NovelToon NovelToon
Kasih Di Rantau

Kasih Di Rantau

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Tentara / Romansa / Pulau Terpencil
Popularitas:31.9k
Nilai: 5
Nama Author: NaraY

Sejak paham akan jati dirinya, Ringgo berontak dan menjadi 'liar' hingga 'Papa' terpaksa 'mengkarantina' dirinya hingga menjadi seorang perwira. Hatinya pernah patah karena kekasihnya mencintai Rudha, 'kakaknya sendiri'.

Kericuhan masih belum usai saat tanpa sengaja dua gadis hadir dalam hidup Letnan Ringgo dan Letnan Arre tanpa ada hati pada dua gadis malang tersebut. Kelakuan bengal mereka nyaris membuat dua wanita nyaris bunuh diri hingga mereka harus menanggung sesuatu atas keadaan.

Ujian Tuhan belum terhenti hingga petaka datang dan mengubah jalan hidup mereka melalui hadirnya Letnan Ribas.

Akankah hati mereka bersatu atau malah akan menjadi masalah pada akhirnya dan di saat yang sama, seorang wanita itu menggoyahkan perasaan para pria??

SKIP yang tidak tahan dengan KONFLIK. PENUH KONFLIK.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Nyangkut di leher.

"Jamunya, Maaass..!! Cap kuda lumping lho." Ledek Bang Haidar merasa begitu puas. "Atau mau sambal terong?? Enak lho Mas..!!!!"

"Puas??" Bang Ribas begitu kesal mendengar ledekan sahabatnya,

Niken terlihat tersenyum dengan rona bahagia karena sudah mendapatkan keinginannya.

Langkah Niken dan Bang Ribas terhenti karena Bang Ringgo sudah berdiri di hadapan mereka.

Bang Ribas segera mengarahkan Niken ke belakang punggungnya. Niken pun memegang kedua pinggang Bang Ribas dan menyandarkan kepala pada punggungnya.

"Ribas, Abang tidak akan macam-macam. Hanya ingin bicara dan menyelesaikan masalah dengan Niken." Kata Bang Ringgo.

"Maaf Bang, lebih baik tidak usah. Saya hanya eman-eman bumil." Jawab Bang Ribas tidak pernah ikhlas jika Niken memiliki interaksi lagi dengan Bang Ringgo.

"Ada hal yang harus Abang selesaikan dengan Niken. Abang tidak mau menyisakan amarah dan dendam di hati Niken karena terus dalam keadaan seperti ini." Ujar Bang Ringgo terus menatap ke belakang punggung Bang Ribas.

Bang Ribas menarik nafas panjang. Ada rasa yang sulit ia ungkapkan. Setelah menikah dengan Niken rasa posesif nya semakin berlipat tapi sebagai seorang pria dewasa tentu dirinya harus lebih bijaksana menanggapi masalah yang ada.

"Abang bisa bicara di rumah saya..!!" Kata Bang Ribas.

Niken setengah menarik lengan suaminya dan menggeleng sebagai tanda penolakan tapi Bang Ribas meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

...

"Niken sudah maafkan Om, tentang semua yang terjadi. Om bisa kembali dan temui istri Om..!!"

"Niken..!!!! Perlu kamu tau, saat itu keadaannya tidak menguntungkan bagi siapapun. Ada bayi yang tidak berdosa yang harus di selamatkan, ada hati seorang ibu yang patah karena nyaris dipisahkan dengan anaknya. Demi Allah saat itu di dalam hati saya hanya ada iba akan rasa kemanusiaan, tidak lebih. Hanya saja yang perlu kamu tau, hati ini tidak berubah, Niken. Saya tetap menyayangi dan mencintai kamu." Ujar Bang Ringgo jujur.

Niken menarik nafas panjang. Di belakang sana, Bang Ribas menghisap rokoknya kuat. Tangannya sudah dingin, dadanya terasa panas mendidih dan menggelegak bagai lahar yang akan segera tumpah. Ia beranjak dan hendak menarik badiknya.

"Terima kasih untuk segala rasa yang Om Ringgo punya. Tapi biarlah sekarang Mas Ribas yang melakukannya. Berikanlah semua kasih sayang dan cinta itu untuk istri Om Ringgo." Kata Niken.

Jika saja Niken tidak mengungkapkan hal itu mungkin sekarang Bang Ribas sudah menebas leher kakaknya. Bang Ribas pun kembali duduk dan mengawasi setiap ucapan Bang Ringgo.

"Saya paham dan saya menyadari hal itu. Saat ini saya hanya ingin mengungkapkan bahwa masih ada hati untukmu."

"Niken sudah mendengarnya, terima kasih." Jawab Niken.

~

Bang Ribas berusaha menetralkan perasaannya yang masih sepanas bara. Di sampingnya duduk Bang Ringgo yang juga menetralkan perasaan dengan hal yang sama. Rokok dan kopi hitam menjadi kawan gundah.

"Maaf................."

"Kali ini saya maafkan, tapi jika sampai kata laknat itu keluar lagi dari bibirmu.. saya tidak akan mengampunimu, Bang. Bukankah Abang tau bagaimana hukumnya mengganggu istri orang." Jawab Bang Ribas.

Nampak jelas segala ekspresi wajah Bang Ribas tak ubahnya seorang Rama yang sedang marah.

"Abang janji ini untuk yang pertama dan terakhir kalinya."

Bang Ribas menghisap rokoknya. Senyum sinis Bang Ribas penuh dengan seringai. "Kita ini laki, Bang. Saya pun paham bagaimana bejatnya otak laki-laki. Sekali lagi berani Abang ganggu Niken.... Mati kau, Bang..!!" Ancam Bang Ribas.

...

Sejak tadi Bang Ribas tertelungkup di atas tempat tidur. Niken pun bingung harus mulai darimana untuk menyapa suaminya.

Saat Niken duduk, ia seolah mendengar lirih isakan tangis.

"Mas..!!" Niken menepuk bahu suaminya tapi suaminya itu seakan tidak bergeming. "Mas sadar atau ngelindur???" Tanya Niken.

Merasa tidak ada jawaban, Niken pun berusaha keras membalik badan Bang Ribas.

"Mas nangis??????" Tanya Niken lagi.

Bang Ribas kembali mengalihkan badannya menghadap pada dinding.

"Niken tanya, Maass..!! Mas nangis??"

"Mana ada, saya ketiduran." Jawab Bang Ribas dengan nada dingin sambil memantau info dari ponsel.

"Bohong..!! Mas nangis, kan??" Desak Niken sampai terbawa gemas. Wajah suaminya begitu datar menatap layar ponsel tapi matanya sembab mengisyaratkan kesedihan. "Mas kalah debat sama Om Ringgo??"

"Apa sih dek??? Jangan sampai kau sebut namanya lagi..!! Manusia yang beraninya bilang cinta dan sayang sama kamu padahal ada saya dirumah ini. Apa dia pengen mati kucincang???? Ganteng tidak seberapa, buat ulah tidak kira-kira." Oceh Bang Ribas.

"Mas cemburu ya?"

"Untuk apa cemburu???? Coba sebut apa kurangnya saya??????" Nada suara Bang Ribas pun sampai meninggi.

"Kurang ajar." Jawab Niken singkat padat dan jelas.

Bang Ribas semakin kesal dan bangkit dari posisinya tapi Niken segera menahan kedua bahunya.

"Bagaimana tidak kurang ajar. Kalau memang cinta, katakan sejak awal. Kenapa harus ribut dan cari perkara hanya untuk menarik perhatian Niken. Kalau memang sayang, kenapa tidak segera katakan sejak awal kita jumpa. Niken baru paham, ternyata secinta ini Niken dengan ajudan Papa yang kurang ajar." Kata Niken. "Dan kenapa Niken yang harus katakan cinta lebih dulu???"

Bang Ribas ternganga, suaranya tenggelam. Di pandangnya wajah ayu istri tercinta.

"Maaaass.. iiihhh..!! Sudahlah, memang Niken selalu kesal bicara sama Mas. Manusia beton yang menyebalkan..!!" Niken bangkit dari duduknya.

Paham kini istrinya mungkin sudah lelah, Bang Ribas meraih tangan Niken. "Apakah kata-kata lebih melegakan daripada sebuah pembuktian??? Kenapa wanita lebih senang mendengar omong kosong?????"

"Karena kesenangan wanita itu receh. Mereka sadar semua mungkin hanya kepalsuan tapi setidaknya wanita merasakan bahasa cinta dan di hargai keberadaannya bahwa saat itu dunia hanya ada 'kamu dan aku'." Jawab Niken.

"Cukup frontal."

"Sama sepertimu, Mas. Kata-kata mungkin tidak sampai di bibirmu, tapi amarahmu menunjukan perasaanmu." Kata Niken.

"Riset darimana, ndhuk. Kamu kebanyakan lihat sinetron." Bang Ribas kembali memalingkan tubuhnya.

Niken hanya bisa membuang nafas besar dengan kelakuan suaminya. "Susah ya kalau cinta sendirian." Niken pun beranjak.

"Manisnya itu bibir mungil, tak tau kau rasanya hati panas, pikiran ruwet, nggak enak makan, tidur nggak nyenyak. Siang malam emosi lihat kamu gandengan sama Nando padahal saban detik saya kelimpungan mikir kamu selamat atau tidak di tangan dia. Lengah sedikit, kamu sudah masuk dalam pelukan Ringgo. Pengen mati tapi masih doyan nasi, nggak mati tapi sakit hati."

Niken tak peduli lagi dengan Bang Ribas. Hanya untuk mengatakan cinta saja semua bagai tertelan di dalam tenggorokan dan nyangkut di leher. Ia menepak lengan Bang Ribas lalu pergi meninggalkannya.

.

.

.

.

1
Siti Muhlihah
yaitu naluri syahwat klo gk bs dikontrol bablas bang,mknny dianjurkan puasa perbyak zikir,pling nggk itu bs mengontrol diri
cipa
emng bayi laras kembar kk???
dyah EkaPratiwi
bisa yok bisa bang Ringgo berdamai lah.
om ribas jg ditahan yuk kasian niken takut trauma
Murni Zain
Ayoo bang Ringgo, berdamai dengan keadaan.. ksihan Laras.
Hardware Solution
wkwkwkwk.....
Hardware Solution
keren...salut SM seduluran yg kayak gitu
Hardware Solution
wkwkwk....BHS prokemnya saya suka nih/Joyful/
aca
lanjut donk
aca
anak siapa ringgo apa ribas
aca
lah ngpain lu sakit lu kan uda dpat janda bekas tuh
aca
kasian niken ringgo buang berlian demi janda jelek
nanik sriharyuniati
Luar biasa
Miko Celsy exs mika saja
walah....bang ribassssss sampai pingsan itu loh gmn gak geger
Dhafitha Fitha Fitha
/Facepalm//Slight/sama iya nya
Siti Muhlihah
jangan di tambh lagi bang ribas klo SMP pingsan lagi hbs kmu SM papa Rama😂
Nabil abshor
jangan lg deh bang,,,,,, 😫😫😫
Nabil abshor
habis ini nanti balik pinsan lg kau bang,kl niken knp²,,,,,
dyah EkaPratiwi
tahan diri bang ribas sampe Niken sehat
cipa
copyan papa Rama jg tuh 🤣
Murni Zain
waduh emang suka rem blong klo dekat niken ya' mas.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!