Pernikahan tanpa cinta yang didasari sebuah pengorbanan dan misi balas dendam nyatanya membuat Fahreza Narendra putra terjebak di posisi yang sulit.
Pertemuannya kembali dengan cinta pertamanya, membuat Pria itu kembali harus memilih antara cinta sejatinya atau tetap bertahan dengan pernikahan tanpa cinta yang harus dijalaninya.
Akankah ia lebih memilih cinta sejatinya atau tetap bertahan mengarungi bahtera rumah tangga bersama wanita yang tidak ia cintai.
cerita ini merupakan sekuel dari Cerita "Story of my life"
Yuk simak cerita lengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon teteh lia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
Lee baru saja selesai mengobrol dengan kedua orangtuanya lewat sambungan telepon, saat Hana mencoba untuk mendekati Lee.
"Oppa.... Ajari Hana bahasa seperti oppa tadi juga dong!" Pinta Hana sembari duduk di kursi sebelah Lee. Hana menatap wajah tampan Lee tanpa berkedip. Sementara Lee sendiri malah sengaja memalingkan wajahnya dari Hana.
"Kamu punya ponsel pintar kan? Belajar saja dari Mbah pintar yang ada di ponselmu itu!" jawab Lee ketus.
Hana sempat merasa kecewa dengan jawaban Lee yang terdengar ketus. Wajah cantik Hana yang tadi terlihat berseri, kini terlihat mengerucut. Namun bukan Hana namanya, jika mudah menyerah begitu saja.
"Untuk apa bertanya pada Mbah pintar? jika di depan mata sudah ada ahlinya." Hana berkata sembari mengedipkan sebelah matanya. Namun, bukannya merasa terkesima... Lee justru malah merasa geli dan serasa bulu kuduknya berdiri seketika saat Hana dengan beraninya menyentuh jari tangan Lee.
"Hana... Sepertinya aku harus pergi ke toilet sekarang!" Pamit Lee yang langsung beranjak dari duduknya kemudian berlari pergi meninggalkan Hana yang tampak bengong dengan sikap aneh Lee.
"Oppa Lee, kenapa sampe berlari seperti itu ya?" Gumam Hana sambil terus menatap Lee yang berlari semakin menjauh darinya.
Sementara di bagian lain hunian mewah itu, tampak Fathia tengah duduk di kursi santai di tepi kolam renang seorang diri. Fathia tengah memandang langit yang terlihat begitu indah karena sinar rembulan tengah memancarkan sinarnya dengan sempurna, di tambah dengan taburan bintang-bintang. Membuat langit terlihat begitu indah malam ini.
"Fathia......" Panggil seseorang.
Fathia menoleh, tampak Lee tengah berjalan untuk menghampirinya.
"Kenapa, Lee....?" Tanya Fathia sembari menegakkan bagian atas tubuhnya namun masih tetap duduk di atas kursi santai.
"Tidak ada apa-apa..... Aku hanya ingin menyapamu saja!" Jawab Lee yang kini sudah duduk di kursi santai tepat di samping Fathia duduk.
Lee dan Fathia pun kemudian terlibat dalam obrolan menyenangkan diantara keduanya, bahkan terkadang Fathia tertawa dengan lelucon lucu yang Lee ceritakan untuknya. Pembawaan Lee yang ramah dan santai, membuat Fathia merasa nyaman ketika mengobrol bersama pria berwajah tampan itu.
Namun tawa canda keduanya, berhasil membuat Reza dan Hana meradang bersamaan. Keduanya tengah berdiri di tempat yang berbeda sambil memperhatikan interaksi antara Lee dan Fathia yang terkesan akrab. Baik Hana dan Reza... Keduanya tampak tak menyukai kedekatan yang terjalin antara Lee dan Fathia.
"Kenapa aku harus bersaing dengan Fathia lagi?" Gumam Hana dengan wajah yang tampak terlihat kecewa saat melihat interaksi yang terlihat menyenangkan antara Lee dan Fathia.
Sementara Reza, pria bertubuh jangkung itu tampak mengepalkan kedua tangannya, bahkan rahangnya pun ikut mengeras saat melihat Fathia terlihat santai saat menatap wajah Lee. Tak hanya sekedar menatap, Fathia juga bahkan bisa tertawa lepas bersama Lee. Sungguh sangat berbeda saat Fathia berbicara dengan dirinya pagi tadi.
"Awas saja kau, Lee.....! " Gumam Reza sambil otaknya berfikir keras untuk memberi sedikit pelajaran pada Lee.
********
Keesokan harinya.
Seperti hal nya kemarin. Pagi ini Fathia kembali berjalan jalan seorang diri menyusuri bibir pantai, tentunya di temani dengan deburan ombak dan terpaan angin laut yang membuat rambut panjang Fathia tampak berkibar.
Sekali lagi, Reza kembali menghampiri Fathia. Yang tengah berjalan menyusuri bibir pantai. Namun Kali ini, kedatangan Reza tidak membuat Fathia merasa takut. Karena Reza tidak memakai jaket dengan tudung kepala maupun masker seperti kemarin.
Reza sengaja menghampiri Fathia bahkan ikut berjalan beriringan dengan Fathia dengan memakai pakaian yang terlihat santai. Sebuah celana pendek berwarna hitam sebatas lutut dipadukan dengan kaos berwarna senada.
"Apa yang kak Reza lakukan disini?" Kali ini, Fathia yang lebih dahulu bertanya. Karena Reza sedari tadi berjalan tepat di sampingnya. Seolah tengah menemani Fathia berjalan menyusuri bibir pantai meski tanpa keluar satu patah kata pun dari bibir Reza selama mereka berjalan beriringan.
Reza menghentikan langkah kakinya. Begitu pun dengan Fathia yang juga menghentikan langkah kakinya. keduanya kini saling menatap dengan tatapan yang berbeda.
"Aku sedang berjalan-jalan."Jawab Reza singkat. Namun begitu, kedua mata Reza terus menatap kearah wajah Fathia.
"Kalau begitu, pergilah berjalan-jalan sendiri! Kenapa dari tadi, Kaka malah berjalan mengikuti ku?" Dengus Fathia.
"Karena aku memang berniat untuk menemanimu berjalan-jalan." Jawab Reza santai.
Bukannya merasa senang, ucapan Reza barusan justru membuat Fathia tampak keberatan. Pasalnya Fathia malah merasa tidak nyaman dengan ucapan maupun niat Reza yang ingin menemaninya berjalan-jalan.
"Pergilah, kak...! Tidak nyaman rasanya berjalan bersama dengan Kaka." Jawab Fathia yang kemudian kembali melangkahkan kakinya untuk mengabaikan Reza.
Tak tinggal diam. Reza pun kembali melangkahkan kakinya untuk bisa berjalan beriringan bersama gadisnya itu.
"Tidak mau aku temani... karena kamu berharap, Lee yang akan menemani mu berjalan-jalan!" Cibir Reza tanpa basa-basi.
Fathia kembali menghentikan langkah kakinya. Menatap tajam kearah Reza yang juga menghentikan langkah kakinya. keduanya kembali saling menatap. Deburan ombak besar tidak membuat keduanya merasa takut.
"Aku sama sekali tidak berharap ada seseorang yang menemaniku berjalan-jalan! Jadi tolong..... Jangan bawa-bawa kak Lee dalam hal ini!" Ucap Fathia yang berusaha mengemukakan rasa tidak sukanya.
******
Lee menggaruk telinganya yang terasa gatal, padahal tadi ia tengah terlelap dalam tidurnya di dalam sebuah pesawat pribadi yang akan membawanya kembali ke ibukota.
Pagi tadi selepas subuh, Reza meminta Lee untuk kembali ke ibukota lebih dahulu karena situasi yang darurat yang harus Lee tangani sendiri disana. Maka dengan terpaksa, Lee pun bergegas kembali ke ibu kota dengan menggunakan pesawat pribadi yang sudah Reza persiapkan sejak semalam.
Lee tidak tahu saja. Jika Reza sengaja mengirim Lee kembali pulang lebih dahulu agar tidak lagi berdekatan dengan Fathia.
"Oppa.... Oppa sudah bangun ya! Ayo sarapan bersama, oppa." Sapa Hana dengan senyum lebarnya.
"Hana.... kenapa kamu ada disini?" Tanya Lee yang terkejut dengan kehadiran Hana yang kini duduk tepat di samping Lee.
Lee sendiri tidak mengira jika Hana akan ikut pulang bersamanya. Karena yang Lee ingat. Ia masuk ke dalam pesawat seorang diri. Lee tidak melihat Hana masuk kedalam pesawat sebelumnya. Lalu... Kenapa Hana bisa duduk di sampingnya saat ini? Benar-benar membuat Lee frustasi saat ini.
"Pergilah duduk di sebelah sana! Jangan duduk di sebelah ku!" Lee berkata sembari mendorong tubuh Hana agar menjauh darinya.
"Tidak mau! Hana lebih suka duduk disini! Di dekat oppa." tolak Hana sambil tersenyum dan sedikit memiringkan tubuhnya agar bisa menempel pada tubuh Lee.
******
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak berupa like dan komen ya...!
Terimakasih 🙏❤️
🌹buat kakak author 🤗