NovelToon NovelToon
Love Of The Gonzalu Beach

Love Of The Gonzalu Beach

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Filychia Lala

Liburan yang Gina nanti-nantikan untuk mengunjungi salah satu kota indah di ujung Timur Indonesia yakni Larantuka NTT membuat dia bertemu dengan dua orang pria yang sama-sama baru saja dia kenal, Randy yang di atur oleh calon kakak iparnya (Rully) untuk menggantikan Rully dan Gina untuk pergi liburan bersama Gina. Sedangkan Ega yang karena keisengan Randy pada Gina, dia mendahului Gina berjalan dan akhirnya wanita itu tertinggal lumayan jauh di belakangnya, kejadian naas tiba-tiba menimpanya, secara tidak sengaja Ega menabrak Gina saat pertama kalinya menginjakkan kaki di kota budaya Larantuka.
Cerita tentang mereka pun akhirnya dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Filychia Lala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Negatif thinking

“Teman.” Jawab Gina lembut pada Ega namun dia langsung mengakhiri pembicaraan di telpon dengan menutup gagang telpon ke tempatnya.

“Teman? Teman yang mana? Setahu aku selama ini selain bersama aku, kamu hanya sama Agatha dan beberapa teman kampus mu saja? Kok ini sepertinya dirahasiakan?” Tanya Ega kepoh karena feelingnya tidak enak sejak tadi.

“Teman, yah teman. Udah deh!” Gina menuju ke tempat duduknya yang tadi.

“Gina!” Kata Ega dengan perasaan yang gundah gulana.

“Lebih baik kita….” Kata Gina menjedah pembicaraannya.

“Jalan-jalan.” Ega menyambung perkataan Gina yang terjedah.

“Tidak mau.” Kata Gina.

“Kenapa tidak mau? Kamu tidak mau jalan-jalan denganku lagi?” Ega berkecil hati.

“Bukannya gitu Ega!” Kata Gina.

“Terus? Maksudnya apa? Atau karena kamu mau telponan dengan temanmu yang tadi?” Tanya Ega menebak.

“Ega, apaan sih? Bukan itu maksudku.” Bentak Gina.

“Iya sudah, terserah kamu saja. Aku juga tidak bisa memaksakan kehendakmu. Kalau kamu tidak mau, yah aku pulang saja.” Kata Ega.

“Apaan sih.” Gina membalikkan badan membelakangi Ega, air mata Gina mulai mengalir tanpa dia sadari. Mungkin karena berbantahan dengan Ega membuat hatinya sakit.

“Gin!” Ega yang curiga pun menarik tubuh Gina yang sedang membelakanginya. “Kenapa sih? Kok nangis? Yah sudah aku minta maaf kalau aku salah.” Kata Ega setelah menatap Gina yang ternyata sedang menangis.

“Jangan pegang-pegang!” Gina menghempaskan tangan Ega. “Emangnya selain sama kamu dan Agatha, aku tidak bisa punya teman yang lain gitu?” Gina sesegukan.

“Bukan itu maksud aku Gina! Lagian kamu sih, dari tadi diamin aku, terus tiba-tiba ada yang nelpon, eh kamu jadi kegirangan, akunya di cuekin. Siapa yang tidak jengkel.” Kata Ega sedih.

“Yah sudah kalau kamu jengkel, mending kamu pulang aja deh!” Gina berdiri dari duduknya, dia tidak mau menatap Ega.

“Gina, apa benar kamu tidak mau lagi aku ada di sini?” Ega ikut berdiri di depan Gina.

“Nggak.” Jawab Gina sambil menghapus air matanya.

“Nggak apa? Nggak mau aku di sini gitu?” Tanya Ega memastikan.

“Ega!!!” Gina memukul-mukul dada bidang Ega dan pria itu pun dengan sigap menahan lengan Gina dan menuntun gadis itu untuk duduk kembali.

“Duduk dulu! Tenangin diri kamu baru ngomong.” Perintah Ega.

Gina yang masih sesegukan berusaha menenangkan dirinya dan berusaha untuk tidak nangis lagi.

“Aku minta maaf kalau aku salah.” Bisik Ega setelah Gina lumayan tenang.

“Kamu tidak salah kok, aku yang salah. Aku minta maaf karena telah mengacuhkan kamu tadi.” Kata Gina.

“Aku tidak mempermasalahkannya lagi, sudah aku maafin.” Balas Ega.

“Makasi.” Kata Gina.

“Sebaiknya aku pulang dulu supaya kamu bisa istirahat!” Kata Ega.

“Tidak mau.” Jawab Gina.

“Hah?!” Ega kaget sekaligus bingung.

“Dikit lagi yah?!” Rengek Gina membuat Ega kebingungan, entah apa yang terjadi pada Gina hari ini, nampaknya wanita itu sedang aneh.

“Susah yah menebak-nebak isi hatinya perempuan, bingung deh!” Ega berkata dalam hati sambil menggaruk bagian belakang kepalanya yang sebetulnya tidak gatal.

“Yah sudah, kalau gitu aku diam aja biar kamu bisa pandangin aku terus.” Ega tersenyum kaku dan serba hati-hati takutnya dia lagi-lagi salah bicara dan bisa membuat mood gadis yang ada di depannya ini berubah.

“Egaaa!” lagi Gina merengek sambil memukul lengan Ega.

“Mau makan di luar nggak? Atau mau jalan-jalan cari angin dikit?” Tawar Ega yang tidak tahu harus berbuat apa. “Atau mau beli es krim?” Tanya Ega lagi.

“Es Krim saja deh.” Gina langsung berdiri dari tempat dia duduk dan segera melangkah ke pintu keluar.

Ega yang masih tidak dapat mencerna dengan baik maksud dari perempuan itu hanya bisa mengikutinya dari belakang kemudian membuka pintu mobil dengan menggunakan remote setelah itu menyusul masuk ke dalam mobil bersama Gina yang telah mendahuluinya.

Ega mengendarai mobilnya menuju ke salah satu kedai es krim favorit Gina yang tempatnya tidak jauh dari rumah Gina.

“Mau makan di tempat atau?” Tanya Ega setelah memarkirkan mobilnya di depan kedai.

“Makan di taman aja.” Jawab Gina.

“Yah sudah, kalau gitu kamu tunggu di sini saja?! Mau es yang mana?” Tanya Ega lagi.

“Yang cup besar isinya es durian campur dengan vanila dan coklat.” Jawab Gina.

Ega langsung turun dari mobil dan melangkah ke kedai es krim, lima belas menit kemudian dia kembali dengan membawah dua cup besar es krim seperti yang di minta oleh Gina sedangkan wanita itu setia menunggunya.

Ega memberikan kantong berisi eskrim pada Gina melalui jendela mobil, setelah itu dia kembali di balik kemudi dan melanjutkan perjalanan ke taman dekat rumah Gina untuk menikmati eskrim yang di beli tadi.

“Duduk di sana yuk!” Ajak Ega menunjuk ke arah kursi taman yang tidak berpenghuni alias sedang kosong atau lebih tepatnya lagi tidak ada orang yang duduk, kebetulan taman saat itu sedang sepi pengunjung jadi agak leluasa mereka memilih tempat untuk duduk.

“Aku mau duduk di kursi yang ada di bawah pohon itu.” Tunjuk Gina di arah yang berlawanan dengan yang Ega tunjuk tadi.

“Baik, ayo!” Ega menuruti perkataan Gina.

Lima belas menit mereka habiskan untuk menyantap eskrim nya masing-masing namun tak ada satupun di antara kedua insan manusia itu yang mengeluarkan kata-kata walaupun hanya untuk sekedar basa-basi.

Ega pun enggan untuk bersuara, dia takut nanti salah bicara walaupun dalam benaknya tengah berngiang-ngiang pertanyaan yang sedari tadi dia pendam untuk ditanyakan pada gadis yang ada di sampingnya kini,

Sedangkan Gina, wanita itu mungkin saja sudah memendam rasa cinta terhadap Ega namun enggan untuk mengatakannya selain karena ragu jikalau Ega pun memiliki perasaan yang sama padanya, juga rasa gengsi sebagai wanita untuk mendahului pria dalam mengungkapkan perasaan,

“Makasi Ega.” Kata Gina.

“Untuk?” Ega bingung mengartikan ungkapan terima kasih yang baru saja Gina ungkapkan.

“Makasi untuk eskrim yang begitu enak.” Gina mengangkat cup es miliknya yang hampir habis itu.

“Sama-sama.” Balas Ega sambil menebarkan senyum pada Gina.

“Gin, aku bisa tanya sesuatu?” Kata Ega saat Gina membalas senyumannya.

“Tanya apa?” ekspresi penasaran dari Gina menunggu pertanyaan Ega.

“Aku boleh tahu nggak siapa yang telpon kamu tadi? Itu siapanya kamu? Minta maaf kalau mungkin aku tidak punya hak untuk tahu namun rasa penasaran selalu melintas dipikiranku sejak tadi.” Selidik Ega.

“Kok nanya gitu?” Tanya Gina.

“Iya pingin tahu aja sih. jangan sampai dia itu orang spesial kamu yang kamu bilang lagi dekat sama kamu itu, kan nggak enak juga sama dia. Aku nggak mau dikata pengganggu aja apalagi tadi pas aku ngomong kamu langsung menutup telponnya.” Jelas Ega.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!