Dokter Al yang sudah sukses dengan kariernya berniat untuk membantu semua temannya yang belum sukses. Karna rasa iba dan tak tega. Membuat Al pun berusaha membantu semampu yang dia bisa. Dan itu dengan persetujuan Bee.
Namun pada suatu hari Al tidak sengaja di jebak seseorang. Orang jahat yang ingin menghancurkan lab di rumah sakit yang selama ini Al bangun.
" Apa mau mu ?" tanya Al pada pria bertopeng itu. Saat pria itu berhasil menangkap Al dan membawanya ke suatu tempat yang asing bagi Al.
" Aku menginginkan kehancuran mu dan juga harta mu" jawab pria itu serak. Sambil menatap tajam pada Al. Hingga membuat Al berusaha untuk tetap tenang. Walau ia dalam bahaya.
Dapatkah Al lolos dari para musuhnya...baca di sini ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Al mengiring anak anaknya mencari perlindungan. Agar para penjahat itu tidak menemukan mereka.
" Lihat ada mobil truk berhenti disana, ayo kita naik dan bersembunyi ," kata Al berlari cepat ke arah truk berhenti.
" Papi susah naiknya" kata Bian yang ingin naik lebih dulu. Sehingga Al meletakkan Albi lebih dulu.Lalu mengangkat Brian dan Bian secara bersamaan. Setelah itu Al pun ikut naik dan mereka bersembunyi di dalam truk
Terlihat para penjahat itu mencari mereka dari kejauhan. Bersamaan truk itu mulai berjalan meninggalkan tempat itu.
" Alhamdulilah," kata Al yang menarik nafas dalam.Lalu memeluk ketiga anaknya.
" Terimakasih sudah menolong papi, bagaimana kalian bisa melakukannya," kata Al menatap ketiganya penuh rasa haru sekaligus bangga.
" Albi yang memberi ide, dan kami ikuti saja. Karna kami yakin. Jika kami kompak, kami pasti bisa melakukannya. Dan Ara yang jaga kandang. Untuk tetap waspada mengawasi mami," kata Brian. Dianggukan Bian dan Albi
" Baguslah, anak anak hebat," kata Al lega.
" Albi kirim pesan dulu ya pi, buat kak Ara. Biar dia tahu kita selamat ," kata Albi Melihat ponselnya, sudah hampir kehabisan baterai.
" Ya sayang, " kata Al mengusap kepala Albi dan menarik Albi di pangkuannya. Karna mereka berada di dalam truk sayuran.
" Kita kemana pi?" kata Bian.
" Kita ikuti saja truk ini, setelah itu kita cari tempat yang aman, agar bisa pulang," kata Al sembari melihat jamnya.
" Tapi ini beda arah pi, ini makin menjauh dari New york ," kata Brian
" Lebih baik kita turun di kota agar bisa berbunyi. Jika kita turun di sini, akan mudah bagi para penjahat untuk menangkap dan menemukan kita. Dan kita juga akan susah mencari transportasi," kata Al yang melihat truk yang mereka tumpangi melewati hutan perbatasan antara dua kota. Hingga jalan yang mereka lewati. Terlihat sangat lengang.
" Ya ...ini sangat berbahaya, apalagi saat malam hari. Ih aku takut," kata Bian.
" Sudah bergeser kesini. Brian sini nak," kata Al memeluk keduanya dari kiri dan kanan. Sedangkan si bungsu di pangkuan Al.
" Albi baik baik saja?" tanya Al.
" Ya pi, tapi Albi ngantuk karna capek berlari," kata Albi.
" Tidurlah, kalian juga. Nanti papi bangunkan jika truk sudah berhenti," kata Al menatap Brian dan Bian. Agar mereka bisa istirahat. Karena Al sudah tenang mereka selamat.
" Ya Allah terimakasih, sudah mengirimkan para malaikatmu. Untuk menyelamatkanku," doa Allah dalam hati. Sembari melihat wajah ketika anaknya memejamkan mata. Karna lelah berlari.
**************
Sedangkan Ara yang mendapat pesan dari Albi. Tersenyum senang karna ketiga saudaranya berhasil menjalankan misi.
" Yeay ...hebat , tapi sinyalnya sudah hilang. Apa mereka baik baik saja," kata Aura menatap pesan Albi.
" Ya mudahan mereka baik baik saja," guman Ara yang melihat jam menunjukan angka 08 20 di dinding kamarnya.
" Hoam...ngantuk banget, aku tidur dulu saja. Besok pasti Albi akan memberi kabar lagi," kata Aura yang tahu ponsel Albi kehabisan daya.
Clek...
" De... Kok belum tidur?" kata Bee yang masuk kamar.
" Ini mau tidur mi," kata Aura yang menarik selimutnya. Dan sekilas Aura, melihat raut sedih sang mami. Yang pastinya memikir kan papi dan saudara saudaranya.
" Ya tidurlah, mami juga," kata Bee yang ikut berbaring di samping Aura.
" Ya Tuhan, lindungi suamiku dan ketiga anak anakku," kata Bee berdoa dalam hati Sembari memejamkan matanya. Karena ia sangat merasa lelah. Bukan cuma badannya, namun juga pikirannyanya yang memikirkan keselamatan Al dan anak anaknya.
Sedangkan di ruang tengah. Ali , Lim, Juan, Bill, dan beberapa anak buah Ali lainnya. Sedang membicarakan Al bersama anak anaknya. Karna sampai hari ini, mereka belum mendapatkan petunjuk sama sekali Sehingga Ali berpikir keras, jika mereka berada jauh dari kota Boston.
" Kita harus selidiki lagi mereka, awasi orang orang di rumah sakit. Dan juga kaki tangan Rasyid li, takut diantara mereka. Ada yang terlibat," kata tuan Fuad.
" Ya tuan, saya sudah menyuruh dua orang kita untuk mengintai dan mengawasi para dokter," kata Ali.
" Apa tuan Rasyid tidak tahu tuan?" kata Bill
" Sepertinya tidak Bill, berarti ini tidak ada kaitannya dengan Rasyid. Mungkin saja ini ulah orang lain. Atau teman teman Rasyid atau Al sendiri," kata tuan Fuad.
" Bisa jadi tuan, saya sudah minta informasi dari nona Bee. Untuk menyelidiki beberapa teman nya," kata Bill yang merasa ada sebagian teman Al dan Bee yang mencurigakan.
" Ya, dan kita juga harus berhati hati. Agar tidak ada orang yang ingin memanfaatkan kekosongan Al dirumah sakit," kata tuan Fuad lagi. Mencoba berpikir tenang. Agar bisa menjaga Bee dari bahaya. Karna pastinya Bee putrinya itu. Akan menjadi target selanjutnya. Jika Al tidak berhasil lolos.
*****************
Paginya mata Al terbuka saat merasakan ada cahaya masuk. Dan mengintip dari sela kotak kotak sayur.
" Astaga ..anak anak ayo cepat turun!!" kata Al membangunkan ketiganya.
" Kita di mana pi?" kata Albi yang lalu bangun dan merangkak pelan membuka terpal truk. Sedangkan Al mengambil tas Albi.
" Astaga....!! " kata Albi kaget.
" Ada apa kita dimana?" kata Bian ikut mengintip dan...
" Ini didalam kapal pi?" kata Bian. Sehingga Al pun mencoba melihat dan membuka terpal penutup truk dan turun lebih dulu.Lalu menurunkan Bian, Brian dan Albi
" Ya kita berada di dalam kapal. Sebelum mereka membongkar muatannya." kata Al Melihat di sekelilingnya sangat sepi. Dan hanya ada beberapa orang terlihat duduk sembari merokok.
" Benar pi, kita berada di dalam kapal besar," kata Brian.
" Ya pasti itu para sopir truk yang sedang beristirahat," kata Bian Melangkah bersama Albi, mencari tempat yang terang. Karna banyak truk dan mobil mewah berbaris di dalam kapal itu
" Yeay keren....kita di kapal pesiar !!" Kata Albi senang melihat tulisan di dinding kapal
" Astaga, bagaimana bisa pi," kata Brian menatap Al.
" Mungkin saat kita tertidur. Truk ini masuk ke dalam kapal. Karna mereka akan mengirim bahan sayuran ke negara lain" kata Al mengamati sekeliling kapal..Lalu melangkah mendekati seorang pria yang sedang duduk sambil merokok.
" Kalian jangan jauh jauh," kata Al saat ketiga anaknya itu melihat kondisi kapal
" Ya pi, kita aman," teriak Brian tersenyum.
Al pun lalu menanyakan pria yang duduk seorang diri. Karna sepertinya pria itu habis sarapan pagi.
" Permisi pak, maaf kira kira berapa lama kapal kita akan bersandar?" kata Al mencoba mencari tahu. Agar orang itu tidak curiga Al penumpang gelap.
" Besok pagi" jawab pria itu. yang bisa ditembak Al, berusia sekitar 30 tahunan lebih. Dan pastinya dia seorang sopir truk atau asisten sopir.
" Oh begitu ya, lama juga," kata Al duduk di sebelah pria itu. Untuk mengali informasi lebih banyak.
" Apa kau bosan, kenapa tidak naik keatas. Disana kau bisa belanja dan masuk restoran Untuk bersenang senang," kata pria itu menoleh pada Al.
" Hah ..." kata Al.
" Astaga, aku tidak membawa dompet," kata Al meraba kantong celananya. Karna dompetnya ada di dalam tasnya yang di bawa Lim pergi saat itu.
" Kenapa?" kata pria itu heran.
" Ah bukan apa apa, selamat bersantai bung. Aku mau ke atas ?" kata Al yang berdiri, lalu melangkah menghampiri anak anaknya yang duduk melihat pemandangan samudra luas.
" Keren...pi coba lihat !!." kata Brian.
" Ya.. tapi apa kalian membawa uang?" tanya Al yang langsung digelengkan Bian dan Bee
" Albi !!" kata Al menatap putra bungsunya itu
" Tidak pi, tapi ...." kata Albi berpikir
" Apa ...." kata Brian dan Bian kompak.
" Ada kartu credit mami di dalam tas," tunjuk Albi pada tasnya yang di gendong Al.
" Alhamdulilah," kata Al. Lalu cepat membuka tas Albi. Dan mencari kartu kredit Bee.
" Ya ....ini dia, sekarang ayo kita keatas ," kata Al tersenyum.
" Hah ...kemana pi?" kata ketiganya heran.
" Mencari makan.." kata Al yang membuat ketiga putranya itu langsung tersenyum.
" Ayo pi...let's go," kata Albi semangat. Lalu berjalan lebih dulu di depan.
Apa kalian lupa bagaimana jeniusnya Dok Al, cari gara gara cari penyakit saja kalian
Salut sama Albi kok kepikiran bawa kredit card maminya
Tinggal berjuang keluar dari wilayah musuh, jangan sampai ke tangkap lagi
Semoga Dok Al dan anak anak selamat semuanya
Ga sabar nunggu aksi anak anak menyelamatkan Dok Al