NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Tawanan Tuan Muda

Menjadi Istri Tawanan Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta Paksa
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Anggraini 27

*"Ah ... ampun, Kak. U-udah! Naya ngakuh, Naya salah."*


Masa remaja yang seharusnya dilalui dengan ceria dan bahagia, mungkin tidak akan pernah dialami dengan gadis yang bernama Hanaya Humairah. Gadis cantik yang lemah lembut itu, harus terpaksa menikah dengan Tuan muda dingin nan kejam.

Demi menyelamatkan ibunya dari tuduhan penyebab kematian mama dari sang tuan muda, ia rela mengorbankan kebahagiaannya.

Akankah Gadis itu bisa menjalani hari-harinya yang penuh penderitaan.
Dan akankah ada pelangi yang turun setelah Badai di kehidupannya.

Penasaran ...?
Yuk ikuti kisahnya ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggraini 27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 25

Sampai di rumah sakit. Naya yang khawatir dengan keadaan Malik, tidak bisa tenang. Dia terus berjalan ke sana ke sini. Menunggu keadaan Malik, yang sedang ditangani oleh dokter di dalam sana.

Tidak lama pintu pun terbuka, dengan menampakkan seorang dokter yang baru keluar dari ruangan Malik.

"Dok, Dokter ... bagaimana keadaan Kak Malik?" tanya Naya yang langsung menghampiri Dokter tersebut.

"Tenang dulu ya. Pasien di dalam sudah siuman. Lukanya sudah kami tangani, untung pasien tidak mendapatkan luka dalam, jadi tidak berdampak fatal baginya," terang Dokter itu sambil tersenyum, karena melihat Naya yang sangat khawatir.

"Terima kasih, Dokter. Apakah sekarang saya boleh menjenguk?" tanya Naya harap.

"Boleh, tapi jangan banyak bicara dengannya ya. Karena dia masih perlu banyak istirahat lagi," ungkap Dokter itu.

"Baik, Dok. Kalau gitu saya permisi masuk sebentar," ujar Naya.

Dokter itu pun mengangguk sebagai balasan dengan tersenyum. Lalu pergi dari hadapan Naya.

Pintu pun terbuka, menampakan seorang yang lagi terbaring lemah di atas brankar.

Dengan langkah pelan dan pasti. Naya pun berjalan mendekati Malik berada.

"Kak ...," ucap Naya yang sudah berdiri di hadapan Malik yang terbaring, memiringkan wajahnya membelakangi Naya.

"Mana Gery?" tanya Malik yang sudah membalikkan wajahnya, menghadap Naya.

"Kak, kak Gery masih di kantor polisi. Mengurus preman-preman itu," jelas Naya yang menunduk.

"Cepat, suruh dia segera kemari. Gue udah gak betah di sini. Suruh dia gegas urus ke pulangan gue," tutur Malik.

"Ta-tapi, Kak. Kakak kan baru diobati, dan lagian juga ... Kakak mesti perlu banyak istirahat kata Dokter," terang Naya sedikit gugup.

"Huhff ... gue gak suka di sini! Pokoknya lo harus cepat suruh Gery bawa gue pulang dari sini! Aw ...."

Malik pun meringis, merasakan sakit di bagian perutnya. Saat dia berucap terlalu lantang dan banyak.

"Kak ... Kak Malik gapapa?" tanya Naya yang khawatir, ingin menyentuh Malik. Saat Malik meringis kesakitan.

"Gak, gue gapapa. Lebih baik, Lo cepat hubungi Gery!" seru Malik, yang menepis tangan Naya.

"Ta-tapi, Kak ...."

"Loh gak dengar! Sss ...." Lagi-lagi Malik berdesis, merasakan sakitnya.

"I-iya, Kak. Kalau gitu ... Naya pinjam hp kakak sebentar, ya." Naya pun langsung mengambil hp Malik yang berada di atas nakas. Kemudian dia keluar, untuk menghubungi Gery.

Setelah selesai. Naya pun kembali masuk keruangan Malik lagi.

"Sudah?" tanya Malik.

"Sudah, Kak. Sekarang kak Gery masih di perjalanan, sebentar lagi sampai ke sini," terang Naya.

"Hmm, bagus," balas Malik singkat.

"Em ... Kak," ucap Naya sedikit ragu, yang sudah duduk di samping Malik.

"Apa?" tanya Malik, yang melihat keraguan di wajah Naya untuk berkata.

"Cepat katakan," lanjut Malik, saat Naya tak kunjung bersuara.

"Emm ... itu. Kak, kak Malik kenapa kok malah korbani nyawa kakak untuk Naya?" tanya Naya yang langsung menunduk. Saat melihat Malik menyipitkan matanya.

"Hh ... Lo gak usah ke PD-an. Gue  korbani nyawa gue. Bukan untuk selamati, Lo! Tapi nyawa lo gak pantas untuk dihabisi orang lain selain gue. Camkan itu!"

Deg.

'Segitu ingin kah kamu ingin menyiksaku? Hingga nyawaku tak kau biarkan dihabisi orang lain,' batin Naya meringis pilu.

Menengadahkan kepalanya ke atas. Agar tidak menitihkan air mata.

"Ngapain lo liat ke atas. Ada yang lo cari?" tanya Malik yang bingung melihat tingkah Naya.

Menghirup udara. "Eh, em ... itu, Kak. Aku liat di atas ada cicak apa enggak. Soalnya Naya mau suapi kakak makan dulu. Takutnya kalo ada cicak, entar masuk ke makanan pula," alibi Naya yang langsung mengambil makanan Malik, yang sudah terletak di atas nakas. Segera Naya ambil dan ingin menyuapi Malik.

"Hmm, biar gue aja," tolak Malik yang mengambil alih, saat Naya ingin menyuapinya.

Namun ...

"Sss ...." desis Malik, yang merasa sakit lagi. Saat dia bergerak terlalu banyak.

"Udah, Kak. Sini! biar Naya aja yang bantu suapi kakak. Lagian kak Malik juga masih sakit, 'kan?" Naya pun kembali mengambil alih menyuapi Malik.

Malik pun hanya bisa pasrah dan menurut. Karena apa yang dibilang Naya itu benar.

Selagi Naya menyuapi Malik. Dia hanya menurut, dan memandangi wajah Naya yang menunduk.

'Sebenarnya lo itu baik. Tapi sayang, lo terlahir dari ibu yang gue benci," batin Malik tersenyum miris.

"Udah, gue udah kenyang," ucap Malik, saat Naya ingin menyuapinya lagi.

"Loh, tapi ini masih banyak, Kak," ungkap Naya.

"Gue gak selera. Kalo lo mau makan,  abisi aja sama, Lo!" tukas Malik.

"Em ... tapi ini kan makanan kakak," ucap Naya hati-hati, sambil mengigit bibir bawahnya harap-harap cemas.

"Terus kenapa? Lo jijik sama bekas gue," cetus Malik.

"Eh, bukan. Bukan gitu, Kak. Maksud Naya. Naya memang gak suka makanan rumah sakit, soalnya gak ada rasa," terang Naya.

"Hh, lo tau kan gak ada rasanya. Jadi ngapain nyuruh gue buat makan lagi."

"I-iya, kak. Maaf! Nanti biar Naya minta kak Gery buat bawakan makanan untuk Kak Malik," lanjut Naya.

"Gak perlu! lagian juga. Gue kan udah bilang, gue mau pulang. Bukan terus berada di sini!" tegas Malik. Yang membuat Naya tidak mau berkata apa-apa lagi, percuma di kasih saran. Tapi tetap aja gak terima.

"Huhff ...." Naya hanya bisa membuang nafasnya pelan.

"Lo sendiri, apa udah makan dari tadi siang?" tanya Malik, yang melihat

wajah Naya tampak pucat.

Naya tidak tau harus menjawab apa. Dia hanya menunduk, dan mengatupkan mulutnya rapat.

"Kalo lo belum makan, makan dulu sana! Jangan buat gue pusing deh," ujar Malik yang sedikit kesal.

Lagi-lagi Naya hanya diam, tidak bisa menjawab.

'Kalo aku punya uang, pasti aku udah cari makan, Kak. Tapi salahnya sepeser pun aku tak punya,' batin Naya meringis pilu.

Melihat Naya terus menunduk tanpa berkata pun, membuatnya semakin jengah. Hingga akhirnya dia baru paham, kalau istrinya tersebut tidak punya uang, untuk membeli makanan.

Malik pun hanya mendesah, membuang nafasnya.

"Ambil uang di dompet gue!" Malik menunjuk dompetnya yang tergeletak di atas nakas. Menyuruh Naya untuk mengambil beberapa uangnya.

"Hah ... "

Bersambung ...

1
partini
best
partini
semangat 💪 Thor i vote
partini
up lagi Thor bagus ceritanya
Anggraini 27: Terima kasih menyukai cerita Naya. Sebentar lagi up ya/Smile/
total 1 replies
Nuriati Mulian Ani26
keten
muna
lanjut trss thor
muna
lanjut
Anggraini 27: sudah up ya.
terima kasih sudah menjadi pembaca setia Naya dan Malik😍
total 1 replies
muna
kok gak up sih thoor
Tóc tém^^~
Mantap banget nih ceritanya, bikin ketagihan!
Anggraini 27: Terima kasih/Smile/
ikutin terus ceritanya ya/Kiss/
total 1 replies
Nami/Namiko
Bikin gelisah, tapi enak banget rasanya. Tungguin terus karyanya ya thor.
Anggraini 27: Terima kasih /Smile/
ikutin terus ceritanya, ya/Kiss/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!