Siapa sangka malam pertama yang seharusnya indah bagi pasangan yang baru saja menikah justru menjadi malam yang sangat mengerikan sekaligus menyakitkan karena suaminya tak sengaja terbunuh dalam perkelahian menyelamatkan dirinya.
Apa motif pembunuhan yang sebenarnya,siapa yang membunuh dan bagaimana nasib istrinya itu?
Ikuti kisah selengkapnyaa karna akan ada ketegangan,air mata,cinta dan juga dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23
Natan dan Azra berpisah ditengah jalan karna Azra memang tidak ada niatan pergi kemanapun selain mencegah suaminya tergoda oleh janda sebelah rumah.
" Hai mba Azra ko pulangnya sendirian aja si mba,Abang Natan mana mba?" Tanya Jamilah yang rupanya masih dihalaman rumahnya.
Entah apa yang dilakukan oleh janda muda itu dengan bergeal geol didepan rumah seorang diri.
" Bang Natan udah berangkat mba!" Jawab Azra dengan singkat.
" Eh mba sini duduk dulu,ngobrol-ngobrol ke gitu.Aku bagi tips goyangan biar si Abang merem melek dan minta nambah terus!" ucap Jamilan sembari memperagakan goyangan pinggulnya yang menurut Azra sangat kaku sekali.
" Ck, goyang gitu aja mah gue juga bisa kali! Timbang ngulek gitu sambil merem juga bang Natan bakal ketagihan." Batin Azra tanpa sadar mulai tersulut api cemburu.
" Mba ayo sini!" Jamilah menarik tangan Azra dan membuat Azra sedikit risi namun dia tetap menurutinya.
" Mba,mba Jamilah beneran janda?" Tanya Azra dengan konyol.
" Iya memangnya kenapa mba,ada yang salah dari status saya!" Jamilah mulai nyolot nada bicaranya.
" Em,anu mba bukan gitu soalnya saya juga janda mba."
" Apa! Jadi kalian.."
" Stop! Bukan itu tunggu dulu mba,maksud saya dulu saya juga janda sebelum nikah sama bang Natan." Ucap Azra dengan kepala sedikit tertunduk.
" Wah yang bener mba? Aduh senengnya dapet bujang,pasty si mba seneng dong digenjot tiap malem.Pesona bujang kan selalu membara." Seru Jamilah.
" Astaga,salah ngomong gue!" Batin Azra.
Tiin tiiin tiiin
Kelakoson motor Natan membuyarkan obrolan tak jelas dua wanita yang sedang ngobrol ngalor ngidul tanpa arah itu.
" Hai Abang,cepet banget pulangnya.Pasti masih betah Ina inu ya sama istrinya.Boleh dong kasih bocoran gaya apa yang disuka?" Celetuk Jamila.
" Gaya katak kencing!" Celetuk Natan.
" Wah,apa itu gaya baru? Hadeh maklum jadi janda sudah 1 tahun.Kespian gak tau kalau ada gaya baru,gimana tuh kira-kira sodok depan belakang atau sodok samping.Hm,gak kebayang deh gimana caranya.Mauu dong nyobain gaya katak kencing!" Cicit Jamilah membuat Azra merasa geram.
" Maaf mba,kamu mau nyobain gaya katak kencing, Permisi!" ucap Azra sembari menarik kasar tangan Natan.
Braaak
" Arrrggghh galak bener tuh perempuan,pasty seneng tuh suaminya pinter cari gaya.Mana orangnya tinggi gede gitu,pasti itunya waaaw gedong! Pftttt!" gumam Jamila.
" Bang! Bisa gak si gak usah ngobrol sama tuh janda!" Seru Azra saat mereka sudah berada didalam rumah.
" Loh memangnya kenapa,kalau Abang gak jawap pertanyaan dia tar dikira sombong.Kita kan warga baru za!" Ucap Natan padahal dia tau jika istringa memang terlihat cemburu dengan sikap Jamila terhadap Natan.
" Halah itu bisa-bisanya Abang aja sok kecakepan sama dia! Bukannya aku cemburu ya bang,tapi kan dia janda bang tar jadi fitnah!" Ucap Azra semakin membuat Natan bersorak dalam hati.
" Bukan begitu sa..."
Tok tok tok
" Abang ada tamu!" teriak Jamilah yang rupanya masih berada diluar.
" Iya,Jamilah Abang datang,eh Abang keluar maskudnya!" Seru Natan dari dalam membuat Azra membulat bola matanya.
" Ah Abang,mau keluar didalam apa diluar?" Seru Jamilah semakin membuat hati Azra memanas.
" Didalem,eh diluar dong Jamila." Jawab Natan.
" Stop!" Teriak Azra.
" Kenapa za? Abang mau buka pintu ada tamu!" Ucap Natan yang sudah berdiri didepan pintu dan siap menikah hendel pintu jika saja Azra tak menarik tangannya.
" Abang tunggu disini biar aku yang keluar!" Ucap Azra."
" Siap istriku!" Ucap Natan dengan sikap hormat.
...****************...
" Bagaimana Bu,apa tugas yang harus saya jalankan Bu?" Tanya Jack pada Wulan yang baru saja sampai ditempat mereka janjian bertemu.
" Ada uang 1 juta sudah saya transfer kerekning kamu sebagai uang muka,sisanya 9 juta akan saya transfer setelah pekerjaan kamu selesai." Ucap Wulan sembari menyodorkan bukti transfernya.
" Pekerjaan apa yang harus saya lakukan dengan uang 10 juga Bu? Saya tidak mau jika harus mencelakai atau membunuh orang dengan upah yang tak seberapa!" Ucap Jack.
" Cih,otak kamu jika menyangkut soal uang saja kamu cepet! Jack liat baik-baik kedua foto orang ini." Wulan menyodorkan ponselnya dan menunjukan foto Azra dan Natan secara bergantian.
Foto Natan memang banyak tersimpan digaleri ponsel Wulan namun jika foto Azra entah dari mana Wulan mendapatkannya.
" Lalu,apa yang harus saya lakukan dengan mereka?" Tanya Jack.
" Tugas kamu mudah,saya cuman minta kamu cari keberadaan mereka dan awasi mereka.Setelah kamu dapat informasi tentang mereka baru kamu beritahu saya tentang informasinya.9 juta akan masuk kerekning kamu setelah saya mendapatkan informasi itu." ucap Wulan membuat Jack tersenyum penuh arti.
Karna tak mau mengundang kecurigaan dan tak mau jika ada orang lain yang melihat Wulan lantas memakai kacamatanya kembali setelah itu Wulan pergi meninggalkan Jack sendiri ditempat tersebut.
...****************...
" Bang dari mana Abang dapat uang untuk membeli kipas angin sebanyak ini?" Tanya Azra karna Natan tak hanya memasang kipas angin didalam kamarnya.
Natan memasang kipas hampir disemua sudut rumah.Tujuannya adalah agar sang istri tak merasa kegerahan saat melakukan aktifitas.Bahkan didapur Natan memasang dua kipas disudut kanan dan kiri agar Azra tak berkeringat saat memasak didapur yang tak terlalu luas itu.
" Em,Abang pinjem dari temen Abang za." Dusta Natan.
" Bang,satu kipas dikamar aja cukup bang!" Ucap Azra meras tak enak hati.
" Gapapa za,Abang cuman ingin kamu nyaman dan betah sampai 98 hari kedepan.Oh ya ini ada sedikit uang buat pegangan kamu,belilah apapun yang ingin kamu beli.Masak appun yang ingin kamu masak,kalau cape kamu beli aja." Natan menyodorkan uang seratus ribuan sebanyak lima lembar untuk Azra.
" Terimakasih bang!" Ucap Azra tanpa mengatakan hal lain lagi.Sebenarnga Azra ingin menolak namun ia tak mau melukai harga diri suaminya dengan tidak mau menerima nafkah darinya.
" Kalau begitu Abang pergi kerja dulu ya za." Ucap Natan lagi.
" Hati-hati bang!"
" Em za!"
" Iya bang?"
" Jangan sungkan memakai uang itu,jika tidak cukup kamu tinggal bilang saja.Meskipun kita menikah hanya 100 hari tapi Abang tetap akan berusaha memberikan nafkah yang layak untuk kamu.Abang tau apa yang Abang berikan tak ada seujung kukunya dibanding dengan apa yang kamu dapatkan dari mas Abrar.Tapi mas pastikan walaupun sedikit itu hasil jerih payah Abang sendiri dan itu uang halal." ucapan Natan membuat Azra merasa terharu.
" Terimakasih bang!" Ucap Azra.
" ternyata dia tak seburuk yang ku bayangkan!" Batin Azra.
jangan jangan si Nathan bukan anak kandungnya deh
maaf nih klo koreksi/Facepalm/
mungkin maksudnya juga , Sadar Lan sadar