Please follow akun Lady Orlin dulu sebelum baca ya😉
Seusai dicerai suami sultannya, Sofia memilih meninggalkan keglamoran, memulai hidup dari nol meskipun ia mendapatkan kompensasi senilai miliyaran dari sang mantan suami.
Saat melamar sebagai pekerja biasa, nyatanya jalan hidup Sofia semakin rumit ketika dihadapkan oleh CEO tampan arogan dan juga manager HRD yang menganggap Sofia saingan.
Tak hanya itu, setelah beberapa hari resmi berpisah, secara diam-diam mantan suami kembali mengusik.
Akankah Sofia menemukan kebahagiaan?
S1 (Bab 1-31)
S2 ( mulai bab 32)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lady Orlin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Honeymoon Sandiwara?
"Mama, aku mohon jangan bicara yang tidak-tidak," protes Kaivan pelan, mengatur nada bicara agar tetap terdengar sopan pada wanita yang telah melahirkannya itu.
"Bicara tidak-tidak bagaimana? Kalian ini sudah menikah selama hampir tujuh bulan. Kau selalu saja sibuk dengan perusahaanmu. Kapan kalian akan fokus memiliki keturunan, huh?" Sang ibu malah memprotes balik dengan cercaan. "Kau juga, Menantu. Tanpa berbisnis sekalipun, kau tidak akan kekurangan apapun, Sayang." Sofia pun tak luput dinasehati.
Amber lantas menghela napas panjang, mulai lemas imbas terlalu bersemangat. Ia lalu mengutarakan keinginan bahwa dirinya ingin sekali menimang cucu dari keturunan Kaivan sebelum ajal menjemput.
Sejurus itu, air muka Sofia dan Kaivan kompak terlihat kebingungan. Saling pandang sekilas pun terjadi di sela percakapan. Sang putra memang bukan satu-satunya buah hati Amber. Kaivan memiliki saudari perempuan bernama Aruni Mahacara yang berusia 5 tahun lebih muda darinya. Namun, Aruni sudah dibawa pergi untuk tinggal bersama suaminya di Eropa.
"Baiklah, Bu. Aku akan mengikuti permintaanmu. Tapi kau harus berjanji padaku untuk tetap bersemangat. Supaya saat nanti pulang, kami bisa langsung memelukmu di rumah, bagaimana?"
"Kau memang menantu idaman. Kemarilah, Sofia." Sembari mengulas senyuman, Amber memberi isyarat dengan merentangkan kedua tangan ingin memeluk menantu kesayangannya. "Tolong, jagalah putraku saat aku tak ada nanti. Sayangilah dia, Sofia," lanjutnya berbisik lirih.
DEG!
Segudang pilu tiba-tiba mendera hati Sofia. Bagaimana tidak, saat seorang wanita paruh baya mengandalkannya, Sofia seolah mencemooh dengan bermain peran sandiwara.
Netra sang puan menatap kosong ke depan dalam dekapan. Keinginan hati mengatakan yang sebenarnya begitu kuat. Namun, ia tahu betul bahwa risiko yang harus diambil sangat besar dan tak sepadan. Sofia tak ingin mengejutkan mantan mertua yang sedang lemah fisik dengan fakta perceraian.
...***...
Seoul, Korea.
Seorang pria tengah kusyuk menatap pemandangan kota Seoul dari gedung lantai sepuluh. Salah satu kota terkenal dan tersibuk dari negara berjuluk gingseng. Kedua netra sayunya sedikit sembab sembari berangan dalam.
Aku tidak akan menyerah. Aku pasti akan menemukanmu dan memperjuangkanmu kali ini, Sofia.
Tak berapa lama membatin, rematan tangan di jemari sang pria berhasil menyadarkannya.
"Mama, kau sudah kembali?" tanya Jayden terkejut tak menyadari sang mama telah kembali ke kamar rawat seusai pemeriksaan.
"Tes kesehatan Nyonya Jihan akan keluar dalam beberapa jam. Jika semua sesuai, maka kita akan segera melakukan prosedur operasi tulang kaki Nyonya," terang dokter lelaki yang turut mengiringi Jihan bersama dengan salah satu perawat. Sang dokter pun meminta agar Jayden turut memberikan support terbaik menjelang operasi. Kedua petugas kesehatan itu pun berlalu meninggalkan Jihan setelah dibaringkan di atas brankar rawat.
"Bagaimana perasaanmu, Ma?" tanya Jayden melakukan gerakan isyarat dengan kedua tangan. Jihan lantas membalas sang putra melakukan gerakan yang isyarat memiliki arti bahwa dirinya baik-baik saja. Jihan juga meminta Jayden untuk tak terlalu khawatir. "Setelah ini selesai. Kejarlah apa yang tertunda, Nak. Turuti kata hatimu, ya."
CEO tampan pemilik tampang baby face itu mengangguk dengan takzim, membenamkan wajah dalam belaian sang mama.
...***...
"Dari sekian banyak negara, mengapa kau memilih Korea sebagai destinasi, huh?" tanya Kaivan penasaran.
"Karena ini adalah negara yang ingin kukunjungi. fashion dan style kecantikan sedang berkiblat pada negara itu, Kai."
"Ch! Tapi aku lebih suka negara yang jauh dari kata ramai."
"Tetap saja, kau kalah. Nyonya Amber memberi kuasa penuh padaku untuk memilih, hehe."
Begitulah gambaran percakapan yang terjadi saat pasangan suami istri sandiwara Kaivan dan Sofia memutuskan untuk pergi bulan madu yang juga bagian dari sandiwara.
Kaivan sebenarnya sudah memperingatkan agar Sofia tak sampai mengikuti kemauan sang mama pada malam hari sebelum menjelang keberangkatan. Namun, Sofia tetap memaksa bersedia memenuhi permintaan mantan mertuanya.
"Tenang saja, Kai. Ini tidak ada apa-apanya dibanding dengan kesehatan ibumu. Kita ambil saja positifnya. Saat sampai di sana. Kau bebas melakukan apapun begitupun denganku, ok," balas Sofia seraya mengibaskan rambut yang menambah persona kecantikan natural. Auranya terlihat lebih segar dan bersinar setelah tragedi pilu di kapal pesiar.
Jika kau terus bersikap begini, jangan salahkan jika aku benar-benar jatuh cinta padamu, Sofia, Kaivan hanya terdiam sembari membatin resah, menatap dalam sang puan yang duduk di sisi kananya
Beberapa saat kemudian, Jet pribadi yang membawa mereka telah tiba di landasan khusus bandara setempat. Tanpa membuang waktu, Kaivan dan Sofia segera menuju hotel bintang lima yang sudah direservasi sebelumnya oleh asisten Amber.
Kamar honeymoon suite menjadi pilihan untuk Sofia dan Kaivan selama tinggal 3 hari di kota Seoul. Sedangkan 3 hari berikutnya, hotel sudah disiapkan di area Nami Island.
Meskipun Sofia yang memilih destinasi, mantan mertuanya tetap mengambil andil dalam pemilihan hotel dan itu tidak masalah baginya.
Saat selesai berbenah, Kaivan dan Sofia memutuskan menuju ke tempat clubbing terkenal di kawasan Seoul pada malam hari. Selain Kaivan penyuka Wine, Sofia juga merupakan peminum yang cukup kuat dengan coktail sebagai cairan alk*hol favoritnya.
CHERSS!
Di tengah gemuruh musik Club, Sofia dan Kaivan mengadukan gelas minuman mereka di udara. Bagi keduanya, minum ber*lk*hol bisa menjadi pelarian akan masalah yang sedang hinggap.
"Ahhhhh ... rasanya seperti hidup kembali," pekik Sofia antusias sesaat setelah meneguk cairan berwarna biru. Tak ada yang tahu, bahwa Sofia sebenarnya sedang berusaha menenggelamkan masalah-masalah yang menerpa beberapa waktu belakangan.
Namun, perkiraan wanita itu salah. Kaivan yang notabennya pria cukup peka, diam-diam mengamati sikap Sofia. Sedari awal ia merasa bahwa momen ini tak lain merupakan sebuah pelarian bagi mantan istri kontraknya itu.
Aku tau belakangan sangatlah berat untukmu. Tidak akan kubiarkan kau sendirian kali ini, Sof. Kaivan membatin sembari tak melepaskan sedikitpun pandangan terhadap wanita yang kini sedang menari dengan ekspresif di antara kerumunan pengunjung sembari memegang gelas sloki di tangan.
Beberapa jam kemudian.
BRUAK!
Kedua sejoli itu akhirnya tiba di kamar dengan kondisi Sofia yang cukup mabuk. Sementara Kaivan membopong tubuh puan itu dengan hati-hati.
"Kau ini. Baru saja sampai di negara orang malah langsung ke Club dan mabuk," protes Kaivan, mendudukkan Sofia di atas tempat tidur.
"Aku tidak mabuk, Kai. Aku hanya minum secuil saja." Sofia memberi isyarat secuil jemari seraya berusaha menegakkan tubuh agar tidak dicurigai sedang mabuk.
"Beristirahatlah. Aku akan menyewa kamar lain. Jika butuh sesuatu, segera hubungi aku." Kaivan berujar seraya berlutut membukakan sepasang heels milik Sofia.
GREB!
Tanpa diprediksi, Sofia menggapai lengan mantan suaminya saat hendak pergi.
"Apa aku tidak menarik di matamu?" Sofia mendadak bertanya random.
"Kau mabuk, Sof. Lebih baik sekarang kau istirahat."
"Aku cukup sadar, Kai. Lihat!" Sofia mengambil sikap berdiri mensejajarkan posisi dengan Kaivan. "Tolong, jawab pertanyaanku. Apa aku tidak menarik di matamu sedikitpun sehingga ... kau tak pernah melihatku bahkan saat kita menikah?"
Kaivan tak langsung menjawab. Ia tahu bahwa Sofia sedang meracau akibat pengaruh minuman. Sang pria lantas memutuskan untuk berujar singkat.
"Kau cantik dan menarik, Sofia."
"Kalau begitu ... kiss me!"
Mendengar permintaan Sofia yang tak terduga, Kaivan terkesiap. Kedua mata sempat berhenti mengerjap efek terkejut.
"Aku–"
"Ci*m aku, Kai. Buktikan ucapanmu," tantang Sofia menyela seraya semakin mendekatkan wajah ke arah Kaivan dengan gelagat penuh sens*al. "Jika tidak, maka yang kau katakan adalah bohong."
Kaivan masih bergeming dalam posisi saling tatap dengan Sofia. "Jika aku melakukan yang kau mau, kau harus menerima konsekuensi lebih lanjut karena aku tidak akan berhenti sebatas menci*mmu."
"Ya. Aku bersedia."
Entah karena pengaruh alkohol atau bukan, Sofia melafalkan ucapan tanpa ragu sedikitpun. Hal itu membuat hasrat liar milik Kaivan bangkit.
"Kiss me, Kai," pinta Sofia untuk ke sekian kali.
Tak sampai beberapa detik Sofia memerintah, Kaivan sigap menyerang belah ranum se*y puan itu dengan luma**n liar tanpa ampun. Bak gayung bersambut, Sofia turut merespon dengan melakukan hal yang sama. Kedua tangan sang puan bahkan mulai melingkar di area leher pasangannya.
Atmosfer sekitar mereka pun memanas penuh ga*rah saat tangan Kaivan mulai turun menjelajah, meremat pinggang sang mantan istri lalu menggendong tubuh mungilnya.
Tak sampai di sana, Sofia mulai membuka penuh urgensi satu-persatu kancing kemeja casual milik Kaivan tanpa melerai pertautan belah ranum.
"Kau yakin ingin melakukannya?" tanya Kaivan meyakinkan sembari menggenggam tangan Sofia yang sedang melakukan aksi pada kemejanya.
"Hmm, aku yakin," jawab Sofia mantap.
"Kalau begitu, ayo kita lakukan."
brrti sofia d bwa dominic y????
duhhh.....
*Tertawan Plotwist by Lady Orlin
aku penasaran mba sofi gimana thor hikss.. please jgan smpe knp2/Pray//Sob//Sob/
Gara2 sm mafia,sofia mlah ikut jd target.....udh trluka mlah.....suaminya sbuk sna sni,ga tau istrinya dlm bhaya....
ko mlah d bwa k kmr sih sofia????
kn bsa tmbul slh phm jg nnti sm suamimu....lgian blm tau jg kn tu orng baik atw jhat.....
see.....enth gmn nsibmu abs ni....
tp kl mau nguji dia,trsrah.....
hadirkan karakter yang baik untuk Jayden jangan Deegan Sofia ataupun Cloe,Cloe cukup jadi bumbu²/ujian RT Kaivan dan Sofia