Lizda adalah gadis muda yang polos. Bertemu dengan Daniel saat merantau dan terbuai jerat cinta nya hingga memutuskan untuk menikah. Satu per satu masalah mulai muncul. Masalah yang di anggap sepele justru menjadi bencana besar, hingga dirinya memergoki sang suami berselingkuh dengan wanita lain saat hamil.
Lalu Lizda memutuskan untuk bercerai dan menikah lagi.
Apakah semua permasalahan rumah tangga adalah murni kesalahan sang laki-laki atau justru ada kesalahan perempuan yang tidak di sadari? Konflik rumah tangga dari kebanyakan orang ternyata bukan lah bualan semata.
Terima kasih untuk semua support kalian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
Daniel dengan bibir tipis nya menge-cup perlahan mulai dari wajah menuju telinga Lizda. Nafas nya menembus seluruh tubuh Lizda hingga hasr4t nya memuncak. Mendarat tepat di bibir istri nya, menikmati setiap ritme dari gerakan yang di buat Daniel. Sedikit berbau alkohol tetapi hal itu justru menjadikan nya semakin panas.
Tertancap hebat milik Daniel ke dalam Lizda, alunan lembut hingga melaju kencang membuat Lizda menggigit bibir nya agar tidak bersuara. Tangan Lizda melingkar di punggung Daniel, sesekali meremas rambut tebal suami nya itu. Hingga tidak di perlukan waktu lama mereka mencapai puncak nya.
Tubuh Daniel seketika tergeletak di samping Lizda, menatap suami nya yang langsung saja tertidur pulas dia tersenyum.
"Aku tahu mungkin kamu telah melihat banyak wanita di luar yang membuat mu menggila seperti ini, tapi aku menikmati nya," batin Lizda.
Tak terasa sudah waktu nya Lizda untuk bekerja, meninggalkan anak dan suami nya lagi. Hal itu sudah menjadi rutinitas nya.
"Sayang, aku berangkat kerja pakai mobil. Nanti setelah aku pulang kamu bisa pakai lagi untuk mu bekerja." ucap Lizda sembari mengecup kening suami nya. Daniel hanya bergumam untuk menyahut Lizda.
Mereka hanya memiliki satu mobil yang di gunakan secara bergantian, lain hal nya saat Lizda berada di istana papa nya semua sudah tersedia. Sembari menggendong Aska, Lizda keluar dari kamar dan keluar menuju pekarangan rumah untuk menitipkan Aska ke mertua nya.
"Ma, aku titip Aska. Terima kasih,"
"Iya, maka dari itu kamu harus rajin bekerja supaya bisa memberikan mama uang karena sudah menampung kalian dan menjaga anak mu ini," ketus Vira. Lidya hanya tertunduk diam, sebenarnya dia kesal namun memilih diam agar tidak terjadi keributan.
*
*
Rutinitas Lizda yang setiap hari selalu sama, hubungan nya dengan Daniel berangsur membaik sudah seminggu lama nya mereka tidak bertengkar.
Tiba-tiba hati Lizda terguncang saat sedang bersantai di depan rumah di hari libur nya, menggenggam erat ponsel nya penuh kekesalan. Dirinya melihat kebahagiaan Lidya dari sosial media, otak Lizda sudah teracuni kebencian yang di pupuk tiap hari oleh Daniel.
"Sayang, ayo kita ke rumah papa sekarang!" pekik Lizda ke Daniel yang sedang berjemur di samping stroller Aska.
Wajah Daniel terlihat senang dia segera mengangguk dengan senyum lebar di wajah nya. Mereka memberanikan diri menuju rumah Marco. Sepanjang jalan Daniel terus memberikan kata-kata yang membuat Lizda semakin yakin akan langkah nya.
"Memang sudah seharusnya kamu meminta semua hak mu, kamu anak nya. Mereka semua adalah orang baru yang tidak punya hak atas harta papa mu," erang Daniel.
Sesampainya di depan gerbang besar nan tinggi rumah Marco, beberapa security atau penjaga rumah itu segera membuka gerbang dan hormat ke Lizda. Marco memang tidak memberikan perintah untuk melarang anak nya datang.
Melihat rumah nya ramai, Lizda berpikir mereka sedang mengadakan acara rutin dua pihak keluarga.
"Benar kan apa yang ku bilang padamu, mereka saja bisa mengadakan acara besar-besaran tanpa kamu," sindir Daniel. Kesal dengan apa yang di lihat nya Lizda segera melangkah kan kaki nya masuk.
Namun, kalah lebih dulu dari pada Daniel. Suami nya masuk sembari berteriak memanggil-manggil nama Marco. Meracau tidak karuan sehingga seluruh orang di sana menoleh ke arah laki-laki itu.
"Hey!! Tidak sopan kamu ya." teriak Vonny yang berjalan menghampiri Daniel.
"Pa.. Anak mu mau bicara ini! AWAAASS!" Daniel menepis Vonny sehingga tubuh Vonny tersungkur di lantai. Bukan nya meminta maaf Daniel justru memaki Vonny.
"Kamu itu hanya seorang ibu tiri, tidak pantas pelacur seperti mu ada di sini. Semua ini milik Lizda," teriak Daniel. Belum puas sampai di situ Daniel justru meludah ke arah Vonny hingga mengenai pakaian nya.
Lidya yang melihat hal itu segera mendorong tubuh Daniel dengan sangat kencang. Berbeda dengan Lizda yang kaget dengan perlakuan suami nya justru tidak bisa merespon apa-apa.
Perkelahian antara Lidya dan Daniel berlangsung sengit. Adu pukul memukul terjadi di antara mereka, beberapa kali Daniel mendapat pukulan di wajah. Begitu juga dengan Lidya yang sudah mengeluarkan darah dari bibir nya.
Bukkk!!
Bukkk!!
Suara saling menghantam satu sama lain terdengar jelas. Vonny dan beberapa orang lain nya berusaha memisahkan termasuk para penjaga. Lidya jelas tidak gentar, olahraga yang dia tekuni adalah boxing dan muay thai. Bahkan Lidya sedang mengikuti pelatihan MMA (Mixed Martial Arts) atau yang orang sering dengar adalah gulat bebas.
Hentakan kaki terdengar dari ruangan keluar menuju tempat mereka berkelahi.
Marco datang dengan memegang senapan yang sudah siap di arahkan ke wajah Daniel. Semua orang di sana menjerit ketakutan. Saking kaget nya Daniel jatuh dan merangkak menjauh, seluruh tubuh nya bergetar hebat.
"Pa... STOP!" teriak Lizda.
"Pergilah dari kediamanku yang tenang ini, kalian datang hanya merusak nya." jawab Marco yang masih mengacungkan senjata.
"Aku ke sini hanya meminta hakku sebagai seorang anak, aku tidak rela berbagi dengan siapapun." Lizda menatap papa nya, tanpa dia sadar air mata sudah menetes di pipi.
Lidya merasa sangat bersalah, dia mencoba menjelaskan ke Lizda.
"Aku tidak merebut apapun yang menjadi hakmu, Kak. Aku hanya membantu papa agar semua nya tertata rapi, bahkan di usiaku sekarang aku sudah bisa menghidupi diriku sendiri," seru Lidya.
"Baiklah jika memang kamu menginginkan showroom itu lebih dulu, silahkan mulai besok kamu kelola. Tapi kamu tidak akan mendapat apapun selain itu, mengerti? Karena semua nya akan di bagi jika aku meninggal." ucap Marco lalu menyuruh para penjaga menyeret Daniel keluar.
*
*
"Tidak sia-sia aku babak belur begini, akhirnya kita dapat juga showroom itu," Daniel menyeringai kesakitan saat Lizda mencoba mengobati nya.
"Tapi kamu hampir mati,"
"Aww, tidak masalah yang terpenting besok kita sudah bisa kembali ke showroom," Daniel tertawa kegirangan mendapat banyak uang.
Belum selang lama dari kebahagiaan Daniel membayangkan menjadi pemilik showrom, sejumlah polisi datang ke rumah membawa surat perintah untuk menangkap Daniel.
"Pak Daniel, anda harus ikut saya ke kantor polisi." ucap salah satu polisi menyodorkan surat penangkapan. Ternyata Lidya melaporkan suami-kakaknya ke polisi.
"Sayaaang, tolong! Telepon adikmu cepat," teriak Daniel yang ketakutan bukan main.
Seluruh keluarga Daniel panik dengan keadaan yang terjadi, Lizda juga berusaha menelpon Lidya namun tidak ada respon sama sekali.
*
Seseorang bisa berubah hanya karena pasangannya tidak baik. Buta akan cinta seorang bajingn sangat mengerikan, tidak hanya diri sendiri yang terluka. Bahkan Lizda rela melukai seluruh keluarganya.