Bagaimana perasaanmu selalu dituduh mandul dan selalu diselingkuhi bahkan sang suami terus membawa pulang wanita yang berbeda-beda setiap harinya.
Hingga saat sudah tidak kuat lagi akhirnya Rialina menggugat cerai suaminya, sang suami yang mendengar itu tentu senang bukan main dan tanpa pikir panjang langsung menandatangani surat cerai itu.
Ayo simak kelanjutan ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VivianaRV, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
"Oh berarti benar kalau kamu sekarang menjadi simpanan om-om?"
"Aku tidak bilang seperti itu, lagian apa sih urusan kamu dengan semua barang yang aku pakai saat ini? apakah itu mengganggu kamu?"
"Itu memang bukan urusanku tapi kalau dipikir-pikir kamu dapat uang darimana hingga bisa membeli barang-barang branded seperti itu, kamu kan sekarang tidak mempunyai apa-apa setelah cerai dengan mas Keanu."
"Kamu terlalu ikut campur, mendingan kamu urusin aja anak yang sedang kamu kandung itu jangan sampai saat lahir nanti dia tidak ada kemiripan dengan mas Keanu sama sekali."
"Berani ya kamu sama aku!" Rinta yang mulai emosi mulai menggeram rendah.
"Kenapa aku tidak berani denganmu wanita pembohong!"
Setelah mengatakan itu Realina langsung turun dari pelaminan tanpa menyalimi Rinta. Biarlah orang lain menganggap Realina tidak sopan, dalam hati Realina ingin sekali menjejali mulut Rinta dengan kotoran sapi. Realina segera keluar dan masuk ke dalam mobilnya yang sudah siap di depan hotel. Setelah Realina masuk mobil mulai berjala meninggalkan area hotel.
Sampai di mansion ternyata mobil Farel sudah terparkir di depan mansion. Realina pun masuk ke dalam mansion lalu matanya menemukan Farel yang tengah duduk di sofa ruang televisi.
"Mas Farel" dengan senang hati Realina menghampiri Farel lalu duduk di sebelahnya.
"Mas kamu udah lama sampai mansion?"
"Enggak terlalu lama ini aja aku baru saja duduk, gimana tadi resepsi pernikahannya apakah seru?"
"Seru apa? di sana tidak seru sama sekali, kamu tahu mas di tengah acar Rinta itu sudah mempermalukanku saja di depan tamu undangan."
"Sudah kamu jangan emosi, menghadapi wanita licik seperti Rinta itu hanya menguras emosi kita saja. Bagaimana kalau sekarang kita jalan-jalan saja?" tawar Farel agar emosi dalam hati Realina mereda.
"Enggak usah mas aku tahu kok kamu pasti masih capek saat ini, kamu istirahat saja jalan-jalannya bisa kapan-kapan saja."
"Beneran kamu enggak mau? padahal aku enggak capek loh saat ini kalau hanya jalan-jalan saja."
"Enggak mas aku tetap enggak mau, udah mending sekarang kamu mandi dan istirahat."
"Ya sudah kalau begitu."
"Kamu sudah makan atau belum mas?"
"Belum."
"Astaga mas kamu jangan melupakan makan bahaya untuk kesehatan, kamu kerjanya terus menerus sedang perut kamu tidak kamu isi sama sekali itu bisa membuat penyakit asam lambung mas."
"Aku enggak papa buktinya aku sehat-sehat saja sampai saat ini."
"Sudah sekarang kamu mandi lalu ke dapur ya aku akan memasakkan makanan buat kamu."
"Kenapa kamu yang masak kan ada koki, kamu tinggal ngomong aja mau makanan apa."
"Disaat hampir tengah malam begini mas? tidak usah memanggil koki untuk masak aku kasihan karena mereka seharian ini bekerja dengan keras saat ini biarkan mereka untuk istirahat."
"Tapi nanti kamu bakal capek."
"Kalau cuman masak saja aku tidak akan capek, sudah sana cepat mandi kamu udah bau banget mas" Realina menutup hidungnya pura-pura mencium bau busuk.
"Emang iya?" dengan lucunya Farel mengendus bau ketiaknya sendiri.
"Enggak bau tuh bahkan masih wangi banget."
"Kalau dibilangin jangan ngeyel kalau suruh mandi ya cepat mandi!" Realina mulai mode cerewet, Farel langsung kocar-kacir lari ke kamarnya untuk mandi.
"Perasaan udah tua tapi kok dibilangin susah banget sih" gumam Realina sambil menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.
Setelah melihat Farel sudah di lantai atas, Realina pun bergegas menuju dapur. Malam ini Realina memasak ayam goreng dan cumi hitam. Belum selesai Realina memasak Farel sudah berada di dapur.
"Apakah masakannya sudah matang?" tanya Farel sambil mendekati Realina.
"Belum mas kamu tunggu di meja makan saja biar aku selesaikan dulu masakannya."
"Enggak mau membosankan kalau cuma duduk di meja makan sambil lihatin kamu masak mending aku bantuin kamu masak saja agar segera selesai bolehkan?"
"Memang kamu bisa masak mas?"
"Kamu meragukan skill masakku? kamu tidak tahu berapa tahun aku berada di luar negeri?"
"Kan kamu diluar negeri makanannya selalu beli."
"Enak aja aku selama di luar negeri selalu masak sendiri untuk menekan pengeluaran ku selama di sana, aku lumayan bisa memasak tenang aja."
"Ya sudah kalau kamu mau membantuku tolong goreng ayamnya, kamu bisa kan goreng ayam?"
"Goreng ayam mah gampang, sini aku yang goreng kamu selesaikan yang lain" Farel mulai mengambil alih penggorengan.
"Hati-hati mas jangan sampai gosong, hati-hati juga minyaknya panas nanti takutnya kamu kecipratan minyak."
"Tenang saja serahkan semuanya sama aku pasti beres" ucap Farel dengan pedenya.
Mereka berdua pun sibuk memasak, Realina sempat melihat Farel yang sedang memasak. Ternyata benar Farel cukup lihai dalam memasak. Setelah selesai makanan mulai dihidangkan ke meja makan. Realina dan Farel pun duduk di kursi masing-masing yang saling berdekatan.
"Mas kamu mau diambilkan makan atau ngambil sendiri?" tawar Realina.
"Kamu ambilkan saja" Realina mengangguk dan mulai mengambilkan makanan untuk Farel.
"Ini mas habiskan semuanya jangan sampai bersisa" Farel mengangguk lalu mulai menyendokkan makanan ke mulutnya.
Baru satu sendok makanan akan masuk ke mulutnya tapi Farel menghentikannya karena melihat Realina yang hanya diam saja memperhatikannya makan.
"Kamu kenapa enggak makan Rea?"
"Aku masih kenyang mas karena tadi makan banyak saat di resepsi pernikahan Keanu dan Rinta."
"Yah...kalau kamu enggak makan aku jadi enggak nafsu makan karena tidak ada yang menemani aku makan."
"Loh ini kan aku nemenin kamu makan."
"Iya nemenin tapi kamu cuman diam aja enggak makan, ayo makan walaupun sedikit."
"Ya ampun mas perut aku udah enggak ada sela lagi buat makan, ini juga udah di atas jam sembilan jadi aku enggak mau gendut."
"Ayo dong Rea makan" ucap Farel memelas.
"Huft...iya iya ini aku makan" Realina pun mulai mengambil nasi setengah centong ke piringnya tidak lupa juga mengambil lauk.
"Nah gitu dong" sekarang dengan semangat Farel menyendokkan makanan ke mulutnya.
"Habis ini kamu langsung tidur ya mas."
"Enggak mau masa habis makan langsung tidur, aku bantuin kamu cuci piring aja."
"Haduh kamu itu susah banget dibilangin sih, pokoknya tidak ada bantahan kamu harus tidur habis makan lihat muka kamu mulai pucat tuh. Pasti selama di luar kota kamu kerja terus kan dan enggak istirahat sama sekali."
"Kok kamu bisa tahu kalau aku kerja terus?"
"Kan benar firasatku."
"Aku juga kerja terus dan enggak istirahat kan agar bisa pulang cepat dan ketemu sama kamu, selama di sana aku sangat-sangat rindu sama kamu."