NovelToon NovelToon
What Dorm Is This | NCT DREAM

What Dorm Is This | NCT DREAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Horror Thriller-Horror / Persahabatan / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Hantu
Popularitas:879
Nilai: 5
Nama Author: raaquenzyy

7 Jiwa yang dipertemukan dan bahkan tinggal di satu atap yang sama, Asrama Dreamer.
Namun, siapa sangka jika pertemuan itu justru membuat mereka mengetahui fakta yang tak pernah ketujuhnya sangka sebelumnya?.
hal apa itu? ikuti cerita mereka di What Dorm Is This

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon raaquenzyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 23 (Penyelidikan keluarga Noah)

Langit hari itu sudah menunjukkan warna jingga. Anak-anak sekolahan mulai keluar dan berjalan menuju rumah. Dari jendela, Noah dapat melihat tawa bahagia di setiap langkah yang mereka ambil, membuat pemuda itu merasa ingin kembali menuju masa muda di mana ia tak perlu memikirkan hal-hal rumit.

Suara pintu cafe terbuka dan sapaan dari waitress membuat Noah menoleh. Di sana, Nando baru saja datang dengan senyuman melekat di wajah tampannya.

"Kenapa, No?" tanya Nando langsung. Noah terkekeh, menyuruh Nando duduk terlebih dahulu.

"Gue curiga ke abang gue." Nando mengerutkan keningnya. "Kenapa bisa? Ada yang aneh sama kelakuan abang, lo?"

"Oke, singkatnya tadi gue sama dia saling ngobrol di kamar. Dia nanya apa yang gue lakuin, setelah gue jawab dia malah kayak intimidasi gue, dia juga bilang buat ga gampang percaya sama kak Mira kalau salah satu keluarga kita pelakunya. Hal itu yang buat gue curiga ke dia," ungkap Noah.

"Anjir susah nih, dari apa yang lo jelasin juga jujur buat gue curiga kalau abang lo ada sangkut pautnya juga. Tangannya ada tatto, No?" tanya Nando.

"Nggak ada, kayaknya. Tapi ada sesuatu yang buat gue heran setelah tau tatto dari ketua yang disebutin pak Danu tadi, Na."

"Apaan?" Tanya Nando sembari menyeruput jus alpukat yang ia duga pasti miliknya.

"Menurut lo, tatto dia ada maknanya nggak? tatto huruf 'H' sama '23 April'?" Bukannya menjawab, Noah justru kembali memberikan pertanyaan pada pemuda tampan di depannya.

"Mungkin kalo 'H' inisial anaknya, kalo engga ya inisial dia. Kalo '23 April' bisa aja itu tanggal sama bulan komunitas mereka dibentuk. Nggak tau juga sih, kenapa dah?" jelas Nando.

"Tatto '23 April' itu bulan sama tanggal lahir gue. Emang bukan cuma gue yang lahir di 23 April, tapi coba mikir, dari petunjuknya kalo pelakunya bisa aja salah satu keluarga kita, dan di antara kita semua emang ada yang lahir 23 April selain gue?" Ucapan Noah membuat Nando berpikir, benar juga, di keluarganya juga tidak ada yang lahir di bulan dan tanggal itu.

"Tapi kalo dipikir nggak mungkin juga si ketuanya dari keluarga gue, yang gue curigai kan abang gue sementara si abang kaga punya tatto di lengan apalagi pundak kanannya." lanjut Noah.

"Selamat datang." Suara sapaan itu membuat mereka menoleh. Gerakan tiba-tiba Noah yang menarik pundak Nando untuk menghadap ke jendela membuat sang empu memakinya.

"Diem, jangan sampe abang gue tau. Dia di sini, ntar kita ikutin ke mana dia pergi, itung-itung cari bukti." bisik Noah.

Noah mengintip, melihat kakaknya sedang berbicara dengan seseorang, wajah Aldo nampak seperti marah, bahkan tatapannya sangat tajam. Pria yang sedang menatap Aldo justru mengarahkan bibirnya ke telinga Aldo, membisikkan sesuatu yang Noah tak tau apa itu.

Setelah beberapa menit, keduanya keluar dari cafe. "Ayo ikutin mereka, gue yakin ada yang nggak beres," ajak Noah.

Setelah keluar dari cafe, Noah dan Nando tetap berhati hati. berusaha tindakan mereka tidak membuat kedua orang yang mereka ikuti merasa curiga.

Mobil yang dikendarai Aldo sudah melaju, diikuti oleh Noah dan Nando tanpa sepengetahuan sang pengendara mobil.

Mobil itu berhenti di gedung yang nampak sangat usang, kotor, dan sudah lama tak ditinggali. Noah dan Nando turun dari motor mereka dan sembunyi, sembari sesekali mengintip ke arah pintu masuk gudang tersebut.

"Di mana kamu simpan barangnya?" tanya seorang pria, yang usianya mungkin setara dengan orang tua Nando dan Noah.

"Di kamar saya, pak." jawab Aldo.

"Barang apaan?" bisik Nando pada Noah. Sang empunya nama hanya menggeleng, ia juga tak tau apa barang yang dimaksud oleh kakak laki lakinya itu.

Setelah beberapa saat menunggu, tak ada obrolan penting lagi yang diucapkan di antara mereka. Hanya ada canda tawa yang membuat Nando dan Noah kebingungan. sampai akhirnya, Noah memutuskan untuk mengajak temannya menuju rumah untuk mengecek barang yang ada di kamar Aldo.

Di tengah jalan, motor keduanya di hadang oleh beberapa motor, membuat mereka secara tiba-tiba harus mengerem. "Beraninya kalian masuk ke kawasan ini, kalian tau kalau tidak ada orang yang boleh masuk kesini tanpa izin?" ujar salah satu dari mereka.

"Izin ke siapa? Eh om, jalan ini punya umum, noh udah ada tulisannya." caci Nando dengan tangan menunjuk ke arah papan bertuliskan 'jalanan umum'.

"Kalian dari gedung itu, kan? Gedung itu hanya boleh di kunjungi oleh pekerja!" Sentak salah satu dari mereka membuat keduanya terkejut. "Pekerja? Emang ada apaan di sana? Diliat-liat tempat itu juga bukan pabrik." tekan Noah meminta penjelasan.

"Tempat itu kami gunakan untuk pertemuan para karyawan, tau apa kalian? Sudah sana pergi, jangan membuat kami harus bertindak keras pada kalian." Bukannya menyingkir, mereka justru menatap nyalang ke arah beberapa pria pengendara motor yang berada dihadapan mereka.

"Kalian, bandar narkoba?" tanya Nando membuat pria itu membuka lebar matanya. "Oh, maaf pak, teman saya cuma bertanya karena bapak terlihat seperti pengguna, dan pengedar," sambung Nando.

Mendengar ucapan Nando membuat mereka semua langsung menyerang ke arah dua pemuda itu. Nando dan Noah yang terkejut sontak membalas semampu mereka. Berusaha menumbangkan lawan meskipun tubuh mereka juga beberapa kali mendapat pukulan.

"Dasar bodoh!" teriakan salah satu pria yang melihat anggotanya tumbang, ia maju membawa pisau lipat ingin mengarahkan kepada Nando sebelum Noah melihat dan menarik temannya sehingga tubuh keduanya terjatuh ke aspal.

"Wah, cupu banget pak, mainnya pake pisau. Yang adil napa, gue kaga bawa apapun nih." Noah tersenyum miring, dengan napas terengah-engah setelah menumbangkan beberapa orang.

Noah maju untuk melawan pria itu, sementara Nando membuka ponselnya untuk merekam sekaligus mengambil foto dari pria yang melawan mereka.

Setelah beberapa saat, segerombol pria itu pergi tiba-tiba membuat Nando dan Noah kebingungan, namun tanpa membuang banyak waktu mereka menelepon setiap anggota dan mengajak bertemu di rumah pak Danu dengan alasan ingin menunjukkan sesuatu.

1
saijou
Senang banget bisa menemukan karya bagus kayak gini, semangat terus thor 🌟
raaquenzyy: halooo🙌🏻 semoga teruss sukaa samaa alur nya yaaa
total 1 replies
Cesar Cesar
Cerita ini mengajak saya untuk merenung tentang hidup. 🤔
raaquenzyy: haloo🙌🏻 sayaa selaku author mengucapkan terima kasih karena mau membaca cerita saya, semogaa selalu sukaa yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!