NENEK PAHLAWANKU

Su Yao mendekati Bento untuk meminta alamat Nenek Samirah sendirian dan melihat bagaimana kehidupannya, jika bisa ia ingin menculik salah satu anak buahnya.

Bento memberikan alamat nenek Sumirah tapi hanya di gudang bukan di rumahnya karena hanya itu yang di ketahuinya.

Su Yoa segera pergi dan menghubungi temannya untuk melihat musuhnya. Janji ketemuan di wilayah Weleri jam 10 pagi nanti. Segera Su Yoa berangkat menuju Weleri dengan mobil Honda Civic warna putihnya.

Di saat Su Yoa menunggu temannya ia melihat beberapa orang suruhan Bento keluar menuju Kendal melakukan transaksi senjata ilegal.

Tak lama kemudia muncullah temannya dan langsung masuk ke mobil Su Yoa lalu keduanya melaju menuju wilayah Wonoboyo.

...

Setelah melihat para karyawannya yang bekerja membuat cemilan dari bahan baku, mengolah dan memasak Sumi masuk ke ruangannya Robert.

"Assalamualaikum paman.." sapa Sumi.

"Walaikum salam.. Ayuk masuklah.." jawab Robert.

"Ada peningkatan lagi paman.?"

"Iya ini non.. Dapat pesanan ke Wonosobo, Semarang, Kendal dan Ungaran."

"Berapa pesanannya paman.?"

"Total semuanya 3 kwintal non."

"Alhamdulillah paman, apa kita harus menambah tenaga kerja.?"

"Kalau paman sih harus non tapi semua tergantung nenek guru gimana baiknya."

"Baiklah paman, Sumi akan ngomong sama nenek nanti."

Di luar di tengah tanah lapang nenek Samirah melatih bela diri untuk anak remaja. Semua di ajari tanpa di minta uang sepersenpun, dengan tangan di punggung nenek Samirah berjalan sambil melihat gerakan anak didiknya dan menegur dan membetulkan jika salah melakukan gerakan.

"Datanglah ke Curug Surodipo nyai, musuhmu akan aku jebak di sana." kata ghaib yang di dengar hanya oleh nenek Samirah.

"Anak-anak, latihan kali ini sampai di sini ya. Nenek ada urusan, dan jika ingin belajar menghafal silahkan." kata nenek Samirah.

"Baik nenek....!!" teriak semua muridnya.

Nenek Samirah segera mendekati Jimi yang lagi membantu mengangkat bahan baku ke dalam ruang pengolahan.

"Jim...!"

"Oh iya guru.."

"Ikut aku sekarang."

"Baik guru."

"Man kamu lanjutin ini ya.." kata Jimi pada teman kerjanya.

"Baik kang.."

Jimi mengikuti nenek Samirah yang berjalan menjauh dari tempat pabrik menuju rumahnya.

"Ada apa nek..?"

"Kita pergi ke Curug Surodipo sekarang, naik motor saja."

"Baik nek.. Aku ambil motornya dulu." jawab Jimi langsung menuju garasi rumah dan mengeluarkan motor RX Special. Nenek Samirah langsung naik di jok belakang dan mereka berdua melaju ke arah Curug Surodipo.

Sumi yang melihat neneknya pergi dengan Jimi pun kecewa.

"Mau nenek dan bang Jimi pergi..? Hah sudah tua masih suka berantem mulu.. Ah pusing punya nenek mantan pendekar.. Lha kan nenek pahlawanku..." gerutu Sumi lalu berbalik menuju pabriknya.

Di saat perjalanan Su Yoa akan mencapai pertigaan pintu masuk Curug Surodipo mobil itu tetap melaju di jalanan lurus padahal aslinya berbelok dan tak di sangka mobil Su Yoa mogok di jalanan, Andi temannya Su Yoa keluar dari mobil melihat ada orang kah di sini.. Ia menoleh ke kanan dan kiri tak seorang pun yang di lihatnya. Tiba-tiba suasana menjadi remang-remang dan mereka berada di tengah hutan bambu cendani. Su Yoa dan Andi terkejut ada apa ini..

"Kenapa jadi begini Ndi..?"

"Lha mana aku tahu Su.." jawabnya kebingungan.

Tak lama kemudian ada sepeda motor mendekat, nenek Samirah yang hafal musuhnya segera meloncat dari jok motornya melayang ke udara dan.. "JLEG.." berdiri di depan Su Yoa. Andi yang melihat pun kaget dan terpental jatuh mencium tanah. Sedangkan Su Yoa mundur 3 langkah.

"Su Yoa.. Kita ketemu lagi.. Saatnya ku balas kematian suamiku..!".

Su Yoa sadar siapa lawannya kali ini, bukan nenek sembarangan nyatanya bisa mengetahui kedatangannya dan kekuatan aura nenek sangat kuat sampai Andi menjauh karena tak bisa bernafas.