MULAN, JIWA YANG TERLAHIR KEMBALI

Keesokan harinya, si kecil Han yang hanya di temani Haris, terlihat bermain air di pantai dekat villa.

Pagi-pagi sekali, Mulan sudah keluar dari villa. Katanya ada sedikit urusan, yang harus segera di selesaikan.

Sedangkan April masih di villa bersama mama Yeni. Nanti dia akan menyusul, ketika sudah mandi dan berdandan. Dasar adiknya Haris ini ganjennya tidak tertolong lagi.

Haris yang masih fokus mengawasi si kecil Han, tidak menyadari jika ada dua orang pria, yang gerak geriknya mencurigakan.

Kedua orang itu, saling mengangguk, kemudian segera melancarkan aksi masing-masing.

Mereka adalah tuan Malik dan asisten Ron. Asisten Ron akan bertugas mengalihkan perhatian Haris. Sedangkan tuan Malik, akan mencoba mendekati si kecil Han lagi.

Setelah asisten Ron berhasil sedikit mengalihkan perhatian Haris. Tuan Malik segera menyapa si kecil Han. Sebenarnya jarak mereka tidak terlalu jauh, dan Haris juga sering melihat ke arah Han kecil.

"Kita ketemu lagi, boy." ucap Malik, saat di hadapan Han kecil.

Melihat paman itu lagi, Han kecil langsung mencari-cari keberadaan ayahnya, Haris.

Setelah melihat Ayahnya masih duduk di tempat semula, dan masih melihat ke arahnya, Han kecil sedikit menurunkan kewaspadaannya.

"Apakah itu pamanmu?" tanya Malik, yang sengaja menyebut Haris sebagai paman Han kecil.

"Bukan pamanku, tapi ayahku." jawab Han kecil, sedikit tidak bersahabat.

"Hei, kau salah mengenali papamu, son." ucap Malik dalam hati, yang merasa kesal dan tidak suka, anaknya memanggil pria lain sebagai ayahnya.

"Aku ini papamu, son." kalau boleh, Malik ingin memberi tahukan identitasnya detik ini juga.

Tapi kalau dia terlalu terburu-buru, takutnya si kecil Han akan membencinya. Dan dia akan semakin sulit mendekati anaknya.

"Oh benarkah?, lalu di mana keluargamu yang lain?" tanya Malik lagi, yang memang tidak melihat wanita yang melahirkan anaknya.

"Di rumah." jawab Han kecil, yang masih asik menepuk-nepuk air.

...----------------...

Melihat Han kecil di dekati pria asing, Haris menjadi sedikit cemas dan khawatir.

"Dia, tuan Malik Abraham." ucap asisten Ron, menenangkan sekaligus memberi tahu Haris.

"Tuan Malik Abraham?, Bos besar?" tanyanya dengan mata terbuka lebar. Yang langsung diangguki asisten Ron.

"Tunggu sebentar. Kira-kira mimpi apa aku semalam, hingga bisa bertemu bos besar secara langsung?" ucap Haris dalam hati kemudian mengingat-ingat mimpinya semalam.

"Ah, semalam aku bermimpi berduaan dengan Mulan, dan kami akan berciuman." tanpa sadar, Haris tersenyum sendiri, setelah mengingat mimpinya.

Tapi sayangnya, meskipun hanya di dalam mimpi, Haris selalu gagal berciuman dengan Mulan. Huft, berciuman saja gagal, apalagi melakukan hal yang lainnya.

...----------------...

"Ayo kita berkenalan. Namaku Malik, siapa namamu?." ucap Malik, kemudian mengulurkan tangannya, agar si kecil Han menjabat tangannya.

"Muhan." jawab si kecil, yang hanya melirik tangan Malik, dengan ekor matanya.

"Sifat buruk siapa yang di warisi anak ini?." gumam Malik dalam hati, saat melihat tangannya yang kosong.

Agar tidak terlalu malu, dia segera menurunkan tangannya untuk mengambil segenggam pasir. Kemudian meremasnya kuat-kuat sambil melontarkan kata-kata kurang baik, dalam hatinya.

...----------------...

"Hat-shim"

Mulan tiba-tiba bersin, padahal tidak sedang flu.

Saat ini dia tengah berjalan, memasuki pemakaman umum, yang bisa di bilang cukup mewah.

"Deg"

Netra Mulan menatap sosok, yang dulu sangat di kenalinya, sedang berjalan berlawanan arah dengannya.

"Wangi parfumnya masih sama." gumam Mulan, tanpa sadar mengendus udara dua kali, saat sosok itu lewat di sebelahnya.

Sosok itu hanya melirik Mulan sekilas, kemudian mengerutkan dahinya ketika melihat benda di tangan Mulan. Namun tidak berniat menghentikan langkahnya.

Akhirnya Mulan memutar lehernya, untuk melihat sosok itu, untuk terakhir kalinya.

"Terima kasih." gumamnya setelah melihat, sosok itu semakin menjauh. Kemudian meneruskan langkah nya menuju tempat yang menjadi tujuan utamanya.

Seringai samar terbit dari sudut bibir Mulan, ketika mengingat semua kebaikan, perhatian, dan bentuk tubuh sosok tadi.

"Dasar tidak waras." Mulan merutuki dirinya sendiri karena berpikiran mesum.

Akhirnya setelah 10 an menit berjalan, Mulan menemukan batu nisan yang bertuliskan nama 'MULAN BENJI' di atasnya.

Ya, urusan yang ingin di selesaikan Mulan hari ini adalah, mengunjungi makamnya sendiri.

Karena waktu itu, dia kehilangan kesadaran, setelah menghabiskan malam panas bersama sugar Daddy nya. Saat berlibur di Bali.

Austin Ramsey, nama sugar Daddy nya waktu itu. Dan usianya sekarang 52 tahun.

Sosok itu cukup bertanggung jawab, sehingga menempatkan jasad Mulan di pemakaman mewah. Juga menanam bunga kesukaan Mulan, di atas tanah makamnya. Yaitu bunga anggrek hutan, yang sesuai dengan arti namanya.

Di kehidupan sebelumnya, Mulan Benji tidak pernah memiliki musuh. Namun juga tidak memiliki kerabat, ataupun teman dekat.

Satu-satunya teman yang di miliki adalah cinta pertamanya, yang kemudian menjadi pasangan kekasihnya. Namun pria itu harus kehilangan nyawa di usia muda, karena suatu penyakit.

Setelah itu, Mulan tidak pernah memikirkan pria lain untuk di jadikan kekasih. Dia lebih memilih menyibukan diri untuk misi mengumpulkan uang dan harta benda lainnya. Yang sekarang tersimpan di ruangannya.

Hingga di misi terakhirnya, dia di pertemukan dengan sosok Austin Ramsey.

Setelah di selidiki, kematian Mulan murni atas kehendak sang pencipta. Tidak ada unsur sabotase, balas dendam atau yang lainnya.

Mulan juga sudah menikmati kehidupnya yang sekarang. Karena dia memiliki si kecil Muhan, yang bisa memberikan kebahagiaan. Jadi tidak ingin lagi berhubungan dengan kehidupan lamanya, yang sama sekali tidak berwarna.

Sebenarnya, hari ini dia ingin menanam bunga, di atas tanah makam tubuh lamanya.

Namun siapa yang menyangka, dia juga akan di pertemukan dengan sosok Austin Ramsey, sang mantan sugar Daddy.

"Cukup sampai di sini, cerita hidup Mulan Benji. Sekarang aku akan menjalani kehidupan menjadi Mulan Guanlin." ucap Mulan, setelah menempatkan bunga di samping batu nisan.

Karena sudah ada anggrek yang di tanam, jadi Dia tetap menempatkan bunganya, di dalam pot. Biarkan penjaga makam yang akan merawatnya nanti.

"Semoga orang-orang dari masa lalu Mulan Benji, tidak pernah berpapasan lagi dengan Mulan yang sekarang." Harapan Mulan, sebelum meninggalkan area pemakaman.

...----------------...

"Bapak tau pria bule, yang tadi mengunjungi makam di sana." tanya Mulan pada bapak penjaga makam, sambil menunjuk ke satu arah.

"Oh, pak Bule tadi. Katanya, titip rawatkan makam itu. Dia mau balik ke negara asalnya, dan belum tentu bisa ke sini lagi." ucap penjaga makam, sesuai dengan yang di ingatnya.

"Syukurlah." ucap Mulan dalam hati, saat tau pria itu tidak akan ke sini lagi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Walaupun penduduk di Bali mayoritas beragama hindu, yang pemakamannya dengan cara ngaben. Namun ada beberapa pemakaman umum, yang biasanya di gunakan untuk penduduk dengan agama-agama tertentu.

Di sini othor tidak merujuk, atau membawa-bawa agama tertentu ya.🙏✌️