NovelToon NovelToon
Jejak Kelabu

Jejak Kelabu

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lili

Tetesan-tetesan air hujan meninggalkan jejak basah kilau bening di pucuk-pucuk daun mahoni ditambah semburat cahaya mentari yang mulai meredup bak permata.... indah itulah dipengelihatanku.
Kumengadah ke atas kelabu itu sudah beranjak pergi berganti cahaya kemerahan di sana....kuhirup perlahan aromanya sambil memejamkan mata masih terasa segar....
Ku buka mata....masa itu... kenapa tiba-tiba menyergap ku....kuraba hatiku....masa yang selalu menghantui hidupku....apakah jejak kelabu dihatiku kan berganti ataupun sudah terkikis? kata hatiku berkata....aku rindu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lili, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 Sampai Di Tempat Masa Lalu

...•...

...•...

...•...

...~Selamat Membaca~...

...°°...

Hari yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba. Liona telah menginjakkan kaki di tempat tempat kelahirannya. Tidak hanya sebagai tempat dimana dia dan saudara-saudaranya lahir, ditempat ini Liona kecil tumbuh sampai dia selesai kuliah.

Banyak begitu kenangan di tempat ini, baik itu kenangan sedih, senang, dan kenangan tentang dia....Lionel. Yang masih diam-diam Liona rindukan dan sampai hari ini masih belum mampu dia lupakan.

Terakhir Liona melihat Lionel dengan seorang gadis waktu acara wisudanya. Dia terburu dengan praduganya waktu itu, karena rasa cemburunya yang baru dia sadari. Mungkin jika dulu Liona lebih bersikap dewasa, menunggu Lionel untuk datang ditempat yang telah Lionel janjikan. Dan bertanya siapa gadis itu waktu itu. Mungkin perasaan yang dirasakan Liona tidak mengambang seperti.

"Dek kok, ngelamun masih jetlag ya." Ucap Kak Rendi suami dari mbakku.

Liona tidak sadar bahwa dia dari tadi melamun, flashback akan kenangan di masa lalunya.

"Iya mas." jawab Liona setengah jujur.

Memang benar Liona merasa jetlag setelah naik pesawat namun melamunnya tadi memikirkan hal lain.

"Na, kamu jetlag?"tanya Bapak ketika mendengar percakapan Liona dengan kakak iparku.

"Sedikit yah."

"Nih, Mas bawakan minyak angin. Mas masih ingat kamu itu gampang mabuk." ucap Mas Rendi menyerahkan sebuah botol minyak angin berukuran sedang

"Makasih ya mas." ucap Liona menerima sebuah botol minyak kayu putih.

"Ya wes cepetan masuk mobil dulu biar cepat sampai rumah nanti kamu bisa istirahat." Ucap ayah Liona

"Iya yah." jawab Liona

Mereka sudah keluar dari bandara. Mas Rendi bertugas menjemput mereka. Barang-barang mereka ditaruhnya di bagasi mobil lalu Liona, ayah, ibu, dan Rio pun segera masuk ke mobil.

"Gimana Pak penerbangannya?" tanya Rendi, suami dari kakak Liona

"Lancar kok Rendi."

"Bagaimana pekerjaanmu dan Raya di sini, lancar Nak."

"Lancar Bu."

"Ibu lega mendengarnya langsung Raya dan anakmu sehat Ren?" tanya ibu Liona

"Mereka baik-baik saja Bu. Caca dan Azel nanyain mulu kapan kakek dan neneknya datang."

"Ya ampun, walaupun masih beberapa bulan yang lalu ibu baru ketemu dan setiap hari video call ibu masih tetep kangen sama anak-anakmu."

"Ayah juga sangat kangen mumpung ada momen seperti ini, Ayah ingin menghabiskan liburan ayah bersama mereka."

Hingga beberapa saat kemudian Rendi bertanya kepada ayah dan ibu mertuanya.

"Yah, Bu, nanti langsung ke rumah kami kan?"

"Ehm, antar Kami di rumah lama kita Ren, Ayah juga pengen nengok rumah itu. Selama Kami di sini kami akan tinggal di sana."

"Lho yah kok di sana?."

"Nggak papa Ren."

"Ya sudah kalau kemauan ayah seperti itu."

Lalu mereka membahas hal lain. Percakapan orang tua Liona dan Mas Rendi yang mendominasi ditengah perjalanan menuju rumah lama tempat tinggal mereka. Rio hanya menanggapi sekadarnya. Rio juga sepertinya memejamkan mata karena lelah.

"Mbak jangan bersandar di kaca mobil nanti mbak tambah pusing." ucap Rio pelan kepada Liona

"Sini senderan di aku."

Rio meminta Liona untuk menyadarkan kepalanya di bahunya. Liona mengucapkan terimakasih kepada adiknya.

"Makasih ya dek."

Segera dia merebahkan kepalanya di bahu lapang adikknya itu. Liona memejamkan matanya untuk mengurangi rasa pusingnya juga lalu adiknya pun juga melakukan hal yang sama, menyandarkan kepalanya di kepala Liona dan melanjutkan memejamkan mata.

Bagi yang belum tahu akan status Liona dan Rio bahwa mereka adalah saudara sedarah dan sekandung.

Mereka tidak ada mirip-miripnya. Biasanya sebagai saudara pasti ada satu kemiripan bagi mereka yang bersaudara. Seperti Rio yang memiliki kemiripan antara mbaknya.

Rio adalah perpaduan sempurna dengan ibu dan ayahnya. mungkin Liona lebih mirip kakek nenek atau buyutnya juga.

Banyak orang yang terkecoh mengira Liona dan adiknya, Rio adalah pasangan. Entah itu pasangan kekasih bahkan pasangan suami-isteri.

Perlakuan adiknya yang selalu menunjukkan kepedulian dan rasa sayang kepada Liona secara berlebih dibanding kepada mbaknya. Mungkin usia Liona dan Rio juga tidak terpaut jauh 5 tahun sedang Rio dan mbaknya sendiri 10 tahun.

Tidak hanya jarak yang begitu jauh juga karena mbaknya sudah menikah dan memiliki kehidupan baru dengan keluarga kecilnya sehingga Rio merasa sungkan. Jadi semua rasa sayang kepada saudara dia curahkan penuh kepada Liona.

Perilaku yang ditunjukkan Rio seperti ditunjukkan kepada pasangannya. Padahal Rio hanya menunjukkan bentuk kasih sayangnya selayaknya saudara.

Rio adalah tipe orang yang suami-able karena salah satunya Rio dia punya 5 bahasa kasih sayang. Pernah suatu ketika mereka mengobrol, Liona bertanya kepada Rio.

"Dek, kamu nggak takut ya?"

"Takut kenapa Mbak?"

"Kalau kamu sikapmu terus seperti ini. Nanti kalau ada yang suka kamu terus menduga-duga kamu sama mbak punya hubungan spesial gimana, nggak rugi kamu Dek?"

Rio menggeleng kepalanya dan terkekeh pelan.

"Mbak-mbak, kalau beneran ada yang suka sama aku, dia nggak akan bersikap seperti itu. Aku sekarang untuk saat ini fokus membahagiakan keluarga kita, fokus sama pekerjaanku juga. Untuk masalah cinta-cintaan aku masih belum terlalu memikirkannya."

"Tapi kalau perempuan yang kamu taksir adakan?"

"Idih kepo.... mbak...., bayar 100 ribu dulu nanti Rio jawab."

"Hih dasar mata duitan."

Lalu mereka tertawa bersama.

Tak terasa sampailah mereka ke tempat tinggal lamanya dulu. Mobil milik mas Rendi berhenti di rumah mereka sudah ada mbak Raya dan kedua anaknya yang sebelumnya sudah ditelpon oleh Mas Rendi kalau mereka selama di sini akan tinggal di rumah ini.

Rumahnya ini sudah mengalami renovasi dan lebih layak untuk ditinggali. Cat yang masih kelihatan baru ada gerbang di depan rumah.

 Tanaman ibu yang sempat ibu tinggalkan juga masih terawat dan ada beberapa tanaman baru yang ditanam yang sudah mulai tinggi. Tidak hanya tanaman hias bahkan beberapa sayuran dan buah-buahan tampak terlihat di sana.

Melalui pesan ayah dan ibunya meminta Mas Rendi dan Mbak Raya untuk memperkejakan orang untuk merenovasi dan merawat rumahnya.

Rumahpun telah selesai di renovasi dan rumahnya juga dibersihkan oleh pekerja yang di sewa oleh Mas Rendi dan Mbak Raya seminggu sekali meskipun tidak ditinggali. Kadang oleh mereka kalau mereka sempat mereka tengok juga.

Akhirnya mobilpun masuk di halaman rumah. Mereka segera keluar dari mobil. Mengeluarkan juga berbagai barang yang di bawa dan masuk ke dalam rumah.

"Ayah Ibu." Mbak Raya memeluk kedua orangtuanya. Setelah itu dia memeluk saudara

"Na, Yo." dibalaslah pelukan itu.

"Caca, Azel ini kakek sama nenek bawa sesuatu buat kalian."

"Aduh ayah ibu kok repot-repot."

"Nggak ada repot buat cucu-cucu ayah ibu,

Mumpung ada kesempatan bisa berkunjung ke sini."

"Rumahnya sekarang sudah bagus nggak kayak dulu."

"Iya yah sudah nggak ada yang bocor-bocor juga."

Tak terasa sorepun berganti malam. Mas Rendi dan Mbak Rayapun pamit pulang karena kedua anaknya sudah mengantuk. Meskipun ayah dan ibunya memaksa agar cucu-cucunya untuk tinggal sementara waktu di sini.

Namun karena besok pagi ada acara di kampus tempat Mas Rendi dan Mbak Raya bekerja. Mbak Raya berjanji kepada orang tuanya setelah pulang dari acara Caca dan Azel akan di bawa mereka di sini.

Ayah dan ibunya pun menyetujui. Mereka akhirnya pulang.

Ayah, ibu, Rio dan Liona sudah selesai makan malam, makanan yang sudah dibeli oleh mbak Raya tadi.

Hari sudah mulai malam. Akhirnya mereka istirahat, tidur di kamar mereka masing-masing. Kamar yang sudah bisa ditempati.

Liona yang mengantuk segera merebahkan tubuhnya di ranjang setelah meletakkan tas juga barangnya di dalam kamarnya.

Kasurnyapun seperti terasa baru karena lebih empuk dan nyaman dipakai dibandingkan dulu saat tinggal di sini hanya beralaskan kasur lipat yang sedikit tebal. Besok Liona akan melihat-lihat kamarnya lagi.

1
Lili
I have everything I need to be happy right now. Walau belum sesukses orang lain, tapi cukup kok.


Bukan karena cepat puas. Justru karena tujuanku besar yah aku belajar menikmati apa yg aku punya hari ini sambil berjuang untuk mimpi-mimpi berikutnya.


Rasa cukup ini yang bikin hati semakin luas.

I have everything I need to be happy right now. Walau belum sesukses orang lain, tapi cukup kok.


Bukan karena cepat puas. Justru karena tujuanku besar yah aku belajar menikmati apa yg aku punya hari ini sambil berjuang untuk mimpi-mimpi berikutnya.


Rasa cukup ini yang bikin hati semakin luas.
Lili
💪💪💪
Lili
semangat
Lili
semangat terus jangan malas-malasan
Lili
ayo terus berkarya
Lili
tetap berkarya
Lili
tetap fighting
Lili
jangan menyerah
Lili
semangat 💪💪💪
Lili
semangat ya 😇
Lili
👍💜💙💚♥️💛
Lili
semangat jangan pantang menyerah
Lili
💛💪
Lili
terus berkarya ya
Lili
💪💪💪💪
Lili
semangat jangan menyerah
Lili
jangan malas-malasan
Lili
harus benar-benar kuat
Lili
semangat ya
Lili
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!