Bagi Ziza, Khalid Al Ghifari sangat jauh berbeda dari para sepupu dan sahabat laki lakinya.
Cowo pendiam yang baru dia kenal di penghujung SMAnya, kini malah satu kelas dengannya. Cowo itu lebih suka menghabisksn waktu di kelas atau di perpus.
Dia selalu terluka, bahkan di awal pertemuan mereka, Ziza menempelkan plester di keningnya.
Ini cerita anak anak Kaysar cs. Semoga suka ya...♡
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jogging
"Kak, aku ikutan jogging," ucap Ezra sambil duduk di samping Ziza yang sedang menalikan tali sepatunya
Dia terbiasa di pagi minggu begini jalan santai di sekitar kompleks.
Sean atau Zian biasanya akan menyamperinya. Mereka terlalu patuh pada Quin. Tepatnya malas mendengar omelan Quin.
"Kangen digodain mbak mbak kompleks, ya," canda Zuza terkekeh.
Adiknya yang sok dingin itu pasti bangga di puja puja anak gadis bahkan sampai ibu ibu kompleks
Daddynya juga begitu, sampai enggan jogging lagi karena ngga mau maminya marah. Godaan tante tante komplek memang cukup parah. Padahal menurut Ziza, maminya santai santai aja menanggapinya.
Cinta daddy memang sangat besar terhadap mami Gista dan mami Umay. Bahkan sampai sekarang pun daddynya tetap rutin ziarah ke makam mami kandungnya-mami Umay. Dan mami Gista ngga pernah menolak menemani. Bahkan beliau lah yang mempersiapkan semuanya. Dari air hingga bunga yang akan dibawa.
Ezra pun tergelak. Sesekali ngga apalah. Asal jangan tiap minggu, batinnya senang.
"Ayok, Kak."
Ezra sudah berdiri dan diikuti Ziza.
"Oke."
Saat keduanya baru saja keluar dari gerbang, Sean dan Zian sudah menunggu.
"Tumben Ezra ikut," tegur Sean dengan cengiran khasnya.
Ezra hanya terkekeh ringan.
"Kangen dia digodain sama mbak mbak komplek," canda Ziza yang menambah lama kekehan Ezra.
Tawa Sean dan Zian pun berderai.
Keempatnya pun memulai jogging pelan pelan.
Hingga mereka melewati rumah yang menurut maminya sudah dibeli oleh anak kuliahan.
Dan anak kuliahan itu sekarang sedang menutup pintu pagar rumahnya.
'Bukannya dia yang di pameran," tukas Sean ketika mata elangnya menangkap raut wajah itu.
"Dia tinggal di sini?" Zian menatap Sean dan Ziza bergantian.
Ziza masih belum bisa mengatakan apa pun. Mulutnya seolah terkunci rapat dengan tatap tertuju pada sosok laki laki yang berdiri nggak jauh di depannya.
"Kata mami, anak kuliahan yang beli rumah Om Edo," cetus Ezra.
"Serius?" Otak Sean mulai memberikan alternatif tuduhan.
"Dia menyelidiki kita?"
"Bukan kita. Tapi Ziza. Kita adalah bonus," sahut Zian santai.
"Kalian kenal?" Ezra ganti menatap ketiganya. Agak kaget. Dia aja baru lihat.
"Kemarin di pameran," Sean yang menyahut.
"Kak Ziza kenal?"
Belum lagi Ziza menjawab, laki laki itu menoleh ke arah mereka. Senyumnya terukir tipis
"Pulang nanti Quin bakal ngamuk dan ngga berhenti ngomel ngomel," kekeh Zian yang dibalas Sean dan Ezra.
*
*
*
"Hai," sapa Khalid ketika melihat Ziza dan teman temannya. Ada satu laki laki muda belum pernah dia lihat.
"Hai, kamu beli rumah ini?" tanya Ziza tanpa basa basi.
Kata kata Zian dan Sean cukup mengganggunya
Dia sedang menyelidikinya? Buat apa?
"Iya. Aku ada kerjaan di sini." Khalid ngga bohong, karena dia akan mengurus cabang perusahaan Om Abdar yang ada di Jakarta.
"Bukannya masih kuliah?" timbrung Ezra.
Khalid hanya tersenyum. Dia sudah menyelesaikan kuliahnya dalam waktu tiga tahun. Tapi dia ngga ingin menceritakannya pada orang yang belum dia kenal. Mungkin nanti, hanya sama Ziza saja.
"Oh iya, ini adikku Ezra. Ini sahabatku Sean dan ini sepupuku Zian," ucap Ziza memperkenalkan ketiga laki laki di dekatnya.
"Al," ucap Khalid sambil mengulurkan tangan pada ketiga laki laki di dekat Ziza.
"Sean."
"Zian."
"Ezra."
Nama Sean dan Zian cukup mengganggu benak Khalid. Apalagi tatap kedua laki laki itu terada tajam menyelidik ke arah Khalid.
"Kita pernah kenal?" todong Sean tenang.
"Entahlah. Mungkin kita pernah ketemu di Dubai," sahut Khalid lugas.
"Bukan di Dubai," sanggah Zian ikut membantu. Karena dia pun merasakan hal aneh, saat melihat laki laki muda yang menyebut namanya Al.
"Iya, bukan di Dubai," sambung Sean membenarkan.
"Kalian mau mengobrol atau jogging?" celutuk Ezra karena mereka hanya diam di tempat saja.
"Oh iya," tawa Sean dan Zian berbarengan. Keduanya pun melangkah lebih dulu disusul Ezra.
Seolah ada skenario dari langit, Khalid menjejeri langkah Ziza di belakang.
"Bisa kebetulan, ya, kamu beli rumah di sini," ucap Ziza hati hati. Al cukup mencurigakan.
"Teman papaku yang kasih tau kalo ada rumah yang dijual di dekat lokasi kantornya."
Kembali Ziza merasa dejavu mendengar ucapan Al. Suara dan intonasinya persis sama dengan seseorang.
"Ooo...."
"Tapi aku bersyukur, malah tetanggaan dengan kalian yang sudah aku kenal di pameran." Khalid menatap Ziza yang sedang menatap lurus ke depan.
Hatinya berdesir. Gadis ini membuat dia bahagia saat berada di dekatnya.
Beda dengan Sharla.
Ziza mengalihkan tatapnya. Kini dua pasang mata mereka beradu pandang.
Ada degup keras di rongga dada.
"Bahasamu sangat fasih."
Khalid tersenyum dengan ucapan yang terkesan penuh selidik dan curiga.
"Aku dan papaku terbiasa menggunakan bahasa ini, karena papaku pernah tinggal lama di sini." Khalid ngga bohong. Om Abdar memang pernah tinggal di sini dan menjadi sahabat papanya.
"Kamu sendiri? Pernah tinggal di sini" kejar Sean dengan insting interpolnya.
"Cuma sesekali berkunjung."
Sean ngga bertanya lagi, tapi tatapnya bertemu dengan Zian.
"Kamu bisa maen ke rumah," undang Ezra spontan.
"Mungkin dia bisa kita ajak saat Quin datang," kekeh Ezra yang dibalas dengan kedua laki laki itu
Ziza melebarkan sudut bibirnya.
Kamu jangan mulai Ezra, batin Ziza geli.
Yang ada bakal timbul perang bharatayudha, imbuhnya lagi dalam hati.
"Boleh juga," sambut Sean dalan tawanya yang tambah panjang. Dia suka keributan. Rasanya Dewa dan Deva juga pasti suka dengan ide Ezea.
Zian ngga berkomentar, tapi tawanya juga tambah berderai.
"Kapan?" Khalid ngga ingin kesempatan untuk semakin dekat dengan Ziza hilang.
"Minggu depan," sahut Ezra cepat, dan tawa dua laki laki itu semakin keras aja.
"Mana nomer hapemu. Nanti akan aku hubungi," sambung Ezra lagi.
Khalid dengan ringan menyebutkan angka angka spesialnya.
"Oke. Tunggu aja, ya." Ezra menatap kakaknya penuh arti.
Ziza hanya menggeleng gelengkan kepalanya melihat kelakuan adiknya. Tapi dia salut juga karena Ezra dengan mudahnya mendapatkan nomer ponsel Al.
Teringat kata kata Ruby yang menyuruhnya meminta nomer ponsel Al.
Sekarang sudah ngga perlu lagi. Karena Ezra sudah punya. Pasti nanti adik usilnya akan mengirimkan nomer itu padanya
"Siapa yang akan kalian jemput?" tanya Khalid setelah beberapa lamanya kemudian.
Dia sekarang berjalan santai beriringan dengan Ziza, setelah tadi mereka melakukan jogging.
"Sepupuku. Mereka kembar."
"Identik?"
"Ya. Tapi masih tetap mudah dibedain," jelas Ziza. Karena menurutnya, ngga susah membedakan Quin dengan Theo. Begitu juga Dewa dan Deva. Ruby juga berpendapat sama.
"Oooh."
Hening sesaat
'Kamu kenal dengan yang pameran kemaren?" rasa penasaran membuat Ziza memberanikan diri bertanya.
Dia akhirnya tau siapa gadis cantik yang bersama Al setelah mencarinya di situs pencarian internet.
Bahkan jadi tau kalo hubungan keduanya cukup dekat. Dan itu agak meresahkan hatinya.
"Kami sama sama kuliah di Dubai. Hanya teman."
"Ooo." Ganti Ziza yang kini manggut manggut. Hatinya bersorak lega .Tapi Ziza menyembunyikannya.
"Em... Sebenarnya tanpa papa, aku cukup bingung di kota ini," pancing Khalid sambil menatap.Ziza yang masih menatap ke arah depan. Seakan punggung ketiga laki laki itu lebih menarik buatnya.
Tanpa sadar Khalid menghela nafas.
"Butuh guide?" canda Ziza.
"Kamu mau?" todong Khalid cepat.
Ziza tersenyum tipis. Walau ingin, Ziza ngga mungkin langsung menerima tawaran Khalid begitu saja. Mereka baru kenal, dia ngga ingin terlihat begitu menginginkan Khalid.
"Boleh, tapi bareng sama yang lain, ya. Biar rame."
"Oke." Hati Khalid berbuncah senang.
Ziza ngga menolak permintaannya.
Pengen lihat Theo kesal kalau drama yg Dy buat tdk mempengaruhi sikap Ruby
Om Ocong Vs Mbak Kunti Ngasih Iklan
Gk sabar nunggu Kericuhan kedua kembaran Nakal
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih Iklan
pertemukan lah Quin dengan jodohnya... biar GK marah2 terus...🥺🥺🥺
😂😂😂