Seorang mafia yang kejam dan dingin menemukan dua bayi kembar yang cantik di dalam dus yang di letakkan di tempat sampah. Mafia itu merasa iba dan merawat mereka. Kadang dia kesal, lelah dan ingin rasanya melempar mereka ke belahan dunia lain. Itu karena mereka tumbuh menjadi anak yang jail, aktif dan cerewet, selalu menganggu kesenangan dan pekerjaannya. Namun, dia sudah sangat sayang pada mereka. Mereka juga meminta mami sampai nekat kabur karena tidak diberikan mami. Dalam perjalanan kaburnya, ada seorang wanita menolong mereka.
Wanita yang cantik dan cocok untuk menjadi mami mereka. Bagaimana usaha mereka untuk menjadikan wanita itu mami?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dakilerr12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab.29
Istri mana yang tidak akan sakit hati saat sang suami memuji wanita lain di hadapannya. Bukan hanya hatinya yang terluka tetapi dia akan merasa tidak percaya diri dan benci pada wanita yang di puji suaminya. Seperti yang Anita rasakan sekarang.
Dia merasa kehadiran Kimberly sedikit demi sedikit menggeser perhatian suami dan juga anak-anak untuk dirinya. Dhara dan Dhira lebih suka meluangkan waktu dengan Kim. Suaminya pun begitu, dia lebih mengandalkan Kim untuk berbagai hal. Bukankah Alkana menyewa Kim untuk mengawal dan menjaga Anita? Namun, kenyataannya mereka yang lebih banyak menghabiskan waku dengan Kim.
***
Hari ini Anita bangun lebih pagi. Dia ingin memasak sesuatu. Belakangan ini Anita tidak mau nafsu makan, kadang dia memuntahkan makanannya. Kim dan Alkana tidak tahu itu, karena mereka jarang berada di sisinya.
Anita ingin makan sesuatu dan harus masak sendiri. Anita turun ke bawah langsung ke dapur. Di sana terlihat Erika sang koki di rumahnya sedang menyiapkan bahan makanan.
"Pagi Rika." Anita menyapa Erika.
"Pagi Nyonya, ada yang Nyonya mau? Biar saya buatkan."
"Terima kasih Erika, tapi saya ingin memasak sendiri." Anita menolak dengan sopan.
"Tidak boleh, Nyonya. Maaf, tapi Tuan melarang Nyonya ke dapur."
"Justru itu saya bangun pagi, agar bisa masak. Tuan belum bangun. Ini adalah kemauan jabang bayi Rika. Kamu tega, keinginannya tidak terpenuhi," ucap Anita dengan raut wajah sendu.
"Baik Nyonya. Tapi izinkan saya membantu."
"Oke!"
Mereka mulai memasak, Anita ingin makan ayam geprek dengan nasi goreng. Erika tidak lupa membuatkan susu hamil untuk Anita. Sengaja Anita masak banyak, walau dia tidak yakin suami dan anak-anaknya akan memakannya.
Sekarang mereka lebih menyukai masakan Kim, dari pada masakan Koki Erika. Kim sudah menjadi idola di rumah ini. Erika sedang menggoreng ayam gepreknya, Anita membuat sambalnya.
Ayam geprek sudah jadi tinggal membuat nasi gorengnya. "Nyonya maaf tapi masaknya kok banyak sekali?"
"Iya, aku masak untuk kalian juga. Nanti di makan ya."
"Pasti Nyonya, kelihatannya enak." Erika membantu mengaduk nasi goreng nya Semua menu yang di inginkan Anita selesai.
"Kak Rika, tolong pisahkan sebagian, dan simpan di meja makan."
"Iya."
"Aku mau mandi dulu. Oh, ya! Jangan bilang pada Tuan Alkan kalau ini masakan aku."
"Siap Nyonya."
Anita lalu pergi meninggalkan Erika yang di bantu pelayan. Selepas Anita pergi datang Kimberly. Dia langsung menyiapkan bahan masakan tanpa menyapa Erika.
Kimberly memang di kenal sombong dan angkuh. Semua pegawai di sini tidak menyukainya. Mereka bingung, kenapa Tuan Alkana memperkerjakan orang seperti Kim?
Anita lebih dulu pergi ke kamar anak-anaknya untuk membangunkan mereka. Namun begitu membuka pintu, Anita melihat si kembar sudah rapi berpakaian.
Anita mendekati mereka dan tersenyum.
"Anak-anak Mami hebat, kalian sudah bisa bangun sendiri," ucapnya.
"Iya dong Mi, tadi kami di bangunin Kak Kim." Ucap Dhira. Mereka tidak menyadari raut wajah Anita yang berubah dengan cepat.
"Ayo, Dhir! Kita ke bawah. Kak Kim ingin memasal Sushi katanya," ajak Dhara.
"Ayo, Mi."
"Kalian saja duluan. Mami mau membangunkan Papi, Mami juga belum mandi."
"Ya, sudah kami duluan ya Mi."
Dhara dan Dhira turun ke bawah. Anita pergi ke kamarnya untuk membangunkan suaminya.
Dia membuka pintu tetapi Alkana tidak ada di tempat tidur. Terdengar suara gemericik air, rupanya Alkana sedang mandi.
Anita menyiapkan pakaian untuk suaminya.
Dia lalu duduk menunggu suaminya selesai mandi.
Pintu kamar mandi terbuka, Alkana keluar dengan hanya melilitkan handuk di pinggangnya.
"Pagi sayang, kamu dari mana? Kenapa aku gak dibangunin. Untung ada Kim membangunkan aku. Pagi ini aku ada rapat penting." Alkana membuka handuknya dan berpakaian di hadapan Anita.
"Oh, aku tadi haus, sekalian membuat susu hamil. Kamu gak bilang kalau ada rapat penting dan harus bangun pagi-pagi, jadi aku mana tahu?"
"Iya, aku lupa tapi untunglah aku sudah bilang sama Kim."
"Lagi-lagi Kim! Kalau kamu butuh dia kenapa gak nikah sama dia aja! Biar aku mundur!" batin Anita. Namanya orang hamil hatinya sensitif dan berpikir pendek.
"Aku mandi dulu!"
"Sayang. Aku ke bawah duluan ya. Jangan lama-lama mandinya!"
"Iya." Anita langsung masuk ke kamar mandi dan menutup pintu. Anita muntah-muntah lagi di kamar mandi.
Alkana dia sudah pergi ke bawah. Di ruang makam Alkana melihat ada nasi goreng dan ayam geprek. "Loh anak-anak mana?" tanya Alkana pada pelayan.
"Di dapur, tuan." Pelayan itu menjawab sambi menunduk.
Alkana lalu pergi ke dapur. Dia melihat Kim yang sedang memasak, sungguh lihai Kim bermain pisau. Alkana suka melihatnya memasak.
Dia tersenyum dan menghampiri mereka.
"Lagi ngapain nih? Kalian bukannya sarapan kok malah di sini!"
"Pagi Tuan," sapa Kim.
"Pagi juga Kim."
"Papi kita mau sarapan sebentar lagi makanannya jadi," ucap Dhira.
"Wah kelihatannya enak." Alkana ikut melihat Kim memasak.
"Sudah jadi Tuan, Nona-nona. Silahkan di nikmati."
"Tolong bawa ke meja makan aku makan di sana saja." Alkana memberi perintah pada Kim.
Alkana dan anak-anak pindah ke meja makan. Mereka langsung duduk. "Kalian makan duluan, Papi menunggu Mami."
"Kami juga menunggu Mami aja."
Lima menit berlalu, Anita tidak kunjung turun. "Tuan, maaf. Bukankah Tuan ada rapat penting hari ini. Dhara dan Dhira juga bukankah kalian tugas piket sekarang?"
"Oh, iya! Untung Kak Kim ingatkan."
"Kita makan duluan saja." Dhara dan Dhira mulai makan. Dhira sempat melirik ayam geprek dan nasi goreng, tetapi dia tidak berselera baginya makanan yang dibuatkan Kim lebih enak.
Tak lama Anita datang. Dia langsung duduk di samping Alkana. "Maaf, Mami terlambat, kita sarapan apa hari ini?"
"Sushi!" jawab si kembar kompak.
"Sushinya pake ikan mentah, ya?"
"Iya, Mi." Dhira menjawab sambil mengunyah Sushi.
"Mami gak bisa makan. Orang hamil di larang makan daging mentah." Sebenarnya Anita tidak tahu itu benar atau tidak. Dia hanya asal bicara karena kesal masakannya tidak ada yang makan.
"Mami makan ini saja. Nasi goreng sea food dan ayam geprek." Anita mengambil nasi goreng dan ayam gepreknya.
Dia memakannya dengan lahap. Anita makan tidak banyak bicara dia hanya fokus pada makanannya.
"Mami, Papi, kami sudah selesai makannya. Karena kami tugas piket hari ini, kami akan berangkat sekarang."
"Papi juga, aduh sampai lupa tasnya ketinggalan di ruang kerja. Kim tolong ambilkan."
"Baik Tuan." Kimberly segera naik ke atas menuju ruang kantor Alkana.
"Erika!" panggil Anita. Erika datang menghampiri.
"Iya, Nyonya."
"Tolong ini bawa dan kalian habiskan ya."
"Iya Nyonya, terima kasih." Erika dan pelayan yang lain membawa nasi goreng dan ayam gepreknya.
"Sayang, bagaimana kabarnya si dede bayi?"
"Sehat Alhamdulillah." Anita menjawabnya sambil tersenyum tipis tidak ada keceriaan di wajahnya.
"Alhamdulillah ...."
"Ini, tasnya Tuan." Kim datang menyela pembicaraan mereka.
"Makasih." Alkana menerima tas itu. Lalu menggandeng istrinya. Mereka berjalan keluar menuju mobil. Kimberly mengikuti mereka di belakang.
.
.
.
.
.
. jgan sampai dimitri kabur dehk
tor apa anton terLibat dalam kasus in soal . gak pernah terdengan . mang antos