[Sedikit Dewasa karena mengandung unsur Liberalisme. Cerita ini juga mengandung Romance dan Action]
Dua gadis dengan wajah identik dan kepribadian berbeda dipertemukan di tengah hujan yang mengguyur Kota Roma. Demi menyelidiki hubungan di antara mereka pun bertukar tempat. Pertukaran identitas ini membawa mereka bertemu dengan Gionardo Alano mafia tampan nan kaya raya serta Dominic Acardi, teman sekolah yang menaruh rasa pada salah satu dari mereka. Cerita mereka bergulir di antara banyaknya musuh yang mencoba menyerang membuat bahagia jauh dari genggaman. Bagaimana kelanjutkan kisah mereka? Simak cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Calistatj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Musuh
Serena sangat malas bangun di pagi buta dan bersiap - siap untuk ke sekolah. Kenapa dia mudah tidur malam tapi sulit bangun pagi? Di pagi hari Serena merasa dia harus mengumpulkan nyawa - nyawa yang pergi kemana - mana ke tubuhnya sendiri.
“Serena! Sampai kapan Mamma harus membangunkanmu” Lena masuk ke kamar Selena dengan tablet di tanganya dan kacamata di puncak kepalanya.
“Aku tidak suka bangun pagi” Serena berbalik dan memejamkan matanya. Dia hanya ingin kembali tidur.
“Serena, bangun. Jangan membuat Mamma marah”
Serena membuka matanya “Baiklah aku bangun” Katanya terpaksa.
Lena baru beranjak pergi meninggalkan kamar putrinya setelah Serena masuk ke kamar mandi, mencegah Serena kembali masuk ke alam tidurnya.
Serena mengambil celana abu berbahan kulit dan jaket tebal berwarna bata. Merapikan rambut panjang warna eboni dan menyapukan lipbalm di sekitar bibir cantiknya. Cuaca dingin membuat bibir menjadi kering.
Di dapur dia mencium wangi bawang putih dan mentega yang menggoda. Ibunya menyajikan garlic bread dan segelas susu almond untuk sarapan.
Serena segera memakan sarapannya. Dia merasa membutuhkan tenaga untuk menghadapi Gavino dan teman - temannya yang pasti tidak akan mudah melepaskan Serena yang jelas - jelas sudah menantang mereka. Sejak hari pertama kedatangnya di sekolah itu.
“Bagaiman sekolahmu?” Tanya Lena memecah keheningan.
“Baik”
“Kau suka?”
“Suka sekali, sangat menyenangkan” Serena menggigit rotinya dan menikmatinya seolah itu makanan terakhirnya.
“Mamma akan mengantarmu ke sekolah”
Lena mengantar Serena ke sekolah dan menurunkannya di depan pintu masuk. Setelah mengecup kepala Serena, Lena memacu mobilnya meninggalkan sekolah..
Serena berjalan dengan santai ke dalam sekolah - menuju kelasnya. Sebelum masuk kelas Serena mendengar suara tangisan perempuan dari kamar mandi wanita yang tertutup. Karena memiliki rasa penasaran yang tinggi. Dia membuka pintu kamar mandi dan mendapati seorang lelaki sedang mencengkram dagu seorang wanita dan membuka kancing kemejanya.
“Apa yang kau lakukan?” Tanya Serena sambil memandang mereka.
Dia bisa saja membiarkan kejadian ini jika wanita itu tidak menangis seolah sangat terpaksa. “The famous Serena” Kata si lelaki sambil menghempas dagu wanita yang di pegangnya dan berjalan mendekati Serena.
“Bukankah Gavin sudah memperingatkanmu untuk berhenti mencampuri urusan orang lain?” Lelaki itu berjalan menghampiri Serena yang ada di ambang pintu dia mengangkat tangannya ingin menampar Serena, tapi gadis itu segera menghindar. Serena mencengkram kerah lelaki itu dan menendang selangkanganya sebanyak tiga kali, lalu mendorongnya ke dalam kamar mandi hingga terjatuh
“Kau bukan apa - apa” Serena mengalihkan tatapannya kepada gadis yang masih mengelap air matanya “Keluarlah dan masuk ke kelasmu”
“Woaaa” Dom tiba - tiba sudah berdiri di samping Serena yang ada di ambang pintu “Apa kau akan memberantas semua kejahatan yang ada disini?”
“Aku hanya tidak akan menutup mata pada hal yang salah” Ucap Serena sambil berjalan meninggalkan kamar mandi.
“Serena, mengacaukan segala yang sudah biasa terjadi disini akan membawamu dalam bahaya” Dom mengingatkan.
“Hal seperti tadi biasa terjadi?” Serena menaikan sebelah alisnya.
“Ya, pelecehan dari Gavino dan temannya biasa terjadi” Jawab Dom.
Wajah Serena menegang “Kalau begitu tak akan kubiarkan dia melakukan apa pun”
“Gavin sungguh akan menganggapmu musuh dan tak akan membiarkanmu”
“Anggap saja begitu, karena aku akan menggagalkan semua rencana jahatnya” Alih - alih bisa belajar dengan tenang Serena malah repot menyelamatkan orang - orang tak pantas ditindas “Mereka tidak pantas di perlakukan seperti itu” Lanjut Serena. Serena sangat mengerti dampak dari pelecehan seksual kepada korban.
“Kau benar - benar akan menempatkan dirimu dalam bahaya?” Kata Dom tak percaya.
“Ya”
“Kalau begitu aku akan ada di sisimu, untuk membantumu”
Serena memberi senyum singkat lalu meninggalkan Dom dan masuk ke kelasnya. Julia memanggilnya untuk duduk di sebelahnya.
“Aku mendengar kau menghajar teman - teman Gavino?”
“Mereka mengganggu jalanku”
Julia membuka mulutnya dan menutupnya lagi “Itu adalah peringatan, mereka mengancammu”
“Ya, tapi aku tidak takut”
“Berhati - hatilah Serena, Gavin sangat hebat, jika tidak semua orang tidak akan tunduk dan takut terhadapnya”
“Mammaku bilang ini adalah sekolah terbaik di Roma, tapi benarkah orang - orang seperti Gavino membuat sekolah ini mnejadi yang terbaik?”
“Sekolah ini terbaik, tapi kau tahu kan selalu ada sampah di dalam tempat terbaik sekali pun.
Serena mengerti apa maksud Julia dan hanya mengangguk - angguk.
***
Di jam makan siang Serena melihat Gavino berjalan bersama gerombolannya dan dia duduk di depan Serena yang sedang meminum kopi bersama Julia. Julia langsung ciut.
“Bukankah aku sudah memintamu untuk tidak mencampuri urusanku?” Kata Gavino dengan tatapan tajam.
“Aku tidak akan membiarkanmu menindas orang tidak bersalah”
“Hahahaha, mereka bersalah karena membiarkan diri mereka sendiri ditindas. Tawaranku masih sama, tidur denganku dan aku akan mengampunimu?”
Serena sama sekali tidak menundukan wajahnya .Dia balik memandang Gavino “Aku tidak memerlukan pengampunanmu, memang kau pikir siapa dirimu?”
Gavino menganga tidak percaya dengan kalimat gadis itu “Kau akan menjadi musuhku, Serena dan akan aku pastikan kau menggantikan penderitaan mereka!”
“Lakukan yang kau mau, aku bisa membela diriku sendiri”
“Hahahaha, baiklah. Siap - siap” Gavino melangkah meninggalkan Serena
“APA YANG KAU LAKUKAN?” Julia memekik tidak percaya dengan kelakuan Serena “Apa kau sadar kalau dirimu wanita? Kau pasti tidak memiliki kekuatan seperti mereka”
“Aku tidak peduli” Serena menyesap kopi panasnya. Dia berusaha mati - matian menghilangkan rasa takutnya selama ini, ancaman seperti itu tidak akan mungkin membuatnya gentar.
Km jg semangattt