" Apakah tuan putri akan menolak saya?" tanya seorang pria yang saat ini tengah duduk sambil minum teh yang disuguhkan oleh Lyra.
" Sebaliknya, saya dengan senang hati menerima anda." ujar Lyra sambil tersenyum penuh maksud karena ini adalah langkah awal nya untuk mengubah takdir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
Di pagi hari yang sangat cerah.
Surat pemberitahuan dari Baginda telah sampai di kediaman Duke Everet.
Awalnya Duke beserta istri dan anaknya begitu bahagia menerima surat dari Baginda raja.
Namun saat surat tersebut di buka dan dibacakan, senyum yang awalnya menghiasi wajah mereka berganti secepat nya dengan raut amarah dan kecewa.
"Apa-apaan ini" murka Duke Everet.
" Siapkan kereta kuda segera! " Perintah Duke Everet kepada bawahan nya.
" Mathius kau siap-siap sekarang, kita akan ke istana."
" Baik ayah."
Mereka pun bergegas bersiap-siap untuk pergi ke istana dan bertemu Baginda raja.
" Bukankah sudah sangat jelas isi surat yang ku tulis itu, mengapa kau datang protes seperti ini ." Ujar Baginda raja.
" Tapi Baginda."
" Tidak ada tapi, dan asal kau tau .putri sendiri lah yang ingin menolak lamaran putramu. " Sela Baginda raja .
" Baginda,apa anda tidak masalah jika tidak ada laki-laki yang bersedia menikahi Putri?."
" Apa maksud mu." Raut wajah Baginda tetap datar seperti biasa.
" Bukankah seluruh kerajaan sudah tau jika putri Lyra adalah anak di luar nikah,bahkan sangat jarang ada seseorang yang bersedia menikah dengan seorang anak haram." Ujar Duke Everet.
" Namun, putri malah menolak putra saya yang sudah berbaik hati ingin melamar putri dan memberinya hidup yang layak."
" Jadi maksud mu aku tidak pernah memberikan hidup yang layak kepada putri hanya karena dia anak di luar nikah." Ujar Baginda raja.
" Bukankah memang seperti itu, saya bahkan mendengar jika pelayan istana, selama ini tidak ada yang bersedia melayaninya. Apalagi ,anda juga tidak pernah memperhatikan putri sejak beliau kecil."ucap Duke Everet.
" Ya kau benar, tapi sayangnya. Mau bagaimana pun kau berkata, putri tetap menolak lamaran putra mu." Ujar Baginda raja.
" Silahkan pergi, karena saya memiliki banyak urusan penting lain nya ." Ucap Baginda raja.
Duke Everet dengan kesal pergi begitu saja dari hadapan Baginda raja, bahkan beliau tidak mengucapkan salam sama sekali.
" Tunggu, kau tadi bilang jika putri tidak akan menikah bukan?, tapi bagaimana ya. Sebenarnya Putri menolak lamaran putramu karena dia sudah memiliki kekasih." Ujar Baginda raja lagi.
Dan Duke Everet benar-benar marah mendengar ucapan Baginda, dan dia melanjutkan langkahnya tanpa menoleh lagi.
" Bagaimana ayah?." Tanya Sir Mathius yang menunggu ayahnya.
" Pulang, kita bicarakan nanti." Karena melihat ayahnya yang tengah emosi, Sir Mathius tidak bertanya apapun lagi dan mengikuti langkah sang ayah.
Sedangkan di dalam ruangan Baginda raja.
" Baginda..." Ucap seseorang yang baru saja datang.
" Selidiki apa yang di rencanakan ." Titah Baginda raja.
" Baik yang mulia."
Di sisi lain,
Lyra tangah kerepotan membawa dua kotak aksesoris yang telah ia buat.
Kali ini Lyra membuat gelang manik-manik,kalung, bahkan cincin nya juga.
Lyra tidak menyangka jika saat ini aksesoris buatan nya tengah menjadi sangat nge tren di kalangan gadis-gadis remaja,baik dari kalangan bangsawan maupun rakyat biasa.
Selain karena harganya terjangkau, aksesoris buatan Lyra begitu indah sehingga dapat dengan mudah di cocokkan dengan pakaian apapun.
Apalagi perhiasan manik-manik nya begitu ringan dan mudah digunakan, sehingga membuat banyak yang minat menggunakan nya.
" Yang mulia hati-hati." Tara dengan segera mengambil alih kotak itu karena Lyra hampir saja terjatuh karena tidak bisa melihat jalan dengan benar.
" Terimakasih Tara."