NovelToon NovelToon
Sayangi Aku

Sayangi Aku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta / Keluarga / Putri asli/palsu / Chicklit
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: SunFlower

Sayangi aku.. Dua kata yang tidak bisa Aurora ucapkan selama ini.. Ia hanya memilih diam saat mendapatkan perlakuan tidak adil dari orang- orang di sekitarnya bahkan keluarganya. Jika dulu dia selalu berfikir bahwa kedua orang tuanya itu sangat menyayangi dirinya karena mereka yang tidak pernah memarahi bahkan menuntut dirinya untuk melakukan apapun dan sangat berbanding terbalik dengan perlakuan ke dua orang tuanya pada kakak dan adiknya.. Tapi semakin dewasa Aurora menyadari bahwa selama ini ia salah.. Justru keluarganya itu sedang mengabaikan dirinya.. Keluarganya tidak peduli dengan apapun yang ia lakukan ...


INGAT !!! Ini hanya cerita fiksi dimana yang mungkin menjadi tidak mungkin dan yang tidak mungkin menjadi mungkin..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SunFlower, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#23

Happy Reading...

.

.

.

Dika bisa mendengar isakkan samar dari depan pintu kamar Rora.

Tok..Tok..Tok..

"Rora." Panggil Dika sambil mengetuk pintu kamar Rora. "Tolong buka pintunya." Pinta Dika. "Aku mohon, tolong buka pintunya untukku."

Setelah menunggu hampir lima belas menit Dika kembali mengetuk pintu kamar Rora. "Ra.. Aku tahu kamu mendengarku. Aku mohon tolong buka pintunya untukku." Pinta Dika lagi.

"Tante apa tidak ada kunci cadangan?" Tanya Dika pada Elina lirih.

"Ah." Elina menepuk dahinya pelan. "Kenapa tante lupa sih. Tunggu sebentar, tante akan ambil dulu kuncinya." Ucapnya sambil berjalan pergi menuju kamarnya.

Elina kembali dengan membawa kunci kamar Rora lalu menyerahkannya kepada Dika. "Tante tunggu disini dulu. Biar Dika yang masuk ke kamar Rora." Ucap Dika. Ia kemudian membuka pintu kamar Rora. Hal pertama yang ia lihat adalah Rora yang duduk sambil memeluk kedua lututnya.

"Sayang." Panggil Dika setelah menutup pintu kamar Rora. Ia berjalan mendekat secara perlahan.

"Kamu sudah tahukan?" Tanya Rora lirih setelah Dika duduk di sampingnya.

"Tahu apa?" Tanya Dika.

"Tentang aku yang bukan anak kandung papa dan mama."

Dika memilih untuk tak menyahut, namun dari keterdiaman Dika Rora bisa menebak bahwa calon suaminya itu sudah tahu. Apa Dika menemuinya untuk memberitahunya bahwa ia ingin membatalkan pernikahan mereka?

"Aku tidak apa- apa jika kamu ingin membatalkan pernikahan kita." Ucap Rora pasrah. Ia sudah menyerah dan tidak lagi berharap Dika akan melanjutkan pernikahan mereka.

Dika menggeleng, "Tidak.. Aku tidak akan pernah membatalkan pernikahan ini.."

"Tapi bagaimana dengan keluarga kamu? Aku tidak ingin membuat keluarga kamu malu karena memiliki menantu  seperti ku."

"Seperti apa maksudmu?"

"Anak haram sepertiku..."

"Kamu bukan anak haram. Bahkan papa kandung kamu juga meyakini bahwa kamu adalah anak kandungnya." Potong Dika. "Papa dan mamaku sudah tahu. Bahkan mereka sudah tahu dari dulu. Dan apa kamu tahu? Saat tante Elina tadi menghubungi mereka dan memberi tahu bahwa kamu sudah tahu, hal yang pertama mereka pikirkan adalah kamu. Mereka hanya memikirkan mu. Jadi siapapun kamu bukan masalah besar untuk keluargaku. Kamu tidak perlu manakutkan apa-apa. Karena mereka itu menyayangi mu. "

Rora menatap Dika sendu. "Tapi Dik.. Keluargaku.. Keluargamu.."

Dika mengarahkan wajah Rora agar menghadapnya. "Dengarkan aku. Yang menikah itu aku bukan keluargaku. Dan yang akan aku nikahi itu kamu. Bukan keluargamu." Ucap Dika sambil menakup wajah rora.

"Keluargaku selalu menghormati apapun keputusanku. Mereka semua pasti akan menyukai kamu, mereka akan mendukung apapun yang aku lakukan . Atau kalaupun ada yang menentang pernikahanku dengan kamu aku tidak peduli. Tapi aku akan tetap memastikan mereka akan menerima dan memperlakukan kamu dengan cara yang baik." ucap Dika lagi.

Rora memejamkan kedua matanya sebentar lalu kembali membukanya. "Sekarang kamu yang dengarkan aku." Pinta Rora setelah membuka kedua matanya. "Apa kamu tahu, dengan kondisiku yang cacat ini saja aku sudah merasa tertekan untuk menjadi istrimu. Apalagi sekarang. Fakta tentang aku anak hasil pemerkosaan yang bahkan tidak tahu siapa ayah kandungku membuatku semakin tidak memiliki muka untuk bertemu dengan seluruh keluarga kamu." Ucap Rora getir.

"Kenapa kamu jadi pesimis seperti ini sih. Berhenti untuk selalu berfikiran negatif. Kamu tahukan aku sangat mencintaimu. Aku tidak akan membiarkan kamu menghadapi ini semua sendirian." Ucap Dika. "Bukankah kamu sendiri yang mengatakan akan menghadapi semua masalah bersama- sama. Aku akan selalu ada untuk kamu." lanjut Dika, ia mencoba menenangkan Rora di akhir kalimat untuk meredam kekhawatiran dan ketakutan Rora.

"Jangan terlalu peduli kepadaku.. Masa depan kamu akan lebih baik tanpa aku.."

"Eum.. Kamu tahu itu. Aku akan sangat peduli kalau itu tentang kamu karena aku sangat mencintai kamu. Aku tidak suka melihat kamu seperti ini. Keluargaku harus tau kalau aku yang berkali-kali meminta kamu untuk menikah dengan ku, aku yang membujuk mu dari kamu tidak mau, lalu ragu , lalu mau melakukannya. Mereka harus tau, kalau kamu adalah perempuan yang sangat aku tunggu. Bukan hanya karena kamu kekasih ku. Tapi karena kamu salah satu orang paling berharga dalam hidupku."

Hati Rora menghangat. Tapi apa ia sungguh masih pantas mendapatkan Dika. Apa ia masih layak untuk di cintai sebesar ini oleh Dika.

Rora mengulas sedikit senyuman "Tapi jangan terlalu keras memberitahu mereka. Jika mereka memang tidak bisa menerimaku, maka jangan paksa mereka. Karena aku yakin mereka hanya ingin yang terbaik untuk kamu." Pinta Rora.

"Hmm.. Dan yang terbaik untukku adalah kamu. Jadi aku mohon tetap disisiku." Dika beralih menggenggam tangan Rora. "Bukankah kamu sendiri pernah bilang. Tidak semua orang bisa menyukai kita. Dan kita tidak bisa memaksakan itu. Sama halnya dengan aku. Aku juga tidak suka jika ada yang ingin menggagalkan pernikahan yang sudah aku siapkan jauh-jauh hari ini. Dengan kerja keras ku."

Dika menatap kepada Rora. Ia mengusap kepala sang pujaan hati. Hati Rora terasa hangat mendengar ucapan Dika itu. Mereka memang selalu mengkhawatirkan satu sama lain. Cinta mereka setara.

"Tidak penting bagaimana pendapat orang lain tentang kamu. Karena yang terpenting untukku saat ini adalah kamu.. Aku sudah bekerja keras untuk mempersiapkan pernikahan ini untuk kamu. Aku ingin memastikan kamu akan mendapatkan yang terbaik."

Dika membawa Rora ke dalam pelukkannya lalu mencium pucuk kepalanya. "Ini belum seberapa.. Perjalanan kita masih panjang. Kita tidak pernah tahu apa lagi yang akan ada di dalam perjalanan kita nanti. Jadi ayo berjuang bersama ku."

"Aku tau." Jawab Rora.

Dika melepaskan pelukkannya lalu menggapai tangan Haechan dan mengusapnya. "Aku tidak sabar menunggu hari pernikahan kita." ucap Dika. "Tetap bersamaku.."

Rora mengangguk.

"Kalau kamu menyerah, aku tidak yakin apakah hidupku akan baik- baik saja tanpa kamu. Ra, hal terpenting dalam sebuah hubungan adalah kebersamaan. Jadi asalkan kita tetap terus bersama maka semua pasti akan baik- baik saja."

.

.

.

"Pa.. Pernikahan anak kita kurang beberapa minggu saja." Protes mama Dika. "Tidak bisa kah pertemuan ini di undur? Atau kamu bisa menyuruh salah satu karyawan kamu untuk menggantikan Dika."

"Tidak bisa ma. Mr Bryan meminta untuk bertemu dengan Dika sendiri karena proyek ini dari awal Dika yang mengurusnya." Jelas  papa Dika.

"Tapi pa..."

"Tidak apa- apa ma. Dika janji setelah pertemuannya selesai Dika akan langsung pulang." Saut Dika menuruni tangga sambil menenteng kopernya.

"Sayang.."

Dika berhenti tepat di hadapan mamanya. Ia menurunkan kopernya lalu meraih tangan Citra. "Dika janji. Dika akan segera menyelesaikannya dan segera pulang." Ucap Dika sambil meyakinkan mamanya.

"Apa kamu sudah memberitahu Rora?" Tanya Citra sambil menatap anak semata wayangnya itu.

Dika tersenyum. "Sudah ma. Dika sudah mengabari Rora." Ucapnya. "Titip calon menantu mama ya..Tolong jaga Rora. Kalau Dika tidak ada mama harus sering menjenguknya."

.

.

.

Jangan lupa tinggalkan jejak...

1
🦁 R14n@
Typo kah koq ada mark dan haechan
🦁 R14n@
Bijaksana bener nih keluarga dika sdh tak melihat phisik dan status Rora, mereka terlalu menyayangi Rora
🦁 R14n@
Bisa juga km ya rora romantis wkwkkwkk
🦁 R14n@
Jgn berpaling dik, lbh baik bersahabat sm lyra pertahankan dan yakinkan lyra jgn sampai dia membenci rora
🦁 R14n@
Kan kan salah paham kan, Rora Rora km. Pantas utk dicintai
🦁 R14n@
Salah paham nih, jgn sampai ya thor ttp dika sm rora
🦁 R14n@
Akhirnya cinta dika tdk bertepuk sebelah tangan jgn pisahkan mereka thor ttp hubungannya aman Damai, bara buat menyesal dan kesakitan krn ulah pacarnya 🫢😃
🦁 R14n@
Sedih ikut berkaca kaca
🦁 R14n@
Salah lah moso km ga sadar awas km cemburu bila dika dekat sm Rora
🦁 R14n@
Knp yq mata Rora ternyata Rora sempat kuliah dan penglihatan bagus penasaran kelanjutannya
🦁 R14n@
Sedih smoga tante dan keluarganya baik sm Rora dan diperlakukan layak seperti anak tapi aku takut jadi beban gegara buta dan apa maksud dibalik dipilihnya Rora 🤔
🦁 R14n@: Semoga tidak ya
Suanti: jgn pula di jadi kan pengemis kasian kali
total 2 replies
guest1053527528
bikin penasaran Thor siapa ya kira2 semoga yg DTG bukan pencuri hehehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!