NovelToon NovelToon
Papa Untuk Jeri

Papa Untuk Jeri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Single Mom / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Office Romance
Popularitas:16.4k
Nilai: 5
Nama Author: Hai_Ayyu

Kesalahan di masa lalu membuat Maudy memiliki seorang anak.

Seiring bertambah usia, Jeri merindukan sosok seorang ayah.

"Apa kamu mau menikah denganku?" tanya Maudy pada pria itu.

"Aku tidak mau!" tolaknya tegas.

"Kamu tahu, Jeri sangat menyukaimu!" jelas Maudy. Semua demi kebaikan dan kebahagiaan putranya, apapun akan dilakukannya.

"Aku tahu itu. Tapi, aku tidak suka mamanya!"

Akankah Maudy berhasil memberikan papa untuk Jeri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hai_Ayyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 - Secepat itu

Maudy segera menggelengkan kepala saat menyadari pikiran aneh yang terlintas. Menikah dengan pria modus itu, sedikit membuatnya merinding.

"Jeri antar sampai depan ya, pa." bocah kecil itu menawarkan diri.

Hati Maudy menghangat melihat pria modus itu berjalan sambil menggandeng putranya.

Pemandangan yang begitu menyejukkan mata dan hatinya. Mulai membayangkan saat mereka berjalan bertiga dengan Jeri di antara mereka.

Saling bergandengan tangan dan tertawa bersama. Rasanya seperti keluarga kecil yang bahagia.

Bahagia itu sederhana. Seperti itu saja sudah membuatnya tersenyum.

"Maudy, kamu kenapa?" tanya oma Novia melihat kaki sang anak.

Maudy tersadar dari khayalan keluarga kecil yang bahagia itu dan segera menormalkan wajah yang tadinya tersenyum menjadi biasa saja.

"Jatuh tadi, ma." jawabnya. Ia terjatuh lantaran mengejar pria itu.

"Sudah berapa kali dibilangi, jangan pakai sepatu terlalu tinggi!" oma Novia menggeleng melihat putrinya. Maudy susah diatur dan diberitahu.

"Namanya juga wanita, ma. Wajar saja." ucap Maudy bersuara pelan. Wanita kan maunya selalu tampil cantik dan selalu wah.

Beberapa saat kemudian,

"Akhhh!" Maudy menjerit kesakitan dari dalam kamar.

"Mama... Mama!!!" Jeri menangis sambil mengetuk-ketuk pintu.

Mama Maudy berada di dalam kamar bersama nenek-nenek. Jeri tidak boleh masuk dan disuruh menunggu di luar saja.

"Jangan sakiti mama Maudy! Mama... Mama!" Jeri masih menangis sambil menggedori pintu. Ingin sekali menyelamatkan mamanya. Mama Maudy berteriak seperti itu, entah apa yang sudah dilakukan nenek-nenek itu pada mamanya.

"Jeri, kaki mama lagi diurut biar cepat sembuh!" jelas opa Agus. Ia memang memanggil tukang urut ke rumah.

"Jeri tidak mau mama sakit, opa." Jeri bicara dengan terisak sambil mengusap air mata yang mengalir. Ia tidak mau mamanya kenapa napa.

Jeri sangat menyayangi mama Maudy.

"Mama Maudy akan baik-baik saja, sebentar lagi juga selesai." opa Agus membujuk agar cucunya tenang.

"Benaran mama tidak apa-apa, opa?" Jeri masih memastikan dan opa Agus pun mengangguk.

Dan tak lama,

Kreeek...

"Akhhh!!!" Maudy kembali berteriak. Tukang urut itu begitu kasar sekali. Main kraaak kreeek kraaak kreeek saja. Tidak tahu apa, sakitnya luar biasa.

"Mama... Hu hu hu..." bocah kecil itu pun semakin menangis mendengar teriakan mamanya.

Nenek-nenek itu pasti telah melakukan hal buruk pada mamanya. Mamanya dalam bahaya.

"Opa... mama, opa!" Jeri berharap agar opanya segera menolong sang mama.

"Mama baik-baik saja!" ujar opa. Biasa jika diurut berteriak.

Karena opanya tidak mau menolong mamanya, Jeri pun pergi.

"Jeri mau ke mana?" tanya opa Agus yang melihat cucunya pergi. Ia segera mengikuti.

Jeri kini berada di ruang tamu, ia melihat tas mamanya dan mengambil ponsel. Akan segera menelepon papanya untuk menyelamatkan mamanya.

Ponsel sudah dipegang Jeri, ia menekan pinnya. Jeri pun membuka riwayat panggilan. Ia melihat calon suami nona Maudy dalam riwayat panggilan itu. Dan meneleponnya.

Bocah kecil itu tahu karena sering memperhatikan mamanya saat menggunakan ponsel dan ia merekam semua dalam kepalanya.

Usia Jeri masih sangat kecil, Maudy memang tidak membolehkan putranya menggunakan ponsel. Belum mengenalkan benda kecil itu, karena belum waktunya Jeri menggunakannya. Maudy lebih suka sang anak bermain dengan mainannya.

"Halo," jawab suara dari seberang sana. Suara papa Roni.

"Halo, papa." ucap Jeri dengan nafas memburu. Suaranya begitu ketakutan.

"Ada apa, Jeri?" tanya Roni. Ia masih di jalan, belum sampai ke kost-an.

"Mama, pa! Mama... Hu... hu... hu!" Jeri menangis di telepon itu. Ia menangis dengan sedih sekali.

Dan itu membuat Roni jadi bingung. "Jeri kenapa?" tanyanya dengan suara lembut.

"Mama, pa. Mama!"

"Mama kenapa, Jeri?" tanya Roni lagi. Kenapa dengan wanita itu?

"Mama hu... hu... hu..."

Bukannya memberitahu, Jeri malah menangis. Roni jadi tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Mama, pa. Mama-" Jeri pun melihat ponsel itu sudah gelap dan tidak ada suara lagi. Ia tekan-tekan benda itu dan tidak menyala juga.

"Ponsel mama habis baterai, Jeri." opa Agus yang meraih ponsel itu. Ia dari tadi mendengar jika Jeri mengatakan papa. Pasti menelepon Roni.

Opa Agus lalu meraih Jeri dan menggendongnya. Ia juga mengusap air mata di wajah mewek sang cucu.

"Mama sepertinya sudah selesai diurut. Ayo, kita ke sana!" ajak opa.

Jeri mengangguk menurut.

"Mama!" begitu membuka pintu, Jeri melihat mamanya berbaring di tempat tidur dan langsung berlari ke arahnya.

"Jeri sayang!" ucap Maudy. Ia tadi mendengar putranya menangis sambil menggedor pintu kamarnya. Pasti putranya begitu mengkhawatirkan dirinya.

"Mama! Mama jangan sakit lagi ya. Jeri takut, ma. Jeri takut!" Jeri menangis dalam pelukan mamanya.

"Mama, tidak apa sayang. Tadi kaki mama diurut dan sekarang sudah sembuh. Nanti mama sudah bisa jalan-jalan bersama Jeri lagi." tangan Maudy mengelus punggung sang anak. Jeri begitu sangat sedih sekali.

"Mama jangan sakit lagi ya. Kasih saja sakit mama sama Jeri." ucapnya. Ia mengatakan sambil melihat mamanya.

Maudy jadi sedih mendengar ucapan anaknya. Mana mungkin ia mau Jeri yang sakit. Cukup ia saja yang sakit, putranya harus sehat dan bahagia.

"Sudah, Jeri jangan nangis lagi ya." Maudy mengusap air mata bocah kecil itu.

"Mama, haus? Jeri ambilkan minum ya." Tawarnya dan Maudy mengangguk.

"Terima kasih, Jeri sayang."

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

"Jeri... Halo, halo." Roni melihat ponsel. Panggilan telah berakhir.

Pria itu mulai bingung, kenapa Jeri menelepon sambil menangis seperti itu. Apa yang terjadi pada mama anak itu.

Mencoba menelepon kembali, tapi panggilan tidak tersambung. Nomor nona Maudy sudah tidak aktif.

'Apa dia? Innalillah!' Roni memikirkan hal itu.

Jeri tadi menangis seperti itu, pasti karena telah kehilangan Maudy untuk selama-lamanya. Telah terjadi hal buruk pada wanita itu.

Roni membuang nafasnya perlahan, ia tidak mengira wanita itu begitu cepat sudah menghadap yang maha kuasa. Perasaan beberapa saat yang lalu, wanita itu baik-baik saja. Tidak pernah ada yang tahu kapan ajal akan menjemput.

Masih jelas dan terngiang bagaimana kepedean wanita itu. Ternyata itu semua adalah saat terakhirnya.

Roni memegang tengkuknya, ia jadi sedikit merasa merinding. Maudy tadi masih bersamanya, apa kini roh wanita itu ada di sekitarnya.

Dengan melajukan mobil cukup kencang, Roni pun akan segera ke rumah Maudy. Meski wanita itu sangat menyebalkan selama hidupnya, tapi ia tetap harus berbela sungkawa.

Beberapa saat berlalu, Roni telah sampai di rumah besar itu. Ia melihat rumah tampak sepi dan belum ada karangan bunga di halaman.

Pria itu akan menekan bel saja.

Sekali,

Dua kali,

Dan pintu pun terbuka, terlihatlah seseorang.

"Han-hantu!" Roni terkejut melihat orang itu.

"Hantu gundulmu!"

.

.

.

1
maya ayu
nah kan nah kan bener kan saya 🥳🥳🥳🥳🥳🥳
umatin khuin
yaaAllah maudy ada aja kelakuanmu....lucu bgt sih...ngakak aq...
Lanjar Lestari
anak Bu Kaos/mantan istrinya Ratu ya yg manggil Roni
Lanjar Lestari
jangan melamun Maudy jd nabrak kan apa yg di tabrak Maudy papa Roni atau sesuatu
maya ayu
mantan istrinya pasti tuh.. coba deh baca kisah mantan pacar roni di novel sebelah kan ada. udah pastii fix itu mantan istrinya 🧐
LISA
Siapa tuh yg nyapa Roni
wiwit sayekti
sayaa suka, alur ceritanya tdk bertele-tele sehingga nyaman membacanya.👍
Nunuy
Maudy" hati boleh meleleh tapi mata mbok ya dikondisikan..nabrak sesuatu itu pasti 🤣🤣🤣
Lanjar Lestari
knp Maudy tdk boleh ikut Ron pasti dag dig dug ya kl dekat Maudy hehe
umatin khuin
lho knp maudy g boleh ikut ya...
LISA
Koq Maudy ga boleh ikut sich Ron 🤔
umatin khuin
hahaha...asin g tuch....
Lanjar Lestari
🤣🤣🤣kan g fokus saat ambil gula td Maudy dan g sadar kl ambil garam bukan gula gara"melamun km bikin makin gemes deh
LISA
Wah Maudy salah memberi garam bkn gula
maya ayu
aseeeekkk lanjut thoorrrr 🥳🥳🥳
Lanjar Lestari
Asyik Ahkirnya Roni mengakuinya kl Maudy cantik dan ungkapkan perasaannya ke Maudy lewat ciuman Roni yg dadakan hehe Roni Jatih Hati dan Cinta kan dg Maudy Oyw Lamaran Ron serta Nikah alangkah bahagianya Jeri Papa Roni pulang dg Mama Maudy pasti tidur di Rumah Maudy lg
Nunuy
Lanjut thor gak sabar liat mereka bersama..ikut baper bacanya 🤭
Lanjar Lestari
Ya kecewa sm km lah Ron Maudy g peka gitu aja masa hrs di jelasin
umatin khuin
ya begitulah kalau udah bucin ron rony...tp kebanyakan gitu para pria...cuex bebex....yg wanita udah ngetik panjang2...eh si pria jawab pendek bgt....hmmmm
Lanjar Lestari
di balas pendek ya Maudy sabar krn Roni masih Trauma takut gagal kl menikah lg dl saat menikah dg Ratu wanita pilihannya dan meninggalkan Dara malah berantakan umur pernikahannya dan rumah tangga hanya berjalan 4 thn dg Ratu jd trauma hehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!