Bijaklah memilih bacaan. Ada beberapa adegan kekerasan dan dewasa disini. Bocil skip ya..
FOLLOW IG @zarin.violetta
(Sequel dari novel in the dark room with you, cerita anak Belle dan Bryan)
Valery Larkin, mengalami masa masa remaja paling kelam dalam hidupnya setelah menyaksikan langsung pembunuhan kedua orang tuanya.
Hidupnya hanya dihabiskan untuk menunggu waktu yang tepat untuk balas dendam pada pembunuh kedua orang tuanya.
Gennadius Robert, teman masa kecil Valery yang dulu menjadi musuh bebuyutannya. Dipertemukan kembali oleh takdir dimana Valery mencoba menggodanya untuk membuat Gen putus dari kekasihnya.
Seperti biasa cerita otor ga berat berat banget. Dibuat seringan mungkin ma otor biar pembaca ga puyeng.
Hanya karya author receh yang tulisan/PUEBI jauh dari sempurna... tapi dijamin alurnya menarik😁.. semoga sukaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#26
Selama dalam persembunyiannya, Val dan Gen masih bertukar pesan meskipun sangat jarang. Tapi setidaknya membuat Gen tenang karena Val baik baik saja.
Gen masih menyelidiki tentang kemelut harta warisan yang ada di dalam keluarga Val.
Rey, sang paman sudah menyelidiki kemana keluarga Val pergi 12 tahun yang lalu.
Dikantor imigrasi memang tercatat bahwa mereka pergi ke Rusia. Tetapi setelah di cek oleh Alex di Rusia tak ada jejak keluarga Val sama sekali. Itu artinya semua ini adalah rekayasa.
Rey juga mengecek semua pengadilan yang mengurus masalah sengketa harta antara keluarga Val dan Felice, tapi dia tak menemukan apapun juga disana.
Dan sekali lagi ini artinya Spencer telah membuat cerita palsu pada Gen.
Bagian demi bagian dari kepingan puzzle teka teki ini telah disusun oleh Gen. Satu yang belum ditemukannya. Kemana sebenarnya keluarga Val pergi.
"Oh shiitt..kenapa aku bodoh sekali..", umpat Gen ketika menemukan sebagian teka teki ini lagi.
Gen menelepon orang kepercayaannya untuk mengecek data penumpang pesawat atas nama Neval dan Augusto 10 sampai 12 tahun yang lalu.
Ya..Gen baru terpikir bahwa Val pasti menggunakan nama Neval karena tak ingin terlacak oleh seseorang yang diyakini Gen adalah Spencer.
Val juga mengatakan bahwa dia sedang mencari keluarganya. Itu artinya dia pergi tidak dengan kedua orang tuanya. Melainkan hanya pergi sendiri atau pergi bersama Augusto.
Ini akan membutuhkan waktu sedikit lama karena harus meretas data.
"Sedikit lagi..kenapa kau tak mengatakan langsung jawaban dari teka teki ini padaku Val? aku pasti akan membantumu", gumam Gen merenung.
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Malam itu, Val pergi keluar tanpa sepengetahuan Augusto. Val nekat mendatangi mansion Frederik.
Val sudah tak bisa menunggu lebih lama lagi. Dia hanya ingin tahu dimana kedua orang tuanya dikubur.
Val telah siap dengan 3 pistol di tubuhnya jikalau nanti terjadi sesuatu yang tak diinginkan.
Val mengendarai mobilnya ke kediaman Frederik. Sesampainya disana, dia berjalan santai dan masuk ke dalam mansion dimana Frederik telah menunggunya.
"Ini akan mudah untukku..sama sekali tak ada penjaga disini..jadi dia menganggapku lemah? baguslah..", gumam Val tersenyum.
"Berani sekali kau datang kemari sendirian, gadis tengik", kata Frederik penuh kebencian.
"Aku tak pernah takut padamu PAMAN", kata Val dengan penuh penekanan.
"Cih..kau terlalu lama bersembunyi Val..dan kau memakai cara licik ini untuk menyerang kami..kau sama saja dengan nenekmu..kalian sama sama licik", kata Frederik.
"Ya Tuhan..ternyata kau tak berubah.. kukira kau sudah bertaubat dan mengakui kesalahanmu, paman..kalau begitu, aku cukup senang dengan apa yang terjadi pada kakek tua itu dan anak gadismu yang cengeng", ejek Val.
"KAU BENAR BENAR KURANG AJAR VAL!!!", teriak Frederik.
"Bagaimana rasanya?apakah aku perlu membunuh anak kesayanganmu itu didepan matamu?," tanya Val dengan tersenyum puas.
"KAUUU....Aku tak akan tinggal diam Val..aku akan membalasmu", kata Frederik.
"Balas aku..aku suka dengan kekejaman", kata Val merentangkan tangannya.
Frederik menghampiri Val dan mencoba memukulnya tetapi Val menghindar dan menendang perut Frederik dengan sangat mudah.
"Oh No....aku tak suka jika lawanku lemah sepertimu paman..aku bukan Val yang dulu.. aku sangat mempersiapkan diriku untuk menghadapimu dan kakek tua itu..tapi ternyata kau semudah ini untuk dilawan..ckckck..ini tidak seru", kata Val tertawa.
Frederik yang kesakitan memegang perutnya.
"Apa maumu? apapun yang terjadi kau tak bisa memenjarakan kami..kau tak punya bukti apapun", kata Frederik.
"Aku tak ingin memenjarakanmu paman..aku hanya ingin tahu dimana kau mengubur orang tuaku..katakan sekarang", kata Val menatap tajam mata Frederik.
Frederik tertawa mendengar ucapan Val.
"Kau tak akan menemukannya Val..never ever ..kau kemari hanya untuk menanyakan hal tak penting ini?", kata Frederik dengan nada mengejek.
Val diam dan hanya tersenyum miring.
"Kau yakin tak ingin mengatakannya?", tanya Val.
"Tidak..aku tak akan pernah mengatakannya", jawab Frederik dengan senyuman mengejek.
Val kemudian mengeluarkan pistol dari balik jaketnya dan mengerahkannya pada Frederik.
"Kau yakin?", kata Val sekali lagi dengan senyum yang menakutkan.
"Kau tak akan berani melakukan hal itu padaku", kata Frederik.
ZLEEEBB...
"AAHHHHHH", teriak Frederik ketika Val menembakkan pistol kedap suara itu ke kaki Frederik.
"KAU GILA VAALL!!!", teriak Frederik.
"Kau dan kakek tua itu lebih gila paman..kalian yang membuatku menjadi gila seperti iniii!!!", teriak Val.
Val menghampiri Frederik yang kakinya sudah bersimbah darah.
"Wuhuuu..aku suka melihat darahmu..mengingatkanku pada darah mommyku ketika anak buahmu menembaknya", kata Val tersenyum sinis.
"Seharusnya aku juga menembak Felice..ah ya apa Felice ada dimansion ini?", kata Val memancing Frederik.
"JANGAN MENYENTUH PUTRIKUUU!!!", teriak Frederik.
"Baiklah..jadi sekarang katakan dimana kau mengubur mayat orang tuaku", kata Val berlutut dan memandang tajam mata Frederik.
Frederik masih diam.
"Cepat katakan..aku sudah terlalu lama bersabar.. kau tahu kan apa yang akan kulakukan jika kau tak mengatakannya?", kata Val dingin.
"Aku membakarnya...aku membakar mereka...kau tak akan pernah menemukannya karena abu mereka sudah dibuang ke laut dan menghilang", kata Frederik tertawa pelan.
ZLEB ZLEB ZLEB...
Dengan spontan Val menembak tubuh Frederik dengan membabi buta dan membuat Frederik tak bergerak lagi.
"Matilah Kau", kata Val lirih dan menitikkan air matanya.
Sekian lama dia menunggu hal ini dan ini benar benar menghancurkan hatinya hingga Val menangis.
JANGN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORIT DAN HADIAH YAA ❤❤❤
