Kekasih Misterius

" Aduh kepala ku. "

Suara anggun terdengar membuat dua pasangan suami istri itu langsung berlari ke arah anggun. Wajah Meraka yang sejak tadi khawatir langsung lega.

" Kamu tidak apa apa kan gun, ada yang sakit! Bilang sama ibu dan bapak. " Buk Tanti memegangi tangan anggun, membawanya untuk duduk.

Anggun masih belum sadar apa yang terjadi. Jadi saat ada ibu dan bapaknya dia mengerutkan keningnya heran.

" Bapak dan ibu ngapain di sini? "

Wajah kedua pasutri itu kawatir. " Kamu tidak hilang ingatan kan gun? " Bukan pak Sapri yang berwajah cemas. Buk Tanti juga semakin menatap intens anggun membuat anggun risih sendiri. Apa ada yang salah pada dirinya.

Buk Tantik menoleh pada suaminya" mas! Alfred berkata anggun dan Tasya tidak terjadi apapun, tapi kenapa anak kita hilang ingatan."

Dia memegangi kepalanya anggun dan mengetuk kepalanya.

" Ibu apa apaan sih. " anggun menyingkir tangan ibu nya ini. Wajahnya meringis kesakitan, bisa bisanya kepalanya di ketuk kayak pintu.

Buk Tantik tidak menyingkir dia malah memegangi kedua bahu anggun. " Gun kamu beneran melupakan apa yang terjadi? Jawab sama ibu! "

Anggun terdiam. Ekspresi wajahnya terlihat mikir Dengan keras. Klau dia menatap ibu dan bapaknya. Mulutnya sudah ingin mengatakan sesuatu tapi buk tantik Dengan secepatnya kereta api langsung memotongnya.

" Bener mas! Ini bener! Pasti anggun hilang ingatan! Dia memang mengingat kita tapi dia melupakan kejadian bocah gila itu. Aku menyesal telah membawanya mas..."

Pak Sapri ingin mengatakan sesuatu juga langsung bungkam mendengar buk Tantik yang kembali membuka mulut.

" Anak tidak tau diri itu bisa bisa ingin mencelakai anak kita dan Tasya. Mas kita harus memberi perhitungan padanya. Anak tidak tau di untung. Kenapa aku bodoh sekali menampung anak seperti. Perduli setan dengan dengan anak adikku. Kalau bukan masih di bawah umur pasti udah aku coblos kan anak itu ke penjara. Kecil kecil sudah berani membuat kriminal. Kalau bukan ada Alfred mungkin anggun dan Tasya tidak jadi manusia karena psikopat kecil itu. Bener bener mengerikan sekali. "

" Apa jangan jangan dia juga yang membunuh adik kandung ku dan adik ipar? Ini bener bener tidak bisa di biarkan. " Buk tantik berdiri dengan emosi yang meluap luap.

Anak dan bapak tadi hanya menatap polos ibu atau istrinya yang berkoar-koar bak orang kesurupan. Tapi setelah melihat buk tantik yang berdiri barulah mereka sadar.

" Ibu ibu tenang! Aku baik baik saja! Aku sehat! Aku ingat. "

Suara anggun membuat buk Tantik kembali duduk. " Kamu beneran tidak hilang ingatan kan? Kamu tidak ada yang terluka, seperti luka dalam gitu. "

Anggun Menghela nafas. " Beneran buk gak ada! Aku baik baik saja. "

" Kalau kamu ingat ceritakan pada kami apa yang di ceritakan Alfred bener adanya. "

Walaupun pak sapri yakin Alfred tidak bohong. Karena mereka melihat kejadian akhirnya saja. Dia saat pulang dari pasar mereka mendengar ada benda jatuh di kamar anggun. Saat mereka ke sana langsung di kejutkan dengan keadaan yang berantakan.

Alfred berkata. " Dia ingin mencelakai Tasya dan anggun. " Menunjuk arah Elsa yang tergeletak tak sadarkan diri.

Awalnya mereka ingin membantah tapi melihat keadaan seperti ini mana mungkin mereka tidak percaya. Apalagi ada pisau yang bernoda darah. Luka itu tidak tau milik siapa tapi itu pasti luka di antara mereka bertiga.

Setelah mengamankan Tasya dan anggun. Dan memeriksa bahwa mereka tidak memiliki luak sedikit pun membuat mereka sedikit lega. Tapi tiba-tiba Alfred datang bahwa dia sengaja membawa Elsa ke rumah sakit jiwa karena kejiwaan yang terganggu. Dia bahkan dengan santai menggores tangannya sendiri.

Mereka antara percaya dan tidak percaya tau kalian Alfred yang mengatakannya mau tidak mau mereka percaya.

Tanpa mereka ketahui, sebenarnya Elsa itu memang seorang psikopat kecil, sejak kecil sudah suka membunuh binatang kecil. Melihat darah yang mengalir di tubuh hewan kecil itu. Dia merasakan kepuasan di sana. Seiringnya waktu Elsa malah ingin lebih dan bermula dari orang tuanya.

Alfred sendiri tau Elsa bukan sengaja menyakiti diri sendiri di saat kejadian itu. Lebih ke ingin menakuti anggun. Karena anggun yang takut darah jadi dia langsung pingsan tanpa di duga Elsa.

.........

" Ugh!! Sittt! "

Kening Tasya mengkerut antara pusing dan merasa nyeri di tangannya. Dengan perlahan dia terduduk. Menatap sekeliling yang ternyata kamarnya.

" Kenapa aku di sini? Bukanya...ha anggunnn!"

Tasya yang baru mengingat pun langsung ingin turun tapi berhenti saat ada seseorang yang membuat pintu kamar.

" Alfred? " Dahi Tasya mengerut. " Ngapain kamu di sini? "

Alfred berjalan dengan membawa makanan untuk Tasya. " Saya hanya ingin memastikan keadaan mu, apa ada yang sakit ? " Alfred duduk di pinggir kasur dan menatap perhatian Tasya.

" Hem.." Tasya menatap tangannya. " Di sini agak terasa aneh! Ngilu dan sakit tapi tidak terluka. " Menunjuk telapak tangan yang lembut.

Tatapan Alfred berubah tapi tidak terlihat oleh tasya. " Sini biar saya lihat! Saya cukup pandai mengurangi rasa ngilu. Mungkin ada yang tergeser. "

" Benarkah? " Karena takut hal itu serius jadi Tasya dengan cepat menyerahkan tangannya.

Alfred memegang tangan Tasya dengan ekspresi membuat Tasya was was. Takut takut ada sesuatu yang salah.

" Ternyata kekuatan ku tidak terlalu dapat menyembuhkannya dalam sekali kekuatan. " Alfred berbicara di dalam hati. Matanya menatap serius tangan Tasya, dia mengurutnya pelan dengan mengalirkan kekuatannya.

Setelah merasakan cukup dia melepaskannya, rasanya hangat itu kembali hilang. Ada rasa kehilangan juga di hati Alfred tapi apa?

" Sudah? " Menggerakkan tangannya dengan ekspresi terkejut. " Kamu benar-benar pintar mengurut Alfred."

Melihat wajah kagum tasya membuat Alfred tersenyum tanpa sadar. Tapi senyuman itu langsung luntur saat mendengar perkataan Tasya selanjutnya.

" Bisa nih jadi tukang urut! "