. Tak terasa saat Farah melihat jam ditangannya waktu sudah menunjukkan pukul 12: 00 siang. saatnya jam makan siang. Farah yang kelaparan pun langsung turun kebawah untuk menuju kantin, namun! Dia terusik dengan perkataan salah satu tamu disana yang mengatakan ada dokter psikiater baru yang datang, seketika jantungnya mulai berdebar kencang . “Apakan itu kakak?“ ucap batinnya.Dan disaat yang bersamaan,
Farah hampir menabrak seseorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ariadna Vespera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 23
Saat sudah selesai makan Farah dan Pera merapikan
dapur lalu tempat makan, setelah semuanya selesai Farah ingin izin pulang
namun, di cegah oleh Pera.
Pera meminta Farah untuk menemani di kamar malam
ini. Karna Farah juga masih penasaran dengan pemilik tes pek itu Farah
mengiyakannya.
Mereka berdua sudah bersih, bersiap untuk tidur
"Pera, saat aku bersih-bersih aku menemukan
tes pek hamil. Milik siapa itu?"
"Itu milikku." Dengan santainya Pera
menjawab seperti itu. Farah yang awalnya sudah berbaring langsung duduk tegak
menapa Pera. Farah menari nafas panjang lalu menghembuskannya dengan penuh
kemarahan.
"Bisa ceritain gak, awal mulanya gimana?"
Yang membuat Farah terkejut bukanlah keberadaan tes
pek nya namun, hasil dari tes pek itu adalah positif. Jika Pera mengatakan itu
miliknya maka saat ini Pera sedang hamil.
"Yah, itu terjadi karna kesalahan
pahaman." Ucap Pera dengan nada yang sangat santai, seolah tidak peduli
dengan keadaan dia sekarang.
"Bukan begitu jawaban yang aku mau Pera."
Dengan tegas, tatapan mata pun ikut menegaskan hal
itu. Bagaimana bisa semua itu terjadi Farah masih tidak habis Pikir. Oke kalo
misalnya Pera mau punya anak, tapi bukankah asal usul ayahnya juga harus jelas.
Maksud Farah tuh kenapa mendadak
"Apakah kamu hamil hanya Karna ingin punya
anak?"
"Tidak, ini semua hanya Karna kesalahan
pahaman."
Farah yang masih tidak bisa mencerna permasalahan
Pera pun termakan emosi.
"Di mana rumah ayah anak itu?"
Dengan emosi yang sudah sangat membara Farah
menanyakan hal itu. Pera pun lagi-lagi dengan santai memberikan alamat itu.
Farah menarik paksa Pera agar ikut dengannya.
Mereka berdua pergi ke alat yang sudah Pera berikan. Saat sampai Farah takjub
melihat rumah yang ada di hadapannya saat ini. Rumah itu terlihat sangat mewah
dan mahal, berarti ayah dari anak ini adalah orang kaya pikir Farah.
Farah Menggedor pintu rumah mewah itu, dengan penuh
emosi sambil memencet bel di saat yang bersamaan dan menggenggam erat
pergelangan tangan Pera.
Akhirnya ada yang membuka pintu rumah itu Farah
yang sudah sangat emosi langsung masuk tanpa permisi dan melihat orang yang
membukakannya pintu adalah Ical. Farah langsung mencekam leher Ical dengan kuat
hingga ke dinding.
"Pera ini ayah dari anakmu?"
Pera pun mengangguk kepalanya, cekaman itu pun
semakin kuat hingga wajah Ical memerah.
"Baby, kau ingin membunuhnya?"
"Bolehkah?"
"Jangan lepaskan lah sekarang!"
Farah pun menuruti perintah Pera. Saat Farah sudah
mulai tenang dan melihat sekitarnya, ada tiga pria tercengang dengan kejadian
yang baru saja terjadi.
Ketiga pria itu adalah Reno, Rendi dan Iplan.
Mereka tidak pernah menyangka bahwa seorang Farah
yang sangat menghargai orang lain itu bisa berbuat kejam.
Farah yang menyadari kehadiran mereka bertiga hanya
bisa menatap tajam, karna Farah masih belum memilihkan amarahnya sepenuhnya.
Farah menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya.
"Apakah kau tau Pera hamil anakmu?"
"Apa! Pera hamil anakku?"
Saat melihat ekspresi Ical seperti itu Farah baru
mengerti bahwa semua ini yang benar-benar tahu kisahnya hanya lah Pera.
"Jika kau tidak mau menjelaskan semua yang
terjadi aku akan pulang sendiri." Ucap Farah sambil menatap tajam ke arah
Pera.
"Aku akan menjelaskan semua di saat aku
siap." Dengan tegas Pera menjawab.
"Maafkan aku karna terbawa emosi." Ucap
Farah yang meminta maaf dengan tulus kepada Ical.