Raja Devanda, dia anak yatim piatu yang dibesarkan oleh kakaknya sejak kecil.
Dia yang berstatus mahasiswa menjadi preman di kampus milik sang Ayah.
Namun siapa sangka, saat pertemuannya dengan mahasiswi baru yang bernama Eka Laila Naja, Raja tiba-tiba ingin berubah menjadi pria yang lebih baik.
Saat baru saja menjalin kasih dengan Laila, Raja dihajar habis-habisan oleh geng musuhnya yang membuat otaknya retak dan menjadi hilang akal sehatnya, sedangkan Ayah Laila yang berstatus sebagai Ustadz ternama, tak menyetujui hubungan keduanya. Kemudian Laila di jodohkan oleh sang Ayah dengan seorang pria yang menjadi pengajar di Pesantren.
Lalu bagaimana dengan cinta Laila dan Raja ?
Apakah Laila akan menerima perjodohan sang Ayah ?
Atau justru tetap menunggu Raja pulih dari sakit jiwa nya ?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Cinta Sejati
By : Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Setelah sampai di Rumah Pelacuran, Raja berjalan lebih dulu di ikuti Haikal dibelakang nya dan teman lainnya juga akan ikut menghajar pria yang sudah berani membuat Haikal babak belur.
"Dimana orangnya ?"
Raja terus melangkah dengan Haikal mencari pria itu. Dari kamar ke kamar, Raja mencari namun Haikal terus berkata bukan. Saat akan masuk ke kamar yang lain, ada yang akan menghajar Raja, tapi sudah lebih dulu ditangkis tangannya lalu Raja menghajarnya.
Bugh..Bugh..Bugh..
Setelah menghajarnya Raja melempar pria yang menghalangi langkahnya dengan sekuat tenaga. Raja terus mencari pria yang ciri-cirinya sudah diberitahu Haikal.
Haikal, Erik dan Ivan mencari di kamar yang lain. Sedangkan Raja masuk ke dalam kamar yang masih terbuka namun ada satu wanita berhijab duduk di tepi kasur sedang menunggu seseorang.
Dan ternyata, wanita itu adalah Kakak Laila yang bernama Naila. Raja hanya melihatnya lalu melangkah pergi meninggalkan kamar itu tanpa mengajak Naila bicara.
"Hey tunggu.."
Ucapan Naila membuat langkah Raja berhenti di ambang pintu dan kembali menatap Naila yang masih duduk di tepi kasur.
"Ah maaf, apa kau sudah membawa uangnya ? Aku diperintah untuk menunggu nya disini. Setelah itu dia bilang akan ada pria yang datang untuk membawa uang itu untuk meminjamkannya padaku.."
Naila menjelaskan tujuannya pada Raja, sedangkan Raja tidak tahu bahwa Naila adalah Kakak dari Laila. Raja mendengar penjelasan dari Naila kemudian menyahutnya dengan wajah datarnya.
"Kau rupanya dari keluarga baik-baik, tapi kau malah menjual dirimu hanya untuk uang.." sahut Raja sambil menghembuskan rokoknya kemudian kembali bicara. "Tidak berguna.."
Mendengar Raja mengatakan bahwa dirinya menjual tubuhnya, langsung bangkit melangkah mendekati Raja dan..
Plaaakk...
Naila menampar Raja dengan sangat keras hingga membuat wajah Raja menoleh kesamping. Naila dengan nafas menderu tak terima dirinya di bilang menjual tubuhnya.
"Jangan sembarangan kalau bicara ! Jika kau tidak mau meminjamkan uang tidak masalah bagiku ! Tapi bukan berarti kau bisa seenaknya mengatakan aku wanita jalang ! Aku disini karena aku meminjam uang untuk mengajukan hak asuh anak di pengadilan ! Kau tahu itu !"
Naila dengan suara beratnya menahan tangis memarahi Raja, setelah mengucapkan itu, Naila pergi meninggalkan Raja disana. Namun langkahnya ditahan oleh Raja di ambang pintu membuat Naila ketakutan dirinya akan diperkosa olehnya.
"Kau mau kemana !"
"Minggir ! Aku mau pulang !"
Naila dengan sekuat tenaga berontak untuk melepas tangannya yang dicengkram oleh Raja. Naila yang akan berusaha mengigit tangan Raja tidak jadi, karena Raja menariknya menyuruh Naila melihat keluar.
"Lihat itu ! Jika kau keluar, maka kau akan pergi bersama mereka.."
Naila melihat para jalang sedang di giring oleh polisi dan juga Gigolo yang membangun rumah pelacuran disana.
Naila berbalik menutup mulutnya dengan mata yang membola. Dia tak menyangka, bahwa dirinya sekarang berada dirumah pelacuran. Naila di tipu oleh orang yang mau menipunya.
Naila yang terlalu lugu, membuat orang gampang membodohinya. Naila tidak tahu bagaimana caranya bisa keluar dari rumah itu. Raja yang tahu bahwa Naila di tipu, membuat Raja ingin menolong Naila agar tidak terlihat orang-orang diluar siapa dirinya.
"Pakailah ini, dan ikutlah bersamaku. Aku akan mengantarmu pulang kerumah mu.."
Raja menyerahkan sebuah kain sutra yang ada di pinggiran kasur. Naila mau tak mau akhirnya menuruti perintah Raja untuk menutupi wajahnya dengan kain itu.
Hari yang sudah maghrib, membuat langit semakin gelap. Raja melangkah keluar di ikuti Naila dibelakangnya. Raja menaiki motornya dan meninggalkan Haikal disana.
Saat baru menyalakan motornya, Raja sekilas melihat Laila dan Bunga sedang berdiri diantara kerumunan orang yang melihat rumah pelacuran itu di grebek polisi.
Raja menatap Laila dengan perasaan campur aduk, dia ingin menjelaskan pada Laila bahwa dirinya hanya menolong wanita tersebut juga percuma. Laila tak akan percaya.
Akhirnya Raja menoleh ke samping kanan, dan melihat Naila masih berdiri lalu menyuruh Naila menaiki motornya.
"Naiklah.."
Naila menuruti perintah Raja untuk menaiki motornya. Raja dan Erik juga Ivan, mengantarnya sesuai alamat yang dia beritahu. Tak lama Raja berhenti di Masjid saat dirinya bertemu dengan Laila.
Naila yang tahu dirinya sudah sampai lalu turun, dia berdiri di samping Raja yang masih menaiki motornya yang menyala.
"Hiks..Hiks.. Maafkan aku, aku sudah menamparmu tadi.. Aku tidak tahu bahwa itu rumah pelacuran.."
Naila mengatupkan kedua tangannya di dada memohon maaf pada Raja. Raja yang sudah ingin pulang lalu bertanya pada Naila.
"Dimana suamimu ?" tanya Raja
"Dia di kampung X.."
"Dia bekerja dimana dan siapa namanya ?" tanya Raja lagi.
"Di kantor PLN pusat Namanya Nur Rahman.."
"Baiklah.."
Tanpa menunggu jawaban dari Naila, Raja melajukan motornya dengan kecepatan tinggi diikuti oleh Erik dan Ivan yang berboncengan. Naila sudah menceritakan semua masalahnya pada Raja selama di perjalanan.
Jadi Raja tahu, apa yang harus dia lakukan. Saat kepergian Raja, Firhan datang melihat Naila berdiri disana. Firhan sengaja mengikuti Raja, karena dia ingin tahu, siapa Raja sebenarnya.
Naila juga menatap Firhan, dia tak menyangka dirinya akan berakhir seperti ini. Naila akhirnya menceritakan semuanya pada Firhan bagaimana cara Raja memperlakukannya sampai mau menolongnya.
*
Pagi harinya, Raja tak pergi ke kampusnya. Dia ditemani ketiga sahabatnya datang ke kantor PLN pusat di kampung X. Dia ingin menemui suami Naila yang bernama Nur Rahman.
Setelah masuk, dia sudah melihat nama itu tertera diatas mejanya. Rahman yang sedang membereskan berkas-berkas nya di atas meja, terkejut saat melihat Raja mengambil satu berkas dan menggulungnya kemudian memukuli wajah Rahman.
"Hey, kau.. Siapa kau beraninya memukuliku. Hey hentikan !"
Raja memukuli wajah Rahman dengan kertas yang ia gulung dengan keras. Raja kemudian duduk di mejanya menghadap Rahman, lalu Raja melepas kacamata Rahma lebih dulu dan kembali menampar Rahman berkali-kali, hingga menjadi pusat perhatian disana.
"Hey kau ! Kurang ajar kau ya ! Siapa kau sebenarnya ! Kenapa kau menamparku.."
"Diam ! Atau aku akan menamparmu lebih keras lagi !" pekik Raja dengan menunjuk wajahnya dengan jari telunjuknya.
Raja kemudian kembali menampar Rahman berkali-kali hingga lelah. Setelah dirasa cukup memberikannya hukuman, Raja menghembuskan rokoknya yang ia gapit di bibirnya kemudian bicara.
"Ingat dan dengar baik-baik ! Bawa istrimu pulang bersamamu ! Jika tidak, maka akan ada empat tamparan saat sarapan, dan delapan tamparan saat makan malam diwajahmu !"
Raja mengancam Rahman sambil memakaikan kacamatanya lagi pada nya. Sedangkan Rahman yang di pukuli Raja hanya mengangguk sambil meringis kesakitan.
"Ingat ! Kau harus memperlakukan istrimu dengan baik ! Jika tidak maka aku akan kembali memukulimu lebih dari ini ! Kau mengerti !"
"Iya aku mengerti.." sahut Rahman menganggukkan kepalanya sambil memegang tulang hidungnya yang sakit.
"Ayo Erik, kita ke kampus.."
Sambil menyalakan rokoknya, Raja melangkah pergi setelah memberikan pelajaran pada Rahman. Sedangkan Firhan yang masih terus mengikuti Raja karena penasaran, langkah nya berhenti setelah melihat Raja keluar dari kantor tersebut.
"Hey culun.. Sedang apa kau disini ? Apa kau tahu pria yang aku pukuli tadi ?" tanya Raja setelah melihat Firhan melongo dihadapan Raja.
Firhan hanya menganggukkan kepalanya, dia yang hanya memakai sarung dan baju kokonya sengaja mengikuti Raja karena ingin tahu apa saja yang Raja lakukan.
"Aku tidak tahu siapa pria itu, yang ku tahu aku menghajarnya karena sudah membuat istrinya sampai ditipu hingga masuk ke rumah pelacuran."
Raja tersenyum simpul pada Firhan dan melangkah untuk pergi ke kampus. Raja yang baru melangkah, bahunya ditahan oleh Firhan karena dia masih tak menyangka bahwa Raja sudah menolong Kakak Laila dari jurang pelacuran.
"Hey, kenapa kau ini ? Sudahlah.. Jaga Laila dengan baik.."
Setelah mengucapkan itu, Raja menepuk bahu Firhan kemudian pergi meninggalkan Firhan yang masih terpelongo disana. Firhan benar-benar tak menyangka, Raja yang seorang preman dan sedikit urakan, tapi dia selalu menolong orang-orang yang membutuhkan pertolongannya tanpa uang jasa.
...----------------...
Bersambung...