nenek Samirah di usia setengah abad namun fisik bagaikan di usia 30an tahun, sangat sakti membasmi kejahatan dan balas dendam untuk suaminya yang di bunuh oleh saudara sepupu suaminya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Durahman Kedu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Balas dendam
"Maaf dokter kami ingin melihat keadaan teman kami Widhi." kata Bento.
"Baik silahkan pak." jawab dokter itu.
Bento dan anak buahnya keluar dari ruang dokter menuju ke kamar Widhi yang di rawat. Mereka pun sampai dan masuk ke kamar Widhi.
"Bos..." kata Widhi lemah.
"Terbaringlah" jawabnya seraya duduk di kursi dan di dekatkan di ranjang Widhi.
"Apa yang sebenarnya terjadi katakan." tanya bos Bento.
"Baik bos, secara pribadi saya minta maaf bos karena saya tidak bisa membantu Athur dan Bambung karena posisi saya memang tidak bisa beladiri." Widhi menceritakan semuanya dari awal sampai terjatuh ke dalam jurang.
"Kamu tidak terluka kenapa bisa masuk jurang.?" bentaknya.
"Maafkan saya bos, waktu itu saya panik dan dengan mata kepala saya melihat jalan itu lurus tidak tahunya itu belokan bos dan kami masuk jurang." jelasnya.
"Omong kosong apa ini..?"
"Bos tahu kan, dulu pernah terjadi kecelakaan di tempat itu. Kata orang-orang di situ ada penunggunya."
"Halah mana ada seperti itu. Ah sudahlah.. Kamu Widhi cepatlah sembuh dan kamu Fikar bawa kedua mayat temanmu dan kamu Dedi urus adminitrasinya." kata bos Bento.
"Baik bos." jawab kedua anak buahnya.
Kedua anak buah itu dengan sigap melaksanakan apa yang di tugaskan padanya tanpa membantah. Setekah semuanya beres segera berangkat pergi meninggalkan rumah sakit.
Di dalam markas mereka sedang menyambut kedatangan bos Bento dan sebagian sudah membuat lubang kubur untuk kedua teman mereka yang tewas.
"Fikar...!"
"Saya bos.."
"Setelah semua selesai kamu panggil Alex kesini sekarang juga dan kamu Dedi kumpulkan semua teman temanmu." perintah Bos Bento.
"Baik bos..." jawabnya serentak.
"Sial.. Brengsek.. Aku kehilangan dua anak buah yang terbaik.." umpat Bento dengan emosi.
Sementara itu Sumi sudah ngobrol dengan bu leknya sedang ngobrol ringan membahas soal keadaan masing-masing dan pak lek Wanto suaminya bu Warti inginkan Sumi dan neneknya pindah di desanya.
"Nduk.. Kalian pindah sini saja nanti bisa berjualan bareng sama bu lekmu di depan pasar Cemoro." kata pak Wanto
"Iya nduk.. Itu rumah mendiang kakek buyutmu masih bisa di pakai, selalu kami rawat nduk." kata bu Warti.
"Bukankah itu mbesuk untuk dik Nanang Bu lek.?"
"Lahan pak lekmu kan masih luas Nduk."
"Nanti Sumi bujuk nenek ya bu lek pak lek."
"Iya nduk kamu bujuk ibu agar pindah ke sini ya " kata bu lek.
"Baiklah bu lek.. Kalau begitu berhubung hari akan menjadi gelap Sumi pamit bu lek dan pak lek."
"Baik nduk.. Tunggu sebentar ya..." kata bu leknya.
Sedangkan pak Wanto memanggil Komar tukang ojek untuk mengantar keponakannya pulang.
Komar pun datang dan Sumi pamit ke pak Wanto dan ibu Warti tak lupa juga sama adik ponakannya Nanang.
Komar segera berangkat ke desa Sumi namun tidak melewati jalan saat berangkat tadi agar cepat sampai sebelum petang.
.....
"Hari panggil Jepri di untuk datang mbesuk siang dan membawa teman-temannya." kata Bos Bento.
"Baik bos." jawab Hari.
"Dan kamu Sodik jemput Widhi walaupun belum sembuh. Jemput."
"Siap bos..."
"Alex kamu mau tidak mau harus bertanggung jawab atas tewasnya Athur dan Bambung.. Kita melawan orang yang salah," tegasnya sambil menunjuk ke arah Alex.
"Aku kira ini kesalahan Sumi ternyata kamu seorang bajingan.. BRENGSEK.." Umpat bos Bento seraya melempar putung rokok.
"Kamu mbesuk malam harus ikut dan aku ingin kamu menghadapi Sumi."
"Ba... Baik bos.." jawab Alex terbata bata.
"Iwan. Bagaimana tugasmu dan temanmu menyeludupkan senjata api."
"Sudah beres bos.. Dan ini hasil penjualan senjata." jawab Iwan seraya menyerahkan koper berisi uang.
"Bos... Persediaan amunisi kita tinggal sedikit karena lebih banyak terjual daripada senjata apinya." kata Sodik.
"Biarlah kita berhenti sementara dulu dan menunggu pasokan amunisi dari timur. Nanti setelah selesai tugas ini kita mulai lagi."
"Berapa lama kita akan break dulu bos..?" tanya Iwan.
"Bos, kita sudah menyanggupi pesanan dari Thailand untuk amunisi." kata Sodik.
"Apa kalian tidak bisa menyelesaikan masalah ini..? Hubungi orang timur untuk menyiapkan amunisi."
"Baik bos.."
Tetap semangat ya kak author dalam berkarya 👍👍