NovelToon NovelToon
Rujuk Kembali

Rujuk Kembali

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cerai / Mengubah Takdir / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:15.1k
Nilai: 5
Nama Author: Butterfly93_

Damar, seorang pemimpin di sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang Fasion dan Mode. Dia tidak bisa tidur dengan tenang ketika melihat nama seorang wanita yang ditugaskan sebagai perwakilan dari perusahaan luar negeri.

Thasya Wilona Adimerta, nama yang sama persis dengan mantan istrinya yang telah dia ceraikan dua tahun silam. Mereka harus berpisah dengan alasan yang tidak bisa Damar terima.

Tapi, setelah Damar tahu apa yang terjadi beberapa tahun lalu sebelum perceraian mereka, dia bertekat untuk memperbaiki hubungan mereka kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Butterfly93_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18. ORANG DARI MASA LALU

Sadar bagaimana hubungan Damar dengan Thasya mantan istrinya itu, dia kemali dingatkan dengan hubungannya yang sungguh memuakkan dengan ayahnya juga. Oleh karena itu Damar sangat mengerti apa itu namanya penolakan.

“Huuuf…! Kadang kita harus mundur selangkah agar kita jangan terluka” batin Damar sambil mengemudikan mobilnya.

Saat di lampu merah ketika Damar menunggu, dia melihat seseorang yang tidak asing menyeberang.

“Sepertinya aku pernah melihat orang itu” gumam Damar sambil mencoba mengingat ingat kembali.

Dan setelah cukup berkutat dengan memorinya, akhirnya Damar pun mengingatnya.

“Ah, saya ingat. Laki-laki itu kan orang yang selalu bersama dengan Thasya dulu.”

Beberapa hari ini setelah Damar melihat laki laki yang mirip dengan teman mantan istrinya itu, dia semakin penasaran. Sampai dia membuang-buang waktunya untuk mencari tahu siapa lebih jelasnya laki-laki itu.

Seperti saat ini, di ruang kerjanya, dia menghabiskan waktunya berselancar di dunia maya. Dia membuka sosial media Thasya dan mencari apa pun yang bisa dia cari di sana.

Dan kebetulan, di salah satu foto yang di posting Thasya laki-laki yang dilihat beberapa waktu lalu mengomentari foto yang di posting Thasya. Dan dari sana juga akhirnya Damar tahu. Dan dia juga tidak puas hanya melihat dari sana. Dia juga menyuruh anak buahnya untuk mencari tahu informasi lebih lengkap tentang pria yang bernama Nathan itu.

“Pak Damar…?” panggil Ciko tetapi dia melihat sepertinya bosnya itu tidak mendengar panggilannya. Dan sekali lagi dia pun mencoba memanggil lagi.

“Pak Damar…?!”

“Ah, iya. Ada apa?” akhirnya fokus Damar teralihkan setelah dia mendengar suara asistennya itu. Dia langsung meletakkan ponselnya.

“Saya mau melaporkan perkembangan dari store rekanan kita. Linox store, mereka sudah

mulai masukkan produk-produk baru. Sedangkan Beauty Fasion Store, hari ini mereka akan menyelesaikan renovasi tempat yang akan mereka gunakan.”

“Baiklah” jawab Damar merasa sedikit lega mendengar penjelasan dari asistennya itu.

“Tapi, Pak Damar… Sepertinya pihat Beauty Fasion masih belum menemukan staf dan manajer mereka” kata Ciko memberitahukan apa yang dilaporkan Pak Stevan dari lapangan.

“Bagaimana bisa begitu? Hari pembukaan store secara resmi kan tinggal menghitung jari lagi. Tapi, mereka belum mendapatkan manajer?”

“Kalau menurut analisa kami, spertinya tidak ada yang mau mendaftar mungkin karena tuntutan penjualan kontrak bersyarat itu. Tapi Pak Damar tidak perlu khawatir. Saya sudah meminta pihak tim manajemen kita untuk membantunya. Jadi, saat pembukaan nanti bapak tidak perlu khawatir.”

Buuugh…!

Ciko yang tadinya penuh semangat menjelaskannya, tiba-tiba dia dikagetkan oleh suara dentuman. Damar memukul meja kerjanya hingga membuat asistennya itu terdiam.

“Kenapa kamu melakukan sesuatu yang tidak aku suruh?” tanya Damar dengan tatapan tajam. Perasaan ciko tiba-tiba menciut.

“Memangnya kapan aku sangat mengkhawatirkan Beauty Fasion Store?”

Mendengar kata-kata bosnya itu, Ciko menggerutu di dalam hatinya. “Memangnya siapa yang selalu pulang telat selama tempat Beauty Fasion direnovasi? Dan siapa yang selalu berkeliling-keliling di sekitaran tempat itu selama satu minggu terakhir ini?! Dasar…”

Dan yang membuat Ciko semakin kesal adalah ketika Damar kembali mengomelinya.

“Sudah berapa lama kamu bekerja dengan saya sampai tidak bisa membedakan masalah pribadi dengan pekerjaan? Apa semua orang perlu tahu kalau penanggungjawab Beauty Fasi Store adalah mantan istriku?”

“Bilang sama tim penanggungjawab manajemen untuk tidak perlu melakukan hal-hal yang tidak perlu!”

Mendengar kata-kata Damar, Ciko hanya bisa nurut dan menganggukkan kepalanya. “Baik, pak.”

“Kamu bisa keluar sekarang kalau tidak ada lagi yang mau dilaporkan.”

“Iya, baik Pak Damar.”

“Huuufff…!!!” Damar menghela napas panjang setelah Ciko keluar dari dalam ruang kerjanya.

“Kenapa di sekitar wanita itu ada banyak pria, sih?!” batin Damar sambil mengurut keningnya.

Selama satu harian itu, Damar tidak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaannya. Dia memainkan penanya sambil pikirannya entah ke mana.

“Aaargh…! Aku tidak bisa konsentrasi bekerja. lebih baik aku pulang lebih awal saja” kata Damar dan langsung beranjak dari kursinya.

“Dengan perasaan yang rumit seperti ini, lebih baik aku olahraga saja” batin Damar dan memilih pulang duluan.

Tetapi, saat dia keluar dari dalam lift dia melihat beberapa orang yang dia kenal di lobby. Dia mendengar obrolan mereka samar-samar.

“Jam berapa kita berangkat. Apa sekarang saja?”

“Kita jadi pergi ke restoran daging, kan?”

“Restoran danging sapi saja, bagaimana? Aku ada rekomendasi restoran korea. Tempat cocok untuk kita yang datang rame-rame.”

Di tengah kerumunan karyawannya itu, tatapan Damar tertuju kepada Thasya. Mantan istrinya itu juga sepertinya akan ikut bergabung pergi makan-makan.

“Astaga, Pak Damar. Ternyata kamu juga pulang lebih awal?” tanya Riska yang juga ikut di sana.

“Iya. Ada apa ini kalian rame-rame berkumpul di sini?” tanya Damar berjalan mendekat kepada mereka.

“Iya. Ini kami mau pergi makan malam bersama. Sekalian juga untuk mengenalkan sekaligus mengakrabkan diri dengan para staf store baru” balas Riska menjelaskan.

“Benarkah…?” ujar Damar. Tetapi dia seperti tidak suka ketika Thasya akan ikut bersama mereka. Karena dia ingat apa yang dikatakan dokter kalau Thasya tidak boleh minum alkohol dan harus jaga makan.

“Kalau begitu saya juga akan ikut hari ini” ujar Damar sambil menatap ke arah Thasya.

“Kamu akan ikut…?” tanya Riska heran kenapa Damar tiba-tiba ingin bergabung dengan mereka. begitu juga dengan staf yang lainnya. Karena selama ini Damar tidak pernah mengikuti acara makan-makan yang diadakan oleh para staf. Cukup dia mentraktir saja.

“Kenapa melihat saya dengan tatapan seperti itu?” tanya Damar yang memperhatikan mereka yang ada di sana menatapnya seperti tidak percaya.

Di salah satu restoran Korean BBQ

Thasya duduk dengan staf dari store yang berbeda. Alasannya supaya mereka lebih akrab walaupun dari store yang berbeda. Ada sedikit perasaan canggung saat berinteraksi dengan orang baru.

Tetapi karena program mereka malam ini untuk mengakrabkan diri selain mengenalkan store baru, Thasya pun berusaha beradaptasi. Dia dengan senang hati memanggang danging yang sudah disediakan di meja mereka.

“Apakah ini yang dinamakan hancur berantakan? Semua karyawan rekanan dipaksa ikut, padahal aku tidak suka dengan acara-acara seperti ini. Damar yang tadinya aku dengar tidak ikut malah tiba-tiba ikut bergabung.”

“Huuuh…! Aku kan jadi merasa tidak nyaman” batin Thasya menangisi dirinya sendiri di dalam hati.

“Ibu Thasya…” seseorang memanggil yang satu meja dengannya. Bernama

“Ah, iya…?”

“Sini, biar saya saja yang memanggangnya” kata Tony sambil mengulurkan tangannya agar Thasya memberikan capit panggangannya.

“Tidak masalah, saya bisa melakukan ini” balas Thasya merasa tidak enak.

“Tidak apa-apa, Ibu Thasya. Waktu baru dulu, saya juga melakukan melakukannya. Silahkan makan saja, sepertinya dari tadi Ibu Thasya belum ada makan, kan?”

“Kalau begitu, terima kasih” jawab Thasya sambil tersenyum ramah.

“Aku ada di satu tempat dengan mantan suamiku bersama dengan calonnya, itu tidak membuat aku semakin tidak bisa makan apa-apa di tempat ini” batin Thasya yang merasa tidak nyaman.

“Tapi kenapa perasaanku dari tadi seperti ada yang selalu mengawasi, ya?” Thasya bertanya-tanya di dalam hatinya sambil melirik ke arah lain. tanpa sengaja tatapannya bertemu dengan Damar.

Thasya buru-buru mengalihkan pandangannya dan berpura-pura tidak melihatnya.

“Damar, biar aku tuangkan minumannya untukmu” kata Riska sambil mengambil botol di depannya.

Sementara Thasya di kursinya semakin tidak nyaman. “Aku harus pergi dari sini diam-diam” batin Thasya.

Tetapi setelah rencananya itu terlaksana, seseorang kembali menahannya. Seseorang menahan bahunya ketika dia akan berdiri.

“Kamu dari perusahaan mana?”

1
Rose 19
mantan suami woy bukan suami,ngaku2 kamu Damar
Rose 19
aku penasaran apa yang membuat Thasya minta cerai dari Damar
Rose 19
pedes banget itu mulut
Rose 19
sepertinya seru
aira aira
thasya
Agus Tina
Kayaknya bagus, langsung subscribe .. dan berharao ditamatkan
Butterfly93_: Terima kasih kak atas dukungannya/Smile/
total 1 replies
Anto D Cotto
Luar biasa
Anto D Cotto
Biasa
Yuno
Nggak bisa berhenti!
Nakayn _2007
Sumpah lega banget nemu cerita yang bagus kayak gini di platform ini!
Butterfly93_: Terima kasih kak, semoga seterusnya suka dengan karya saya kak/Smile//Kiss/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!