EKSKLUSIF HANYA DI NOVELTOON.
Jika menemukan di tempat lain artinya plagiat. Tolong laporkan🔥
Baru dua bulan menikah, Arumi Safitri harus rela mengikhlaskan kepergian suaminya yakni Letda Laut (P) Yuda Kusuma yang meninggal dalam tugas. Pahami jati diri sebagai prajurit angkatan laut bahwa air yang memiliki semboyan wira ananta rudira, yaitu tabah sampai akhir.
Hidup Arumi selepas kepergian suaminya, diterpa banyak ujian. Dianggap pembawa sial oleh keluarga suaminya. Ada benih yang ternyata telah bersemayam di rahimnya, keturunan dari mendiang suaminya. Beberapa bulan kemudian, Arumi terpaksa menikah dengan seorang komandan bernama Kapten Laut (E) Adib Pratama Hadijoyo hanya karena kejadian sepele yang menyebabkan para warga salah paham dengan mereka berdua.
Bagaimana kehidupan pernikahan Arumi yang kedua?
Apakah Kapten Adib menjadi dermaga cinta terakhir bagi seorang Arumi atau ia akan menyandang status janda kembali?
Simak kisahnya💋
Update : setiap hari🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 - Gelayut Mendung
Akhirnya Pak Dodik dengan terpaksa menceritakan sebuah fakta yang ia simpan rapat beberapa tahun silam pada Yuda. Rahasia yang membuat dirinya semakin merasa bersalah pada keluarga Arumi. Hingga penyakit semakin menggerogoti tubuhnya.
Hari itu, Wulan yang tengah duduk di bangku SMP sedang berulang tahun. Halaman balai desa tengah ramai dipadati oleh para warga karena sebagai tempat dirayakan ulang tahun Wulan.
Yuda sendiri tak bisa hadir saat ulang tahun adiknya tersebut karena ia sudah masuk asrama untuk melanjutkan sekolah di akademi angkatan laut. Dikarenakan izin untuk keluar sejenak tidak mudah didapat. Kecuali sudah waktunya untuk pesiar atau terdapat hal khusus yang terjadi. Misalnya, berita duka atau orang tua yang sakit keras.
"Waduh, Pak. Ini truk yang bawa sound system kok belum juga datang sih !" desis Bu Retno.
"Sabar, Bu. Mungkin kena macet di jalan," ujar Pak Dodik berusaha menenangkan istrinya yang terus mondar-mandir.
"Tamu-tamu dan para penyanyi dangdut sudah pada datang. Terus nyanyine pakai opo iki Pak, kalau truknya enggak datang-datang!" omel Bu Retno seraya tangannya sibuk mengutak-atik ponselnya guna menghubungi sopir truk yang dimaksud.
Pak Dodik hanya bisa menghela napas berat melihat tingkah istrinya yang gak sabaran dan lebih mementingkan egonya sendiri. Pesta ini pun semua ide dari istrinya. Pada akhirnya ia hanya bisa mengalah dan melakukan pesta ulang tahun Wulan sesuai kehendak istrinya.
Bu Retno tak mau menanggung malu di depan para warga dan tetangganya yang sering julid dengan keluarganya jika sampai pesta ulang tahun Wulan ada cela atau kekurangan setitik saja. Ia mau terlihat perfect alias sempurna sesuai susunan acara yang ia kehendaki.
Sejak suaminya menjabat sebagai kepala desa. Bahkan sang suami konon katanya digadang-gadang akan menjadi lurah untuk periode ke depan. Dan juga kesusksesan putranya Yuda yang diterima menjadi prajurit angkatan laut. Tentu banyak tetangga yang iri melihat keberhasilan keluarganya.
Akan tetapi semua hal itu tetap membuat Bu Retno semakin jumawa untuk memamerkannya. Ia mulai memilih tetangga. Dan ia hanya mau berteman dengan tetangga yang sederajat dengan keluarganya. Terutama dari segi ekonomi. Tentu hal itu justru mengundang para tetangga yang julid semakin tidak suka dengan sikapnya yang sombong.
Tut...tut...tut...
Sambungan telepon telah tersambung dan tak lama akhirnya diangkat oleh sopir truk tersebut.
"Halo, Pak. Kalian di mana? Ini pestanya sudah mau mulai nih!" desis Bu Retno.
"Iya Bu, maaf. Tadi kita kena macet di jalan terus muter-muter cari desa tempat tinggal Ibu. Ini sudah mau sampai kok di gerbang desa," jawab sopir truk.
"Ayo, buruan! Kalau memang sudah dekat desa kita, ya sudah kalian gaspol saja. Ngebut," perintah Bu Retno.
"Waduh, bahaya Bu kalau ngebut."
"Kalian enggak perlu khawatir. Suamiku kepala desa di sini, malah mau jadi lurah. Tenang saja kalau ada apa-apa di jalan pasti kalian enggak kena masalah kok. Kami bakal belain kalian. Suamiku punya banyak bekingan aparat di sini," ucap Bu Retno yang semakin melebar. Ia berusaha meyakinkan sopir truk yang tengah sibuk mengemudi.
Padahal faktanya, Pak Dodik diangkat menjadi kepala desa sampai bertugas beberapa tahun terakhir ini, semua murni dari kerja kerasnya di jalan yang jujur dan lurus sehingga meraih banyak simpati serta dukungan dari para warga desa. Tak ada bekingan sama sekali atau main belakang. Baik memberi uang alias sogok-menyogok ke pihak mana pun. Bahkan pergi ke dukun, juga tidak.
"Oke, Bu. Kita gaspol. Semua ditanggung sama Ibu kalau ada apa-apa ya," ucap sopir truk.
"Beres. Buruan, tamuku sudah pada datang nih!" desis Bu Retno.
"Oke, tarik."
Bip...
Senyum mengembang di wajah Bu Retno. Rasa khawatir yang beberapa saat lalu tengah menerpanya, seketika hilang dan menguap entah ke mana. Tak lama setelah sambungan telepon itu terputus, sopir truk seketika ngebut di jalanan yang sudah dekat dengan gerbang desa sesuai arahan dari Bu Retno. Tiba-tiba...
BRAK !!
Sebuah kecelakaan tak terduga pun terjadi antara truk pembawa sound system tersebut dengan sebuah motor. Sepasang suami istri yang berboncengan di atas motor, langsung terlempar cukup jauh. Kecepatan truk yang sangat tinggi dan kedua kendaraan berada di titik saling berlawanan arah namun akan masuk menuju ke desa yang sama. Kondisi jalan raya utama menuju gerbang desa juga saat itu tengah sepi dan minim penerangan. Membuat kecelakaan naas itu pun akhirnya tak dapat dihindarkan.
Sepasang suami istri itu pun seketika tewas di tempat. Boneka yang sebelumnya tengah dipeluk oleh si istri, terlempar di jalan dengan kondisi bersimbah darah. Terkena cipratan darah dari suami istri pengendara motor naas tersebut.
Bersambung...
🍁🍁🍁
*BANTU LIKE & Rating bintang lima 💋
⭐⭐⭐⭐⭐
jadi gak sabar sama part selanjutnya 🤣
ceritanya menarik bgt, sukses selalu untuk author.
arumi sungguh telah mempersiapkan semua ya....semoga berjalan lancar dan tak ada hambatan serasa pengantin baru aja 😄😄😄😄🙈🙈🙈🙈