NovelToon NovelToon
Ratunya Sang Miliarder

Ratunya Sang Miliarder

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.5
Nama Author: widyaas

Alisha (22) gadis malang yang dibuang oleh keluarganya sendiri. Awalnya Alisha pasrah akan takdirnya yang mengenaskan. Tapi, tiba-tiba Ansel (27) Miliarder tampan yang datang mengejutkan Alisha dan langsung mengajaknya menikah.

Ansel adalah pria tampan yang sukses membangun perusahaan keluarganya. Ia juga memiliki saham di beberapa perusahaan besar. Ansel dikenal sebagai Miliarder tampan yang sukses. Tak sedikit kaum Hawa yang mengincarnya.

Lalu, bagaimana nasib Alisha, jika Miliarder tampan itu menikahinya? Apakah pernikahan mereka akan dibumbui cinta yang manis atau sebaliknya?

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 26

Karena tidak pernah menghadiri pesta mewah manapun, Alisha terkagum-kagum saat sudah memasuki gedung acara. Sangat mewah. Orang-orang yang datang juga pasti sangat berkelas dan kaya raya.

Tak henti-hentinya Alisha menatap sekelilingnya. Dekorasi yang sangat cantik. Bahkan ada kue yang sangat besar dan tinggi di depan sana. Alisha baru tau ada kue yang tingginya seukuran tubuh manusia, bahkan lebih.

Ada pula makanan yang terlihat mewah di sajikan di meja panjang. Ada coklat, pudding, kue, macaron mini, dan masih banyak lagi makanan mahal lainnya. Jujur, Alisha belum pernah mencoba makanan yang ada di sana, sebab itulah sejak tadi perhatiannya terpaku di meja panjang itu.

"Selamat atas anniversary pernikahan kalian, Tuan Derta," ucap Ansel sambil menjabat tangan Tuan Derta dan istrinya.

Alisha langsung menoleh menatap ke arah Tuan Derta, karena sejak tadi perhatiannya terkunci pada kue besar nan tinggi di sampingnya.

"Terimakasih, Tuan Ansel," jawab Tuan Derta dengan senyumnya.

"Terimakasih sudah datang," ucap Nyonya Derta dengan senyum di bibirnya. Ia beralih menjabat tangan Alisha.

"Ini istrimu? Wahh, cantik sekali," katanya. Ia bahkan tak segan mengelus pundak Alisha. Aura keibuannya sangat kentara membuat Alisha mengukir senyum tulusnya.

"Terimakasih, Nyonya. Anda juga sangat cantik," balas Alisha masih dengan senyumannya.

Tuan Derta dan istrinya langsung tertawa kecil mendengarnya. Mereka mempersilakan Ansel dan Alisha untuk menikmati hidangan yang telah disajikan.

"Kau ingin makan yang mana?" tanya Ansel setelah tiba di depan meja panjang berisi berbagai makanan ringan.

Alisha yang ditanya seperti itupun langsung kebingungan. Pasalnya banyak sekali makanan yang ingin ia coba, tapi malu.

"Cup cake," jawab Alisha sedikit berbisik.

"Itu saja?" tanya Ansel.

Alisha mengangguk kecil. Namun, tatapan matanya tak bohong jika ia menginginkan yang lain. Karena itulah Ansel meminta lima jenis makanan ringan itu untuk Alisha. Sedangkan dirinya hanya mengambil jus jeruk saja.

Keduanya berjalan menuju meja yang sudah terdapat keluarga Xander. Seluruh keluarga Xander menghadiri pestanya. Tapi, Alisha tidak tau jika semuanya akan turut hadir. Mengingat mereka tidak berangkat bersama tadi. Mendadak Alisha gugup karena diperhatikan mereka.

"Cantiknya..." puji Cila dengan mata berbinar. Gadis kecil itu duduk di sebelah ayahnya. Bibirnya sudah belepotan krim cup cake yang ia makan.

Alisha tersenyum menanggapinya. Sudut matanya jelas melihat Bibi Gina dan Bibi Yasmin yang terus melihatnya dengan sinis.

"Makanlah," titah Ansel setelah mereka duduk. Ia meletakkan piring berisi makanan untuk Alisha di atas meja.

"Kau sangat pintar memilih gaun untuk istrimu. Aku pikir, kau tidak mahir melakukan hal itu," celetuk Kakek Jacob diiringi tawa kecilnya.

"Dia akan tetap terlihat cantik meskipun tidak memakai gaun ini," balas Ansel dengan wajah datarnya.

Alisha merasa malu mendengar ucapan sang suami. Terlebih Ansel berkata seperti itu di depan keluarganya. Ia jadi tidak mood makan lantaran merasa malu.

Keluarga Xander langsung tertawa mendengarnya. Kecuali Bibi Gina dan Bibi Yasmin tentunya.

Ansel tak menanggapi lagi. Ia menatap sang istri yang sedang tersipu malu.

"Mau aku suapi?" tawar Ansel karena Alisha tak kunjung menyentuh makanannya.

Alisha langsung menggeleng cepat. Bisa-bisa ia semakin malu nanti.

Melihat yang lain kembali pada kesibukan masing-masing, Alisha mulai mencicipi makanan dengan gerakan pelan. Ia tak ingin mempermalukan Ansel karena dirinya makan terlalu buru-buru alias tidak menjaga image.

"Kau juga harus makan," ucap Alisha pada Ansel yang hanya memperhatikannya.

Bukannya menjawab, Ansel malah membuka mulutnya meminta agar Alisha menyuapinya.

Mata Alisha bergerak menatap kanan kiri. "Banyak orang!" bisiknya setengah kesal. Tapi, tangannya bergerak cepat memasukkan macaron ke dalam mulut Ansel.

Ansel menahan senyumnya saat melihat tingkah Alisha yang begitu lugu dan pemalu.

"Tuan Pieter... Lama tidak berjumpa," sapa seorang pria paruh baya yang umurnya seperti Ayah Pieter.

Sontak perhatian keluarga Xander teralihkan pada pria itu. Ayah Pieter langsung berdiri dari duduknya dan bersalaman dengan akrab.

"Tuan Martin? Kau sudah kembali?" Ayah Pieter memeluk singkat sahabat karibnya itu.

Pria bernama Martin itu terkekeh kecil dan menepuk punggung Ayah Pieter. Mereka lalu melerai pelukannya.

"Selamat malam... Maaf mengganggu kegiatan kalian," ujar Tuan Martin sambil menatap seluruh keluarga Xander yang sejak tadi menyimak.

"Tidak apa-apa," sahut Kakek Jacob sambil tersenyum. Ia kenal dengan sosok Martin ini, dia adalah rekan bisnis Pieter dulu. Martin sangat baik dan sopan, sebab itulah dia dan Pieter memiliki hubungan seperti seorang sahabat.

"Bergabunglah dengan kami," ucap Ayah Pieter. Ia menoleh ke belakang Martin yang terdapat dua orang wanita cantik.

"Mereka anak dan istrimu, ya?" tanya Ayah Pieter kemudian.

Tuan Martin mengangguk dan sedikit menggeser tubuhnya. "Dia istriku Celine dan ini anakku, Veronica," jawabnya memperkenalkan istri dan anaknya.

Ayah Pieter mengangguk dan tersenyum sebagai sapaan untuk kedua wanita itu. Ia mempersilakan mereka bertiga untuk duduk di kursi kosong yang ada di meja itu.

Ansel terdiam sejenak. Ternyata keluarga Veronica, pikirnya.

Alisha pun ikut terdiam, namun matanya melirik kecil ke arah Veronica yang diam-diam menatap Ansel.

Aku tidak bodoh. Dia pasti menyukai kak Ansel. Batinnya.

Alisha menghela nafas dan berusaha fokus makan. Ia tidak ingin mendengarkan pembicaraan mereka meskipun telinganya tidak tuli.

"Veronica? Bukankah waktu sekolah kau yang sering ikut lomba bersama Ansel?" Ibu Maira bertanya.

Veronica mengangguk antusias, "Iya, Nyonya. Dulu, saya sering ikut olimpiade bersama Ansel," jawabnya sambil tersenyum.

"Wahh... Berarti kau selalu masuk tiga besar, ya? Sangat cocok dengan Ansel. Pantas saja kalian sering ikut lomba," sahut Bibi Gina. Veronica tersenyum malu mendengarnya.

Paman Theo langsung menatap istrinya penuh peringatan, sayangnya Bibi Gina tidak menyadari hal itu karena terlalu fokus dengan Veronica.

Padahal Alisha tidak ingin mendengarkan percakapan yang lain, tapi, perkataan Bibi Gina langsung masuk begitu saja ke dalam indra pendengarannya. Membuat dirinya terdiam sejenak, lalu kembali lanjut minum air mineral yang sudah tersedia di meja.

Terlihat dari ekspresinya, Alisha sama sekali tidak terganggu. Berbeda dengan hatinya yang mulai gundah. Sekarang, ia menemukan perbedaan diantara dirinya dan Veronica. Ia hanya gadis biasa yang tak pernah bisa masuk tiga besar, sedangkan Veronica selalu masuk tiga besar, bahkan bisa bersanding dengan Ansel. Ia juga baru sadar jika dirinya dan Ansel seperti langit dan bumi, sangat jauh dan tidak cocok.

"Aku rasa, kalian harus sering bertemu agar lebih akrab. Aku yakin, kalian sudah lama tak bertemu, kan?" ucap Bibi Yasmin ikut-ikutan.

Veronica tersenyum, "Kebetulan aku bekerja di kantor yang sama dengan Ansel. Jadi, setiap hari kami bertemu," jawab Veronica.

Bibi Gina dan Bibi Yasmin langsung berbinar mendengarnya. Veronica adalah tipe gadis yang sangat cocok dengan Ansel. Mereka sama-sama pintar.

"Benarkah? Kalau begitu sangat pas!" ucap Bibi Gina.

"Ngomong-ngomong, kenapa kau bekerja di sana? Bukankah orang tuamu memiliki perusahaan besar?" tanya Bibi Yasmin penasaran.

"Katanya, dia ingin mencari pengalaman kerja dulu," jawab Ibu Veronica yang bernama Celine.

Bibi Yasmin mengangguk paham. Senyum di bibirnya tidak luntur sedikitpun.

"Kalian harus lebih sering bertemu jika di luar jam kerja--"

"Ekhem..." Kakek Jacob berdehem, membuat ucapan Bibi Gina terpotong.

"Silakan nikmati hidangan yang ada. Apa kalian tidak lapar?" Kakek Jacob menatap Tuan Martin, Nyonya Celine dan Veronica.

Ketiganya langsung mengangguk. "Kami permisi dulu, Tuan," pamit Tuan Martin.

Kakek Jacob mengangguk. Setelahnya ketiga manusia itu pergi menuju tempat makanan.

Alisha masih tetap diam tidak bicara. Jelas sekali jika Bibi Gina dan Bibi Yasmin sedang memanas-manasi nya. Meski sudah biasa, tapi, hati Alisha selalu sakit saat mendengarnya.

***

1
Hasnah Siti
whatttttt?? 5 anak?????udah jd kilang anak ini
Rinda
aq kok bosen ya bacanya,malah banyak yg tak skip
endang sri
Luar biasa
murniati cls
kenapa dia dibenci,pdhl dia tak seperti keluarganya katakan
𝐀⃝🥀Angelyo❤️⃟Wᵃfᴳ᯳ᷢ
terseponah
A&R
ok
Imaya Lumbanraja
Kecewa
Imaya Lumbanraja
Buruk
Titin Pangestuti
Luar biasa
Emi Kurniahendarto
keren
Irene
suka ceritanya
Sri Tati
Luar biasa
MissCuek🍂
mantap
aa sa
Luar biasa
aa sa
Lumayan
Grey
Luar biasa
Adam
The story is too bad and soft.👎
Adam
This story might be adapted from a story in a soap opera. too soft and very weak.👎
Niken Sulistyo Rini
Luar biasa
Christina Dewi
👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!