya akan tetap tidak.

"Rumahmu dimana Hanna?" tanya Albert. "Soal makanan yang mau kita pesan, nanti aku dan Levi yang akan memesannya."

"Aku turun di ujung jalan itu saja." Kata Hanna.

"Kenapa tidak langsung ke rumah?"

"Biar aku turun di ujung jalan saja." Kata Hanna lagi.

"Baiklah, kalau begitu."

Mereka larut dalam pikirannya sendiri. Sementara Albert menghidupkan audio mobil untuk mencairkan suasana. Tatapan Hanna terlihat jelas begitu kalut. Ia seperti memikirkan sesuatu dan hanya terdiam sepanjang jalan.

🔹🔹🔹🔹🔹

Setelah mengantar Hanna dan memesan makanan untuk acara perpisahan besok. Albert tidak langsung pulang. Ia masih berada di kediaman George.

"Dude..." Panggil Albert dari bawah tangga dan melangkah panjang untuk menghampiri sahabatnya itu.

"Kalian sudah pulang?" Astaga pertanyaan bodoh pastinya, jelas-jelas Levi tahu jika Albert pergi bersama Samantha tadi. Samantha meminta Albert untuk menemaninya ke supermarket terdekat.

"Baru setengah jam yang lalu."

Levi melangkah memasuki kamarnya yang diikuti oleh Albert. Ia habis berenang. Setiap sore Levi menyempatkan dirinya untuk melakukan kegiatan olahraga.

"Kau tidak pulang?" Tanya Levi seolah mengusir Albert secara halus.

"Aku beli makanan banyak untuk kita makan bersama Samantha. Dimana Samantha?"

"Dia ada di kamarnya." jawab Levi.

"Oke, aku panggil dulu ya, nanti kau bisa langsung menyusul ke dapur." Kata Albert melangkah meninggalkan kamar Levi.

Tidak sampai lima menit.

Levi sudah turun menyusul Albert dan Samantha ke dapur. Mereka belum menyadari kedatangan Levi. Levi nampak diam berdiri dengan menunggu di posisinya sambil memasukkan tangan ke dalam kantong celananya.

Mereka sepertinya bermain tebak-tebakan. Cih.. Levi tersenyum di sana.

"Samantha. Tuhan itu baik yah! Saat aku minta bunga mawar, aku diberi taman yang indah. Saat aku meminta setetes air, aku diberi lautan. Eh, saat aku minta malaikat, aku diberi sosok wanita yang cantik dan aku sangat mencintainya." kata Albert di sana.

Samantha tertawa di sana. "Cie....cie....yang lagi di lamun cinta. Apa cantiknya sama seperti aku?" Tanya Samantha antusias.

"Eheemmmm..." Levi berdehem, ia berdiri tepat dibelakang mereka.

Ke duanya refleks berbalik, dan melihat Levi berjalan mengambil tempat duduknya.

"Kak.... Makanlah! kami sudah menghabiskan setengah makanan kami."

Levi duduk tetap di depan Albert dan Samantha. Ia fokus menikmati makanannya, tanpa memperhatikan mereka yang saling tebak-tebakan itu.

"Kakak kalah selangkah dengan kak Albert. Dia nembak cewek lagi kak. Kalau kakak mana berani. Bukankah seperti itu kak Albert?"

"Bukannya Levi tak berani. Dia hanya belum menemukan yang tepat saja." Albert menimpali.

"Alaahhhh....bilang aja pemilih. Kak Levi kan tampangnya sok serius. Mana ada cewek yang mau." Samantha tertawa diujung kalimatnya.

Levi merasa jengah, ia tidak pernah merasakan suasana makan seperti ini. Karena apa? Ya karena ayahnya melarang keras bicara saat sedang makan. Levi berdecak kesal, ia meletakkan sendoknya ke atas meja dengan kasar.

"Aku tidak bisa menikmati makananku dengan baik, kalian terlalu berisik!" Kata Levi bangun dari duduknya. Ia meninggalkan Albert dan Samantha yang saling berpandangan.

"Dude, kau belum menghabiskan makananmu?" kata Albert menoleh ke belakang melihat Levi meninggalkan makanannya.

"Aku tidak berselera lagi." sahut Levi. Ia menaiki tangga menuju kamarnya. Levi sedikit membanting pintu kamarnya.

Albert dan Samantha tersentak.

"Apa yang salah dengan dia? Apa dia kesambet ya kak?" Samantha berdecak kesal.

"Kau seperti tidak tahu Levi saja. Biar aku menyusulnya. Kau lanjutkan makanmu ya!" kata Albert berjalan meninggalkan Samantha sendiri di meja makan.

BERSAMBUNG

^_^

Tolong dukung ya my readers tersayang. Ini novel ke sebelas aku 😍

Salam sehat selalu, dari author yang cantik buat my readers yang paling cantik.

^_^

1
🌠Yona Yona🌠
semangat
🌠Yona Yona🌠
jadi ingat masa masa di sekolah dulu
dulunya hanya coretan baju doang...eh pulang pulang ke rumah kena marah enyak gue.... pokoknya paling suka jaman jaman sekolah dulu 😍
🌠Yona Yona🌠
semangat
🌠Yona Yona🌠
aku suka aku suka
Cheryl Emery
penasaran
Cheryl Emery
ngapain Levi ngajak ketemuan ya 😃
Mona Seila ☑️
🥰🥰🥰🥰🥰
Mona Seila ☑️
Wah mantap levi, langsung tembak aja gak usah tunggu lagi
Cheryl Emery
tetap semangat Levi, tunjukan bahwa kamu bisa mengambil hati Hanna 😀😃
✨Margareth💫
lanjut dong Tamba seru
✨Margareth💫
semangat thor
Hosanna Feodora
up dong
Hosanna Feodora
🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Angela Catrine 💢
ayooooo semangat
Angela Catrine 💢
baca berulang-ulang gak bosan Thor
Briana Annette
semangat
Briana Annette
mantap thor
Magdalena💨
lanjut
Magdalena💨
Baru baca Uda update lagi author
suatu keberuntungan buat aku dah 😆
🎄Claudya🎄
kesal Dia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!