~ hadirmu membuka luka lama yang susah payah kulupakan. _azzalea jhonson.
~ berlarilah sejauh yang kau mau namun, ingat tidak ada tempatmu kembali selain kepelukanku. _Deanirta wiliam.
Bagaimana jadinya jika kenyamananmu terusik karena kehadiran seseorang dari masa lalu. Menghindar atau menyambut? Yuk ikuti kisah selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilan sastia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 23
"jam berapa selesai operasinya?" tanya leon, lelaki itu memarkirkan mobilnya di halaman parkiran rumah sakit.
"aku belum tahu, jika tidak ada kendala operasinya akan berjalan lancar" jawab azalea tanpa menoleh, wanita itu meraih tas kecilnya dan bersiap untuk keluar dari mobil.
Greppp.... Leon menarik pelan tubuh mungil azalea masuk kedalam pelukannya. "aku akan menjemputmu" bisik pelan leon ditelinga azalea.
Wanita itu mengangguk lemah. "baiklah, aku masuk dulu waktunya tinggal sedikit untuk bersiap" azalea berusaha melepaskan pelukan leon.
Cup... Leon mengecup pucuk kepala azalea. "oke. Sampai ketemu nanti" azalea kembali mengangguk lalu beranjak keluar dari mobil leon setelah lelaki itu melepaskan pelukannya.
Leon terus menatap punggung azalea hingga wanita itu menghilang di balik tembok rumah sakit. Azalea mengelus jantungnya yang sejak tadi berulah.
"dokter azalea!" azalea menghentikan langkahnya, lalu menoleh kebelakang.
Rupanya dokter suzan yang merupakan dokter anastesi itu sudah siap dan sedang berjalan kearahnya. "dokter azalea, anda dari mana?" tanya dokter suzan.
"tadi sore saya pulang kerumah" jawab azalea. Kemudian mereka pun berjalan bersama menuju ruang operasi.
Sebelum masuk keruang operasi azalea kembali ke ruangannya. Ia menggunakan waktu yang tersisa untuk kembali mempelajari tentang penyakit pasien yang akan ia operasi setengah jam lagi.
Identitas Pasien
Nama: Gita Nugroho
Umur: 25 tahun
Jenis Kelamin: Perempuan
Alamat: Jl. Kebon Jeruk No. 12, Jakarta
Nomor Rekam Medis: RN001
Riwayat Penyakit
Diagnosis: Kanker Lambung Stadium 2 (Gastric Adenokarsinoma)
Gejala:
- Nyeri perut atas
- Mual dan muntah
- Berat badan menurun
- Kesulitan menelan
Durasi Penyakit: 6 bulan
Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada
Pengobatan Sebelumnya: Tidak ada
Pemeriksaan Fisik
Tekanan Darah: 110/70 mmHg
Suhu Tubuh: 37,5°C
Denyut Nadi: 90 denyut/menit
Pernafasan: 18 kali/menit
Tinggi Badan: 160 cm
Berat Badan: 45 kg
Hasil Laboratorium
Darah:
- Kadar hemoglobin (Hb): 10 g/dL
- Kadar leukosit: 12.000/μL
Urine:
- Kadar protein: 2+
- Kadar glukosa: Normal
Imaging:
- Foto Rontgen perut menunjukkan tumor pada lambung
- CT Scan perut menunjukkan kanker lambung stadium 2
Biopsi: Hasil biopsi lambung menunjukkan adenokarsinoma
Rencana Pengobatan
Operasi: Gastrektomi parsial
Kemoterapi: 6 siklus
Radioterapi: 30 sesi
Obat-obatan:
- Antibiotik
- Analgesik
- Anti-mual
Perawatan: Rawat inap selama 14 hari
Catatan Tambahan
Pasien memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan tertentu.
Perlu dilakukan pemeriksaan alergi sebelum pemberian obat.
Pasien perlu menjalani diet khusus selama pengobatan.
Perlu dilakukan evaluasi secara berkala untuk memantau kemajuan pengobatan.
Pengobatan dan Tindakan
Operasi gastrektomi parsial dilakukan pada tanggal 24 Februari 2025.
Kemoterapi dimulai pada tanggal 8 maret 2025.
Radioterapi dimulai pada tanggal 20 Maret 2025.
Prognosis
Tingkat kesembuhan: 50-60%
Harapan hidup: 5 tahun.
Azalea terus membolak balik kertas yang da ditangannya. "dok. Semuanya sudah siap" azalea mendongak melihat suster inah sudah berada di depan mejanya. "baik inah, mari kita pergi" jawab azalea menutup map lalu ia bangkit dan menuju ruang operasi.
Sebelum masuk azalea terlebih dahulu memakai pakaian operasi dan mensterilkan dirinya sendiri. Rupanya disana semua anggota operasi sudah siap. "silahkan dok" ucap gea yang merupakan dokter radiologi itu, membuka pintu dan mempersilahkan azalea masuk kedalam.
"terima kasih, dokter gea" ucap azalea tersenyum lalu melangkah masuk.
Azalea memasuki ruang operasi dengan percaya diri, menyambut pasien yang sudah terbaring di meja operasi. Ia memeriksa peralatan dan memastikan semua siap.
"Suster Inah, apakah semua persiapan sudah lengkap?" tanya Azalea.
"Semua siap, Dokter," jawab Suster Inah.
Azalea mengenakan sarung tangan bedah dan memulai operasi.
"Anestesi, Suzan, silakan mulai," perintah Azalea.
"Baik, Dokter," jawab Suzan.
Saad, anestesiolog, memantau kondisi pasien. "Pasien sudah siap, Dokter Azalea."
Azalea memulai operasi dengan fokus dan presisi. Suster Inah membantu memantau peralatan dan kondisi pasien.
"Tekanan darah pasien stabil, Dokter," kata Suster Inah.
"Baik, terus pantau," jawab Azalea.
Suzan memantau anestesi, "Kadar oksigen pasien normal, Dokter."
Saad menambahkan, "Kondisi pasien stabil, Dokter Azalea."
Tiba-tiba, monitor pasien berbunyi.
"Apa ini?!" Azalea terkejut.
"Tekanan darah pasien turun!" seru Suster Inah.
Azalea tetap tenang dan profesional. "Suster Inah, berikan oksigen tambahan! Suzan, naikkan kadar anestesi!"
Tim operasi bekerja cepat dan terkoordinasi. Azalea memeriksa kondisi pasien dan melakukan intervensi yang tepat.
"Tekanan darah pasien stabil kembali," kata Suster Inah.
"Baik, lanjutkan pemantauan," perintah Azalea.
Operasi berlanjut tanpa hambatan. Azalea berhasil mengangkat tumor lambung pasien.
"Operasi sukses!" seru Azalea.
Tim operasi bersorak dan merayakan keberhasilan meski sempat panik dan jam operasinya bertambah. Namun, itu tidak masalah selagi pasien selamat semua bisa bernafas lega.
Azalea keluar dari ruang operasi dengan wajah lelah namun lega. Ia disambut oleh keluarga pasien yang cemas dan tegang.
"Dokter, bagaimana kondisi adik saya?" tanya kakak pasien dengan khawatir.
Azalea tersenyum. "Operasi berjalan sukses. adik Anda akan segera pulih."
Ibu pasien menangis lega. "Terima kasih, Dokter. Kami sangat berterima kasih."
Azalea memeluk ibu pasien. "Semuanya akan baik-baik saja. Kami akan merawatnya dengan baik."
Keluarga pasien terlihat lega dan berterima kasih. Azalea kemudian meminta suster untuk membawa keluarga ke ruang tunggu.
Azalea merenggangkan otot-ototnya yang lelah setelah melakukan operasi. Ia menghela napas dalam-dalam, merasa lega karena operasi berjalan sukses.
Saat memasuki ruangannya, Azalea melepaskan jas putihnya dan duduk di kursi. Ia memijat mata yang terasa lelah.
"Ah, akhirnya selesai," katanya pada dirinya sendiri.
Tiba-tiba, ada ketukan di pintu. "Masuk!" seru Azalea.
Leon masuk dengan senyuman yang terus mengembang di bibirnya. "Selamat yah operasimu sukses" ucap leon memberikan buket bunga mawar biru kearah azalea.
Azalea terkejut dan tersenyum, menerima buket bunga mawar biru yang indah. "Terima kasih, Leon! Kamu terlalu baik."
Matanya memandang bunga itu, merasa hangat dan bahagia. "Mawar biru, warna favoritku!"
Leon mendekati, suaranya lembut. "Aku tahu. Aku selalu memperhatikan hal-hal kecil tentangmu, Azalea."
Azalea merasa jantungnya berdegup kencang, selalu saja leon mampu membuatnya terbang ke atas awan.
Azalea melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul sembilan malam. "kita pulang" ucap azalea ia memasukkan barang barangnya kedalam tas kecil yang selalu ia bawa bawa.
"tunggu" leon berjalan mendekati azalea kemudian lelaki itu memeluk dan mengangkat tubuh mungil itu. Kemudian , mendudukkannya diatas meja kerja azalea. "ada apa?" tanya azalea gugup.
"terima kasih telah memberiku kesempatan" ucap leon kemudian ia meraih kotak kecil dari sakunya. Rupanya itu sebuah kalung yang sangat cantik. Lelaki itu dengan lembut memasangkan di leher jenjang azalea. "cantik" puji leon.
Azalea meraba lehernya. "makasih" ucap azalea.