Dominic seorang pemimpin pasukan bayaran yang dijuluki 'Pasukan Penjagal' terpaksa harus mencari keberadaan seorang puteri kerajaan yang hilang. Awalnya Dominic dan pasukannya menyerah karena tidak berhasil menemukan puteri tersebut. Tapi di tengah petualangannya tanpa sengaja ia menemukan sesuatu diluar dugaannya.
Apakah yang terjadi?
Mampukan Dominic menemukan puteri yang hilang dan apa yang akan terjadi selanjutnya di perjalanan Dominic?
Yuk simak kisahnya....
Warning! Cuma buat yang Dewasa aja yah...yang masih bocil mending Skip ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yurika23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
Memburu
Akhirnya mereka melihat pulau. Yah, mereka pulang ke tanah sendiri. Sangat melegakan.
Kunci Pembuka Sihir akan diserahkan ke kerajaan Hastlen agar mereka terbebas dari kutukan tersebut.
“Luppy, apa kau yakin bisa membuka segel mantra itu?” tanya Dominic ketika mereka kebingungan karena tidak membawa penyihir, tapi Luvi memberi solusi bahwa ia sudah membaca mantra pembuka segel dari buku tua yang ada di perpustakaan penyihir.
“Iya tuan, aku sudah menghafalnya” ucap Luvi pada Dominic.
“Baiklah kalau begitu, ayo kita berangkat!” ucap Dominic.
“Dom, apa kau yakin tidak perlu mengajakku?” tanya Erita manja.
“Aku akan mengajakmu jika kau bisa menahan diri tidak dekat-dekat denganku” jawab Dominic ringan.
“Baik, lebih baik aku tidak ikut. Jadi aku masih bisa dekat-dekat dengamu, kan?” ucap Erita diselingi tawanya.
Setelah Horg berterima kasih pada Erita dan seluruh pasukan Dominic yang telah membantu, akhirnya Dominic, Luvi dan Horg berangkat menuju ke kerajaan Hastlen. Luvi sangat membantu disana. Gadis itu membuka segel mantra dan membuka kunci untuk menghilangkan kutukan.
Pihak kerajaan Hastlen sangat berterimakasih pada Dominic dan pasukannya, mereka menawarkan Dominic dan Luvi untuk tinggal sementara di Hastlen, tapi Dominic menolaknya karena tidak ingin berlama-lama meninggalkan pasukannya.
Setelah semua urusan di Hastlen selesai, Dominic dan Luvi berpamitan pada Raja Hastlen dan juga Horg, dan hadiah mereka akan dikirim dua hari kemudian.
Di perjalanan pulang, Dominic dan Luvi harus berteduh karena hujan turun di tengah perjalanan. Mereka mencari tempat berteduh dan tempat yang paling nyaman untuk berteduh. Saat itu hanya kedai kecil yang mereka temui di pinggiran jalan.
Dominic membuka pintu kedai, dan mereka masuk dengan memperhatikan sekitarnya.
Suasana kedai tidak jauh berbeda dengan kedai mereka di Curtburgh, hanya di sini penduduknya lebih terlihat ramah dan tidak menyeramkan.
Dominic dan Luvi mencari kursi kosong yang bisa mereka tempati. Ternyata hanya ada tiga kursi kosong di pojokan dekat dengan dinding paling belakang.
Dominic yang tidak ingin mencari masalah hanya diam melewati beberapa pria yang menatap aneh kepadanya.
Akhirnya mereka berdua duduk disana dan tak lama berselang seorang pelayan wanita berkulit coklat menghampiri mereka.
“Hai tampan, mau pesan minuman?” tanya wanita pelayan berkulit coklat dengan sedikit genit.
“Ya, boleh. Aku minuman yang seperti pria itu saja, dan dia air putih” kata Dominic sambil menunjuk minuman di meja depannya kemudian menunjuk Luvi dengan isyarat dagunya.
Wanita pelayan itu tersenyum pada Dominic, kemudian berlalu ke meja pesanan. Suasana di kedai tenang untuk sesaat, kemudian mereka di hebohkan dengan kedatangan seorang pria berjanggut kecoklatan yang mengumumkan pengrekrutan yang diadakan Ketua Guild untuk menjadi pemburu Makhluk Malam yang sangat meresahkan akhir-akhir ini.
Para pria disana sangat antusias mendengar pengumuman tersebut, dan banyak diantaranya akan mengikuti pendaftaran karena imbalan yang disediakan juga cukup besar.
Dominic dan Luvi hanya diam tak berkomentar apapun tentang pengumuman tersebut, dan mereka memang tidak perduli dengan hal itu karena mereka hanya singgah dan berteduh ditempat itu.
Setelah hujan agak mereda, Luvi mengajak Dominic untuk melanjutkan perjalanan. Setelah membayar minuman kemudian mereka akan melangkah menuju pintu keluar.
Tapi mata Dominic sekilas memandang kearah papan pengumuman yang baru saja di tempel pria berjanggut coklat tadi. Di bawah tulisan tersebut ada gambar sebuah pedang yang membuat Dominic menghentikan langkahnya.
“Pedang Holograz?. Apa kalian serius menghadiahkan pedang Holograz?” retina Dominic membulat, alisnya berkerut heran.
‘Ini salah satu pedang yang aku inginkan sejak umurku 15 tahun’ gumam Dominic seolah menemukan sesuatu yang diinginkannya.
“Ya tuan, itu imbalannya. Tapi itu bukanlah imbalan utama. Imbalan utamanya adalah koin emas yang sangat banyak. Kebanyakan orang tidak perduli dengan pedang ataupun barang antik dan biasanya mereka tetap akan menjual pedang atau barang antik tersebut untuk mendapatkan koin emas atau perak ” kata seorang pelayan pria menjelaskan.
Perasaan berburu Dominic datang dengan tiba-tiba. Kemudian Luvi menyela. “Lalu, apa barang antiknya, Paman?” tanya gadis cantik disebelah Dominic penasaran.
“Barang antik yang disediakan hanya barang-barang kuno, seperti lempengan petunjuk arah mata angin milik kerajaan tertua di Gordon, lalu buku tua Halvtic, peluit bekas pasukan Mitzu seratus tahun lalu, juga … “
“Tuan! Kita harus ikut!. Ayo daftar Tuan!” pekik Luvi sambil menarik-narik lengan baju Dominic layaknya anak kecil yang meminta gula-gula.
“Iya, iya. Aku juga sedang memikirkannya. Bagaimana cara daftarnya?” tanya Dominic tanpa pikir panjang.
“Anda bisa menemui Tuan Ham penjaga Guild di sebrang jalan besar ini” jelas pelayan pria tersebut.
“Apa makhluk itu sangat kuat hingga tidak ada yang bisa mengalahkannya?” tanya Dominic menguak.
“Selain kuat sepertinya makhluk itu juga sangat cepat, gerakannya hampir tidak bisa digapai oleh mata. Dia berburu di malam hari dan setiap ada yang berusaha menangkapnya, justru dia menjadi mangsa berikutnya, karena menurut kesaksian pemburu yang masih hidup yang ikut dalam misi penangkapannya, mereka sama sekali tidak menyadari kehadiran makhluk itu, tiba-tiba saja ia ada didepan mereka”
“Oya, Paman, Seperti apa tampang Makhluk Malam itu?” tanya Luvi.
“Tidak ada yang tahu pasti seperti apa wujudnya, tapi yang jelas, makhluk ini berkepala serigala, dan dia menyerang siapa saja yang dianggapnya musuh, kadang pejabat kerajaan, kadang tuan tanah, kadang juga wanita cantik yang tertangkap olehnya di malam hari, kemudian wanita itu di bawa ke sarangnya, kemudian … wanita itu, um, dia … “
Luvi dengan wajah polos menunggu perkataan pelayan itu. Tapi Dominic dengan sigap memahami apa yang akan dikatakan si pelayan.
“Ya, ya kami mengerti. Baiklah terimakasih informasimu. Kami akan ke Guild sekarang!” ucap Dominic sambil merangkul kepala Luvi untuk keluar kedai.
“Tapi, dia belum selesai bicara Tuan … “ protes Luvi.
“Sudahlah, aku sudah mengerti” kata Dominic penuh percaya diri.
Mereka berdua pergi ke markas Guild tempat pendaftaran para petualang atau pemburu. Penjaga Guild menawarkan tim untuk bisa bergabung dengan mereka dan jika berhasil mereka bisa membagi imbalan itu dengan rata, tapi Dominic menolak dan mengatakan bahwa mereka akan memburu makhluk itu berdua saja.
Jadwal berburu mereka berdua adalah besok malam. Dan malam yang mereka lewati di hari itu adalah jadwal berburu peserta pemburu lain yang sudah lebih dulu mendaftar.
Dengan terpaksa mereka menyewa penginapan kecil agar bisa menetap sehari atau dua hari disana untuk memburu makhluk tersebut.
“Tuan, aku masih penasaran dengan yang dikatakan pelayan di kedai itu. Memangnya setelah ditangkap makhluk itu, para wanita yang dibawa ke sarangnya lalu diapakan?, apa mereka dibunuh atau- dimakan?” tanya Luvi pada Dominic yang tengah membersihkan pedangnya.
“Sebelum dibunuh wanita yang tertangkap olehnya diperkosa dulu, baru kemudian di bunuh” jawab Dominic datar.
“Hii, mengerikan” kata Luvi sembari bergidik sendiri.
“Lalu, apa rencamu, Tuan?. Kenapa kita tidak membentuk tim saja?, mungkin bisa lebih seru”
“Tidak perlu. Kita berdua sudah cukup. Tapi kita harus bekerja sama, dan aku ingin kau berjanji untuk tidak membantahku” kata Dominic meyakinkan Luvi.
“Kenapa aku harus berjanji?” tanya Luvi mengerutkan alisnya.
“Mau berjanji atau tidak?. Karena kalau kau membantahku rencana kita tidak akan berhasil” tukas Dominic.
“Ya, baiklah, aku berjanji. Memangnya apa yang anda rencanakan?”
“Maaf Luppy, tapi kau akan menjadi umpan. Kau hanya perlu menyamar sebagai wanita malam. Dengan begitu kita bisa memancing si Makhluk Malam untuk datang, baru kita sergap si berengsek itu”
Luvi membulatkan matanya yang biru, mulutnya menganga tidak percaya. “Umpan?!, wanita malam?” …
Tiba-tiba terdengar gelegar teriakan di penginapan itu. “TUAN DOM!”
Semangat berkarya.
Berkah&sukses selalu.