Perjalanan seorang lelaki dalam menjalani pesugihan untuk membahagiakan keluarganya, akankah semua kekayaan yang akan dia dapatkan bisa membahagiakan keluarganya atau hanya akan menjadi penyesealan dikemudian hari....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dheana Echa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Para warga Kahuripan berdecak kagum dengan truk yang datang membawa material kerumah Romli, dan tak berselang lama, ada sebuah colt yang membawa sepeda motor baru.
Dan semua orang itu terkejut saat melihat siapa yang duduk di samping sopir colt itu...
"Loh!!, bukan nya itu Romli ya kang" pekik salah satu warga yang melihat Romli melintas menaiki Colt yang membawa sepeda motor baru.
"Iya kang itu tadi kang Romli, apa kang Romli beli sepeda motor to kang" sahut yang lain ikut menjadi penasaran....
"Coba saja kita tanya langsung" ujar pria itu dan mendapat anggukan dari pria satu nya...
"Mau kemana kang??" Tanya pria lain nya yang sedang duduk di pos ronda.
"Mau kerumah Romli kang, seperti nya kang Romli beli sepeda motor baru" jawab pria yang berjalan terburu buru itu. Dan akhir nya semua orang berbondong bondong ikut mendatangi rumah Romli....
Sesampai nya di depan rumah Romli, semua orang menjadi terkagum-kagum, karena para kuli di rumah Romli sedang menurunkan berdus-dus keramik dan juga perabotan untuk dapur modern seperti yang ada di kota....
"Itu apa kang??" Tanya salah satu Warga berbisik pada yang lain nya saat melihat para kuli itu menurunkan kloset wc jongkok.
"Gak tahu kang, aku gak pernah lihat" jawab yang lain nya.
Karena semua warga masih menggunakan wc jongkok, bahkan masih banyak juga warga yang tidak memiliki wc dan membuang hajat di sawah sawah atau di ladang,.
"kang Romli uang nya banyak sekali ya kang, sepeda motor baru nya saja itu sudah berapa puluh juta kang, trus itu satu truk besar kang, apa gak habis banyak ya kang" gumam yang lain nya dan mendapat anggukan setuju dari yang lain.
Banyak warga berderet melihat para tukang dan juga sopir sepeda motor itu menurun kan barang masing masing.... Sedangkan di dalam rumah....
"Kang, banyak sekali belanjaan nya kang, Kamu juga beli sepeda motor juga" ujar Nur terheran dan ada nada kesal karena merasa sang suami telah menghambur-hamburkan uang...
"Ssst...ayo" ajak Romli menarik tangan Nur menuju ke kamar nya....
"Muacchhh" tanpa ragu Romli langsung mencium dan memeluk sang isteri.
"Tenang lah, uang kakang masih banyak, tadi kakang belanja gak sampai setengah
gepok uang yang di berikan nyai" bisik Romli sambil memeluk erat sang istri.
"Tapi terlalu mencolok sekali kang" sahut Nur sembari mendebat sang suami.
"Biarkan Nur, biar mereka tahu, kita tidak miskin lagi seperti dulu" jawab Romli.
"Iya kang, mereka dulu suka menghina kita kang" jawab Nur yang ikut mengingat penghinaan para tetangga nya karena kemiskinan mereka berdua.
"Oh ya kang, tadi yuk Tumi datang" adu Nur.
"Hemh....sudah ku duga" sahut Romli sambil menghela nafas panjang sambil melepaskan pelukan nya pada sang istri.
"Kakang sudah tahu??"
Tanya Nur terheran.
"Iya, tadi pagi pas kakang mau berangkat ke kota, si Mawen suami nya Si tumi itu mengikuti kakang, malah tanya tanya, dari mana kakang mendapat uang banyak, minta di tunjukan tempat nya, trus kata nya dia sendiri yang akan menjalani nya, njalani apa coba?? "cerocos Romli bercerita tentang pria muda yang mengikuti nya sampai di ujung jalan desa menuju kota.
"Trus kakang kasih tahu??' Tanya Nur penasaran.
"Yo gak to Nur, 'edan opo' enak saja dia mau ikut ikutan, kalau seandai nya ada lagi, gak bakal aku kasih tahu dia atau yang lain nya" sahut Romli yang nyerocos sambil menahan kesal.
"Kakang masih ingat dulu mereka semua menghina kakang dan keluarga kita" adu Romli menggerutu.
Nur hanya diam menyimak omelan sang suami karena kesal pada semua tetangganya itu.
"Dulu mereka menghina kita saat kita miskin dan ingin menyekolahkan Si Dewi di pesantren, sekarang lihat kita bisa makan kenyang, mereka iri ingin ikut-ikutan, enak saja!!"
Ujar Romli dengan segala omelan nya....
Sedangkan di luar kamar, para kuli sedang berjibaku bahu membahu menurunkan bahan material...
"Ini apa lagi kang??" Tanya salah satu kuli pada sang tukang.
"Mungkin ini yang nama nya pompa air" sahut sang tukang menebak nebak.
"Owh, mungkin juga ya kang" sahut sang kuli sambil melihat mengangkat kardus kecil tapi agak berat itu.
Setelah semua di turunkan dan tertata rapi di sisi ruangan...
"Tok tok tok, kang Rom…., kang" ujar sang kepala tukang memanggil Romli yang masih ada di dalam kamar.
"Iya kang??" Sahut Romli dan langsung membuka pintu,.
Sang tukang belingsatan tidak enak karena melihat pakaian Romli tampak acak acakan....
"Itu kang, semua sudah di turunkan" jawab sang tukang sambil menunduk malu.
"Owh, iyo kang" jawab Romli sambil berlalu keluar, sang tukang mengikuti nya dari belakang.
Lagi lagi sang tukang di buat tersipu malu sendiri saat melihat dalaman nyantol di celana bagian belakang Romli.
Sang tukang ingin memberi tahu tapi sudah terlanjur malu sendiri....
"Terimakasih ya pak Sopir" ujar Romli sambil memberikan uang rokok pada sopir material
dan juga sopir Colt yang mengantarkan sepeda motornya....
Setelah kedua sopir itu berlalu, Romli kembali masuk kedalam rumah, lagi lagi Romli menjadi tontonan banyak orang karena ada dalaman yang menggantung di bagian belakang celana nya itu.
"Lihat itu kang, masa ya siang siang ngegarap sih kang" cemooh salah satu bapak bapak dari kejauhan.
"Aah si Romli itu memang gak punya otak, wong banyak orang kok ya bisa bisa nya ngegarap "sahut yang lain nya ikut menimpali.
Kini semua orang menggunjingkan Romli karena di kira sudah menggarap sang istri di siang hari....
"Kang, kamu beli camilan sendiri ya kang, ini uang nya" uajr Romli sambil menyodorkan uang pecahan lima puluh ribu pada salah satu kuli di rumah nya.
Setelah uang itu di terima, pemuda itu pun berlalu membeli camilan di warung....
Romli pun masuk ke dalam kamar dan menghampiri sang istri....
"Duh ya ampun kakang..
!!" Pekik Nur tertawa tergelak-gelak karena melihat sang suami yang kesana kemari membawa dalaman nya yang nyelip di belakang punggung nya itu.
Romli pun terkejut sambil meraih celana dalam yang nyangkut itu.
"la ini orang kira aku ya habis nggarap kamu loh Mar" sahut Romli dengan keras nya.
Nur masih tertawa ngakak....
"Ya iya kang, apa lagi
sampean acak acakan begini, ya pasti di kira kita lagi 'anu-anu''' jawab Nur yang masih terkikik geli.
"Lah kok sampek gak tahu ada 'kancut' nyangkut to Nur" keluh Romli yang kini di buat malu oleh tingkah nya sendiri....
"La kamu masa gak kerasa ada yang nggantung di belakang punggungmu" sahut sang istri yang masih terkikik geli.
"Ya aku kira tadi kaus kakang saja yang ngegantung, gak tahu nya 'kancut mu " sahut Romli kesal.
Romli pun keluar dari kamar dan melihat para kuli terdiam....
"Kalian lihat 'kancut' nyangkut kang??" Todong Romli pada para tukang nya, semua tertunduk dan saling tatap, tapi akhir nya, Semua mengangguk pelan...
"La kenapa kalian gak kasih tahu sih kang" uajr Romli lagi dengan keluhan nya.
"Ya kami takut kalau sampean tersinggung kang" jawab salah satu tukang nya.
"Pch, la ini kalau orang orang di luar tadi lihat ya pasti sekarang jadi gunjingan kang" cerocos Romli sambil mencebik kesal..
"Ya gimana lagi kang, sudah terlanjur" sahut sang tukang.
Sedangkan kuli yang di suruh membeli camilan pun sudah kembali.
"Apa tadi di warung banyak yang bahas aku??" Todong Romli pada kuli yang baru datang itu.
Kuli itu tampak ragu-ragu, ingin menjawab tapi masih takut.
"Gak apa-apa, bilang saja, apa mereka tadi menggunjing ku gara-gara 'kancut nyangkut??" Tanya Romli lagi dan kuli itu pun mengangguk pelan.
"Naah kan!!, pasti mereka sudah mendapat bahan gunjingan" omel Romli dan kuli itu mengangguk lagi.
"Aduhhh yo wis lah, sudah terlanjur" ujar Romli pasrah....
"Ayo di makan cemilan nya" ujar Romli sambil duduk di lantai tanah bersama para pekerja nya....
Nur pun keluar dari kamar hendak menyiapkan makan siang....
"Tadi masak apa Nur??" Tanya Romli dengan mulut penuh camilan.
"Ini tadi masak ayam kang, di pasar desa ada nya ya ayam sama tahu tempe, kalau mau ikan basah ya di pasar kota" terang Nur.
Warga desa kahuripan mayoritas menghindari makan ikan laut, entah apa alasan mereka sampai menghindari makan ikan laut.
"Owalah, besok-besok beli ikan lain nya Mar, jangan ayam terus, nanti bosan" uajr Romli dan sang istri pun mengangguk patuh dan kembali kedapur mengambil piring....Dan para pekerja dan tuan rumah makan bersama sama.
"Di kenyangkan, biar nanti ngangkat semen nya kuat" seloroh Romli pada salah satu kuli itu.
"Iya kang" jawab Kuli itu malu malu.
Semua orang makan dengan lahap nya....
Sedangkan para warga yang lalu lalang lewat di depan rumah Romli, semua terheran karna Romli kembali mendatangkan material, bahkan mereka melihat ada sepeda motor baru terparkir di teras rumah Romli....
"Sudah bangun rumah, beli sepeda motor baru, ckckckckc... uang nya kok banyak sekali ya" gumam salah satu warga yang kebetulan lewat dan menghentikan langkah nya sesaat.