NENEK PAHLAWANKU

Nenek Samirah berganti pakaian ala pendekar dari tionghua tak lupa memakai sandal dari kayu yang di sebut teklek yang bawahnya ada tonjolan seperti sepatu pemain bola. Tak lupa Jimi juga di ajak masuk ke dalam mobil carry jenis minibus. Mereka bertiga segera melaju menyusul Santoso yang masih stanby di posisinya.

Rumah tempat para pembela diri terletak di pinggir desa yang agak jauh dekat dengan pesawahan. Jadi keadaan memang sangat sepi, walaupun ada satu atau dua orang itupun menuju ke sawah.

"San... Ganti cepat plat nomormu, sebentar lagi aku nyampai." kata Robert di telepon."

"Baik bang." jawab Santoso. Dengan cepat Santoso menganti plat nomor mobilnya dan duduk di samping mobil grand max.

Tak lama kemudian munculah mobil carry warna hitam dan berhenti tak jauh dari mobil grand max. Keluarlah ketiga orang termasuk nenek Samirah. Santoso pun mendekati Robert.

"Biar aku yang maju dulu, mana orang yang bernama Teguh.?" tanya nenek Samirah.

"Itu nenek guru yang tinggi besar memakai baju jas warna hitam dan celana levis." jawab Robert.

"Kalian sembunyi dulu jangan muncul sebelum aku panggil.

"Baik guru." jawabnya serentak.

Nenek Samirah dengan santai berjalan menuju rumah yang di tempati Teguh. Ia berjalan seolah olah ingin berkunjung namun baru sampai di batas teras di cegat oleh lelaki berpakaian hitam dengan sabuk di pinggangnya.

"Mau cari siapa nek..?"

"Mau cari orang bernama Teguh. Apa manusianya ada di sini.?" jawab nenek Samirah sinis.

"Tua bangka tak punya sopan santun kau nenek bau tanah.!"

"Apa katamu... Siapa yang bau tanah, aku atau kalian hah...?!"

Lelaki itu langsung melayangkan tanganya ingin menampar nenek namun belum sampai tangannya sudah di cekal dengan kuat.

"Kamu berani nampar orang tua hah...?!" kata nenek seraya memelintir tangannya sampai berbunyi kreeeek.

"Aduuuuh... Lepaaaskan nenek bau tanaaaah..." ucapnya sambil meringis menahan sakit sampai tubuhnya ikut berputar.

"Dasar manusia tak tahu diri...".. "DUAAAK..." nenek menendang punggungnya dan lelaki itu terlempar mengenai pintu depan.. "BRAAAAAK..." semua yang di dalam terkejut dan berlari keluar melihat apa yang terjadi.

"Keparat..siapa yang membuat kekacauan di rumahku.?" bentak pemimpin kelompok jubah hitam bernama Devan.

kelompok jubah hitam adalah kumpulan beladiri.

"Apa kamu hai nenek tua yang bikin anak buahku pingsan hah..?" bentak Devan.

"Kalau iya kenapa.? Aku ke sini mencari manusia busuk Teguh." katanya tak kalah garang.

"Kau mencariku nenek tua..?" kata Teguh seraya menunjukan dirinya.

"Oh kamu yang bernama Teguh yang telah menghacurkan rumahku..?" bentak nenek Samirah..

"Oh jadi kau neneknya Sumi..?" kata Teguh sambil tangan kanannya merogoh ke dalam bajunya mengeluarkan sebuah pistol lalu menodongkan ke arah nenek Samirah.

"Di mana cucumu hah.? Telah membunuh anak buahku.. Katakan cepaaat atau...." Teguh belum melanjutkan ucapannya tiba-tiba sebuah pukulan tongkat nenek Samirah mengarah ke samping mengenai perut Teguh dan.. "BUUUUUUK.." Teguh langsung terlempar mengenai meja depan rumah sampai hancur, pistol terlepas jatuh di depan nenek Samirah. Segera nenek mengambil pistol dan di lempar ke halaman jauh. Nenek melambaikan tangannya dan munculah Robert beserta dua temannya langsung berlari mendekat di samping nenek Samirah.

"Seraaaang....!" teriak Devan.

Semua anak buah Devan menyerang Robert, Jimi dan Santoso, terjadilah perkelaian di depan rumah. Robert dengan lincah menlayani serangan-serangan anak buah Devan, jual beli serangan pun terjadi, anak buah Devan memang bisa bela diri namun tak mampu menumbangkan Robert, Jimi dan Santoso.

Sedangkan nenek Samirah berhadapan langsung dengan Devan. Pukulan Devan bisa di tangkis dan di hindari oleh nenek Samirah. Di posisi ini nenek Samirah belum ingin menyerang, bertahan menghindari jurus jurus yang di layangkan Devan.

"Ayo serang aku hihihihihi.... Lelaki kok loyo. Hihihihi...." ejek nenek sambil tertawa kayak kuntilanak yang membuat Devan semakin terbakar emosinya sampai tidak terkendali gerakan dan jurusnya, di situlah sang nenek membuat musuhnya kalang kabut karena emosi.

Nenek Samirah walaupun sudaj tua namung kelincahan persis dalam film si nenek Nagarunting.

Devan semakin emosi dan menyerang tanpa perhitungan, Devan melayangkan tendangan vertikal menyerang muka nenek namun dengan gesit nenek menghindar menyamping sambil mengarahkan pukulan tongkatnya ke pangkal pahanya "TRAAAAK DUUUK.." kemaluan Devan terpukul keras oleh tongkat nenek...

"Wuaaaaah aaaaaaaaaahhh... Sakiiiiiiitt." jeritan Devan sambil memegang kemaluannya lalu jingkrak-jingjrak karena sakit dan... "DUAAAAAK"..... "BRUUUUUK" tendangan nenek Samirah mengenai dada Devan sampai Devan terhempas 10 meter dan menabrak mobil yang terparkir. Devan jatuh terduduk lalu ambruk mencium tanah..

Nenek mendekati Teguh dan menotok jalan darahnya yang membuat Teguh terdian bagai patung dengan posisi duduk.

Lalu nenek melihat aksi ketiga muridnya sambil tersenyum bangga. Di biarkan ketiga muridnya itu menghadapi musuhnya untuk menguji sampai sejauh mana mereka mempraktekan langsung.