NovelToon NovelToon
Tobatnya Sang Ketua Mafia

Tobatnya Sang Ketua Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Cinta setelah menikah
Popularitas:772.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: chibichibi@

Max Stewart, yang merupakan ketua mafia tidak menyangka, jika niatnya bersembunyi dari kejaran musuh justru membuatnya dipaksa menikah dengan wanita asing malam itu juga.

"Saya cuma punya ini," kata Max, seraya melepaskan cincin dari jarinya yang besar. Kedua mata Arumi terbelalak ketika tau jenis perhiasan yang di jadikan mahar untuknya.

Akankah, Max meninggalkan dunia gelapnya setelah jatuh cinta pada Arumi yang selalu ia sebut wanita ninja itu?
Akankah, Arumi mempertahankan rumah tangganya setelah tau identitas, Max yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mafia 9

"Kamu, kenapa tidur di bawah?" tanya Max dengan suara beratnya. Dia mengantuk tapi juga memikirkan Arumi yang tidak mau satu ranjang dengannya.

Arumi mendongak dan langsung duduk sambil memegangi dadanya. Karena saat ini Max menatapnya dengan tajam dalam keadaan bertelanjang dada. Sontak Arumi menunduk, menjauhkan pandangannya dari penampakan yang menggetarkan itu.

"Dia itu kenapa?" batin Max tidak sadar bahwa kelakuannya yang telah membuat Arumi bertingkah aneh.

"Naiklah. Kau yang mempunyai kamar ini dan juga ranjangnya. Biar aku yang di bawah," kata Max penuh keyakinan. Walaupun sebenarnya dirinya belum pernah tidur di lantai sebelumnya. Entah kenapa, Max merasa tidak tega jika Arumi yang tidur di bawah sana.

Arumi kembali mendongak tapi cuma sekilas. Dia tak kuasa melihat sosok di hadapannya yang begitu menawan ini. Apalagi, Arumi sebelumnya tidak pernah melihat laki-laki bertelanjang dada begini. Apalagi sekilas Arumi melihat di dada, Max yang bidang itu terdapat tato yang menyeramkan.

"Tidak apa. Biar Arumi saja. Lagipula, Arumi sudah sering ketiduran di atas sajadah," kilahnya.

"Naik, atau aku yang angkat ke atas!" kecam Max tegas. Arumi langsung tersentak. Dia pun menurut kemudian meletakkan bokongnya ke sisi ranjang lainnya. Arumi langsung merebahkan tubuhnya lalu menutupinya dengan selimut hingga kepala.

Max juga kembali merebahkan tubuhnya kemudian melirik sekilas ke arah Arumi yang memunggunginya. Max, tau kalau raga Arumi saat ini sedang gemetar. Wanita itu benar-benar takut berada dekat dengannya.

Max pun meminta selimut dan bantal pada Arumi lalu pamit keluar kamar. Arumi menoleh ke arah dimana suaminya menghilang. Di saat pria itu tak ada lagi di dalam kamarnya. Arumi kembali bisa bernapas dengan normal.

"Hufh. Apa dia mau tidur di balai bambu? Ah, biar sajalah. Daripada di sini, yang ada aku tidak tidur sampai pagi," gumam Arumi.

Di depan, Max tertidur karena lelah telah menguasainya. Setidaknya ia sedikit tenang saat ini. Musuhnya takkan mungkin mengetahui persembunyiannya. Max, memutuskan mengumpulkan tenaga malam ini agar besok kembali bugar. Max, harus memikirkan bagaimana cara dia kembali ke markas dengan aman.

Malam hari di poskamling, di mana beberapa warga ronda seperti biasa. Isman mulai mengeksekusi rencananya. Ia takkan membiarkan Arumi tenang dan bahagia di atas penderitaannya. Apalagi, pria yang merupakan suami Arumi di curiga sebagai pengedar narkoboy.

"Woah, bisa-bisanya si Arumi nampung penjahat di sini. Kagak bener dah ini mah, Man. Kita kudu labrak tuh keponakannya Mustafa!" ujar salah sat ini warga yang merupakan tetua di kampung ini.

"Benar sekali itu. Bagaimanapun Arumi telah mencemari kampung kita dengan kehidupan bebasnya. Ternyata selama ini, keponakannya Mustafa itu membohongi publik dengan pembawaannya yang alim," sambung warga lainnya.

Isman tersenyum smirk ketika para warga itu termakan ucapan provokatif darinya. Mereka pun serempak akan mengumpulkan yang lainnya untuk segera melabrak Arumi.

Waktu bergerak dengan cepat.

Sementara itu, Arumi sejak subuh tadi telah berusaha keras membangunkan pria yang secara agama telah sah menjadi suaminya itu. Dia melakukan itu karena Arumi merasa memiliki kewajiban untuk mengingatkan perihal ibadah kepada, Max.

Tetapi, Max hanya menggeliat. Arumi yang tidak berani melakukan lebih dari itu pun memilih pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan dan memasak air.

Arumi kembali ke ruang tamu dengan membawa nampan. "Bagaimana pun Arum harus melayaninya," gumamnya pelan seraya meletakkan minuman teh panas dan juga omelet di atas meja. Arumi, ingat kalau suaminya itu sepertinya tidak suka makan nasi.

"Suamimu, tidak di bangunkan toh, Nduk?" tanya Mustafa, pada Arumi yang baru saja masuk kembali ke dapur.

"Sudah, Pakde. Tapi ya gitu, susah di banguninnya. Tidurnya seperti kerbau," jawab Arumi sedikit kesal.

"Jangan begitu, Nduk. Bagaimana pun dia itu suamimu. Kamu, harus menjaga nama baiknya. Dia adalah sosok laki-laki yang Allah hadirkan dalam hidupmu. Kamu bertanggung jawab atasnya. Paman tau, Arum pasti paham," kata Mustafa, menyadarkan Arumi akan kekeliruannya.

"Astagfirullah." Arumi mengusap dadanya. "Maaf ya, Pakde. Arum terbawa emosi. Padahal, ini semua adalah ketentuan dari Allah. Apapun yang terjadi pada kita, tentu tidak lepas dari kehendak-Nya," kata Arumi dengan ekspresi penuh sesal. Tidak seharusnya ia menceritakan kejelekan, Max meski kepada pamannya sendiri. Apalagi dengan nada emosi serta parahnya lagi, mengibaratkan suaminya itu bagaikan hewan.

"Ya sudah. Kamu ada jadwal ngajar pagi ini kan di madrasah," tanya Mustafa.

"Iya, Pakde. Setelah mandi dan mencuci baju, baru Arum berangkat," jawab Arumi. Dia juga akan memasak untuk makan siang dua laki-laki di rumah ini lebih dulu sebelum berangkat kerja.

Arumi juga sudah berniat membuat camilan kerupuk seblak yang bisa ia jual nanti ke anak didiknya maupun teman-teman seprofesinya.

Beberapa saat kemudian, Arumi berpamitan pada sang paman kemudian berlalu keluar rumah dengan membawa produk jualannya yang ia tenteng di tangan kiri. Sementara di bahu kanannya tersampir sebuah tas kain.

Arumi menghela napas kemudian melafazkan doa, sebelum ia melangkah menjauhi pekarangan rumahnya. Ia menguatkan mentalnya untuk menghadapi para warga yang mungkin nanti akan memandangnya berbeda dengan hari-hari sebelumnya.

"Bismillahi tawakaltu alallah. Lahawla wala kuwwata illabillah. Hanya Engkau ya Allah yang tau apa yang menjadi niatku," gumamnya sambil menutup pintu pagar rumah sederhana itu. Sementara itu, Mustafa sudah pergi ke kebun kecilnya setelah pagi membersihkan musholla. Pria berusia senja itu lebih banyak menghabiskan waktunya di tempat ibadah beberapa waktu karena memang tanggung jawabnya sebagai marbot. Sisanya dia akan ke kebun kecilnya mengurus tanaman palawija dan juga beberapa ayam peliharaannya.

Baru juga selangkah Arumi menjauh dari rumahnya, dia mendapatkan teriakan dari salah satu warga.

"Hei, Arumi!" panggil ibu-ibu dengan dasternya. Arumi pun terkejut. Dia sontak menoleh dan tetap tersenyum ramah di balik niqobnya kemudian menyapa dengan salam.

"Assalamualaikum Bu," sapa Arumi pada wanita yang merupakan ibu dari Isman. Seorang ibu, yang lamaran anak perjakanya pernah Arumi tolak. Semua karena Arumi juga tau jika Isman suka bermain judi online. Sementara di rumah dan di lingkungan kampung pria itu terkesan alim karena seringnya ke musholla. Padahal, Isman memiliki niat busuk. Bahkan uang di dalam kotak amal Mushola yang hilang adalah akibat di curi oleh pemuda itu untuk modal judinya.

Arumi, mendapatkan info tersebut dari Mustafa. Akan tetapi, Arumi memilih diam demi menjaga nama baik pemuda itu di depan kedua orangtuanya.

"Keterlaluan kamu, Rum. Kurang ajar banget kampung kita jadi tercemar begini karena perbuatan dosa kamu. Bisa-bisanya, rumah peninggalan nenek kamu ini di jadikan tempat mesum! Kamu mau bikin sial kita semua, ya!" hardik salah satu warga dengan keras. Hingga, beberapa warga yang lain pun ikut mencemooh Arumi.

Saking ramainya, sampai Max yang sedang tertidur di ruang tamu pun merasa terganggu hingga akhirnya pria itu membuka matanya.

"Apa yang terjadi dengan Arumi diluar? Kenapa dia di kerumuni warga?" gumam Max seraya menyibak tirai sedikit demi melihat ke arah luar. Matanya sampai memicing demi menghalau silau matahari.

1
Rizkaa
Luar biasa
Anita Choirun Nisa
good
gores tea
Thor jgn sampe ya max poligami
gores tea
semangat Thor ceritanya bagus ko💪👍🙏
gores tea
ah anak nya Bu nyai pasti
gores tea
ngakak😂🤭
gores tea
bacanya sambil mewek😭😭
Mak Aul: woilah kak marathon ya😁
total 1 replies
gores tea
lanjutin aja lah
gores tea
😂😂lucu max
gores tea
nanti buci juga max
gores tea
SMG cerita bagus ya
Salwati 123
Luar biasa
evni arie
Kecewa
Ratna Dewi
sensasi apa tuh
sharvik
max kt y ktua mafia yg kejam hebat tp mlwan msuh yg cm ad empat sja tdk brni bgmn in🤦🤦
Ernawawan
seru ni cerita nya
Ernawawan
iyah
Ernawawan
bagus
Sity Paslah
Luar biasa
Mak Aul: makasih akak
total 1 replies
Atik R@hma
tak tunggu ka😃😃😃
Mak Aul: langsung cus kak udah 5 bab
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!