Kisah dua orang sahabat yang dipertemukan kembali setelah mereka berpisah dari pasangan masing-masing !
Gadis Ayudia Zahira terpaksa menuruti permintaan Ibu dari sahabatnya untuk menikah dengan putranya.
Karena sang Ibu merasa sudah tidak mempunyai waktu yang lama di dunia ini.
Dipertemukan di usia yang tak lagi muda, apakah mereka bisa menumbuhkan benih-benih cinta, atau akhirnya berpisah seperti sebelumnya !
Yuk, ikuti terus ceritanya !
Jangan Lupa Like & komen setelah membaca, Terimakasih!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquarius97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DESAINER DADAKAN
sesampainya di rumah sakit Alan mengikuti apel pagi rutin seperti biasanya.
Jadwalnya hari ini hanya berkonsultasi dengan beberapa pasien.
Sedangkan dilain tempat Gadis sedang sibuk-sibuknya bersama klien yang meminta dibuatkan gaun pengantin.
Dan ini adalah pengalaman pertama untuknya.
Gadis bertemu dengan Aletta dua minggu yang lalu.
Saat itu Aletta yang sedang terburu-buru masuk ke dalam restoran tanpa sengaja menabrak Gadis.
Map di tangan Gadis terjatuh membuat kertas di dalamnya berhamburan. Aletta meminta maaf dan di saat ia membantu Gadis memunguti kertas-kertas tersebut Aletta melihat banyak desain gaun pengantin yang cantik-cantik.
Aletta yang kebetulan akan menikah, meminta Gadis untuk membuatkan nya beberapa gaun.
Gadis sangat terkejut dengan permintaan Aletta pasal nya ia menggambar desain-desain tersebut karena iseng saja. Gadis menegaskan kepada Aletta bahwa dirinya bukanlah seorang desainer.
Namun Aletta tetap kekeh meminta Gadis untuk membuatkan gaun di hari spesial nya nanti, ia yakin Gadis mampu.
Setelah berfikir beberapa hari dan selalu diteror Aletta, akhirnya Gadis menyanggupi.
Dan disinilah mereka sekarang, di restoran yang sama saat pertama kali bertemu.
"Apakah anda sudah lama menunggu nona Aletta?" Gadis mengulurkan tangan mengajak
klien nya berjabat tangan
Aletta pun berdiri dan menyambut tangan Gadis "Lumayan nona Gadis sudah sekitar 15 menit yang lalu"
"Duduklah" Aletta mempersilahkan
Gadis tersenyum mendengar panggilan Aletta
"Nyonya lebih tepatnya, saya sudah menikah nona hehehe"
"Ohh ya?" Aletta menutup mulutnya
"Tapi kamu masih terlihat seperti gadis"
pujinyaa lagi
"Saya memang Gadis nona" jawabnya bercanda
"Oh ayolah, tidak usah terlalu formal panggil Aletta saja aku lebih nyaman. Bahkan kita bisa jadi teman kan.?"
"tentu, tetapi jika di depan umum kita kembali formal yaa"
Aletta mengangguk, kemudian mereka mulai fokus membahas desain gaun.
Pernikahan Aletta akan dilaksanakan 3 bulan lagi.
selesai menentukan desain gaun yang ia ambil Aletta buru-buru pamit kepada Gadis karena masih ada urusan.
Gadis menyeruput cofee late nya
"Bismillah, semoga 3 bulan waktu yang cukup untuk membuat 3 gaun"
Ini merupakan tantangan baru di hidupnya,
membuat gaun dari hasil rancangannya sendiri.
Gadis membereskan kertas-kertas dimeja dan bergegas keluar dari restoran.
Tujuan selanjutnya mencari kain untuk bahan gaun Aletta. Gadis tidak mau membuang-buang waktu karena Aletta sudah memberikan DP yang lumayan.
Ia bertekad akan melakukan yang terbaik dan tidak akan mengecewakannya.
Gadis tidak sendiri ia menjemput asisten nya terlebih dahulu ke konveksi miliknya.
***
Waktu makan siang telah tiba, Alan masih berada di ruangan nya. Ia meraih ponsel dan mengirim pesan kepada istrinya.
"Jangan lupa makan siang dis" Send
10 menit belum ada balasan dari Gadis, Alan masih setia memandangi ponsel nya.
Tiba-tiba saja ia teringat kejadian tadi pagi, dimana Gadis dengan berani membuka bajunya di depan Alan, juga disaat akan pergi Gadis juga mencium tangannya.
Memikirkan itu jantung Alan menjadi berdetak lebih cepat, ia jadi membandingkan Gadis dengan mantan istrinya.
Jika di fikir-fikir dulu Dinda tidak pernah melakukan tugasnya sebagai istri selain hanya melayani nya di ranjang saja.
Alan semakin mengagumi Gadis, ia tidak menyangka seorang gadis yang dulunya bar-bar ternyata bisa melayani suami dengan baik.
Meskipun belum melayani nya di ranjang setidaknya Gadis selalu melakukan yang terbaik menurut nya.
Ia berusaha memasak setiap pagi untuknya, selalu melayaninya di meja makan. Padahal jika di fikir Gadis juga seorang wanita karier, namun ia tidak meninggalkan kewajibannya.
"Tapi kenapa tadi dia melakukan itu? Apa dia sudah mulai menerimaku sebagai suami?"
fikirannya mulai menerka-nerka
Disaat Alan sedang asik melamun terdengar suara ketukan pintu.
"Masuk" ucapnya sambil memasukkan ponsel ke dalam saku jas.
Ternyata Raina, perawat yang sedang magang di rumah sakit tersebut.
Raina diam-diam memendam perasaan kepada dokter Alan, ia selalu mencari celah untuk dekat dengan Alan.
Raina pula yang dilihat Gadis tempo lalu saat sedang asyik berbincang dengan Alan di koridor.
Raina membuka pintu,
"Dokter sudah waktunya makan siang, mau di belikan apa mau langsung ke kantin?" tawarnya
"Terimakasih sebelumnya Raina, tapi saya membawa bekal dari rumah" bohong Alan.
"Baik dok, kalau begitu saya permisi"
Raina pun undur diri dan menutup pintu.
Sebagai mantan playboy saat remaja Alan cukup peka dengan perasaan Raina.
Ia tidak mau membuat Raina berharap apapun kepadanya, hubungan nya dengan Gadis saja entah mau dibawa kemana.
...****************...