Dermaga Cinta Arumi
Breaking News.
Panglima TNI menyatakan bahwa kapal selam milik angkatan laut telah hilang kontak di Perairan Utara Bali. Seluruh awak kapal selam dinyatakan gugur.
Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil citra bawah air secara visual menggunakan kamera. Ditemukan bukti-bukti otentik yang menunjukkan, kapal selam tersebut dinyatakan tenggelam di Perairan Utara Bali.
"Berdasarkan bukti-bukti otentik, dapat dinyatakan bahwa kapal selam milik angkatan laut tersebut telah tenggelam, dan seluruh awaknya telah gugur," kata Panglima TNI dalam konferensi pers yang disiarkan langsung di televisi nasional.
"Saya nyatakan bahwa 53 personil yang on board telah gugur," ucap Panglima TNI yang sebelum menyebut kalimat "gugur" sempat terdiam dan berkaca-kaca.
"Atas nama seluruh prajurit dan keluarga besar TNI, selaku Panglima TNI, saya sampaikan rasa duka cita yang sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga prajurit yang gugur. Semoga Tuhan Yang Maha Besar, memberikan keikhlasan, kesabaran dan ketabahan. Rasa duka cita tersebut juga kami tujukan kepada seluruh keluarga besar Hiu Kencana khususnya, dan TNI Angkatan Laut pada umumnya," ujarnya.
"Seluruh prajurit terbaik Hiu Kencana yang telah gugur, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa menerima seluruh amal ibadah dan pengabdian saudara-saudara. Semoga kami semua dapat meneruskan pengabdian paripurna sebagai prajurit-prajurit terbaik Tentara Nasional Indonesia," tutupnya.
☘️☘️
Yuni bergegas lari tergopoh-gopoh menuju rumah Arumi setelah ia mendengar kabar bahwa kapal selam angkatan laut yang sedang latihan tembak t0rpedo diduga mengalami blackout dan tenggelam di Perairan Utara Bali.
Tok...tok...tok...
"Rum, Arumi !!" teriak Yuni seraya mengetuk pintu rumah Arumi cukup kencang.
Namun Yuni tak melihat ada pergerakan Arumi dari dalam rumah. Alhasil dirinya pun meringsek masuk ke dalam rumah Arumi. Secara kebetulan pintu utama tidak dikunci. Seketika Yuni mendengar suara seseorang tengah muntah-muntah di dalam kamar. Yuni pun membuka pintu kamar Arumi dan melihat pintu kamar mandi yang tengah terbuka. Kakinya bergegas menuju kamar mandi. Perasaannya semakin tak karuan.
"Hoek...hoek...hoek..." Arumi tengah mual hebat di depan kloset.
"ARUMI !!" pekik Yuni terkejut melihat wajah Arumi yang pucat karena sedang muntah-muntah.
Akhirnya Yuni pun membantu Arumi yang tengah pucat dan kepayahan. Setelah mual itu mereda, Yuni membantu Arumi untuk duduk di tempat tidur. Tak lupa Yuni juga memberikan segelas air hangat untuk Arumi.
"Makasih, Yun."
"Apa kamu baik-baik saja, Rum?" tanya Yuni seraya menelisik wajah Arumi yang pucat.
"Enggak tahu nih, Yun. Sejak bangun pagi, mendadak perutku mual banget. Tapi pas muntah enggak keluarin apa-apa. Kepalaku juga pusing," jawab Arumi apa adanya seraya memijat kepalanya yang masih terasa pusing.
"Apa Arumi sedang hamil? Ya, Tuhan kasihan Arumi. Bagaimana aku menyampaikan kabar kematian suaminya?" batin Yuni sendu dengan mata yang sudah berembun.
Arumi seketika mendongakkan kepalanya dan menatap Yuni yang sedang duduk di depannya.
"Loh...loh... kok kamu nangis, Yun. Kenapa?" tanya Arumi heran karena melihat mata Yuni sudah berembun. Seketika...
Grepp...
Yuni memeluk erat tubuh Arumi. Dan air matanya langsung menetes membasahi pipinya. Ia berusaha menahan suara isak tangisnya.
"Kamu yang tabah ya, Rum. Ingat selalu semboyan dan janji kita sebagai istri prajurit," bisik Yuni dengan suara paraunya di telinga Arumi. Seketika pelukan Yuni dilepas paksa oleh Arumi.
"Maksudmu?" tanya Arumi yang tampak bingung seraya menatap wajah Yuni.
Lantas Yuni pun berjalan mengambil remote control untuk menyalakan televisi yang ada di kamar Arumi tersebut. Seketika Arumi pun melihat kabar tentang tenggelamnya kapal selam di mana sang suami tengah bertugas di dalamnya.
Deg...
Jantungnya seketika bergemuruh hebat. Terasa sesak di dadanya. Bagai tersayat belati yang tajam. Arumi hanya bisa terdiam dengan mata yang tetap tertuju pada televisi yang tengah menyiarkan secara langsung berita tragedi tenggelamnya kapal selam tersebut.
"Rum," panggil Yuni lirih seraya menggenggam erat tangan Arumi. Ia berusaha menguatkan teman dekat yang berstatus sama seperti dirinya yakni sebagai istri seorang prajurit angkatan laut.
"Ponselku," cicit Arumi yang seketika teringat dengan ponsel pribadinya.
Ia pun berdiri lalu berjalan menuju sebuah meja kecil tak jauh dari tempat tidurnya. Terlihat jelas di atasnya ada sebuah ponsel berada di sana.
"Ah, pasti kabar di televisi itu hoax. Aku enggak percaya itu, Yun. Semalam sebelum aku tidur, Mas Yuda masih balas pesanku kok. Beneran, Yun. Kamu enggak percaya sama aku?"
Yuni hanya bisa terdiam melihat Arumi yang tetap bersikukuh menolak kabar kematian Yuda. Air matanya menetes tanpa bisa ia tahan.
"Ah, ponselku drop. Aku coba isi daya dulu, Yun. Nanti kamu lihat sendiri buktinya," kekeh Arumi.
Setelah tangan Arumi selesai memasang kabel untuk melakukan isi daya ponselnya, Yuni kembali berdiri dan memeluknya.
"Suamimu meninggal dengan baik, Rum. Ikhlaskan Mas Yuda. Aku sudah membaca ratusan pesan di WAG. Bahkan tadi Mas Eko menghubungiku agar aku melihat kondisimu. Suamiku juga menyuruhku untuk menemanimu. Sebentar lagi dari pihak atasan, ada yang akan datang ke sini untuk menemuimu secara langsung. Mereka sudah mencoba meneleponmu sejak tadi tetapi ponselmu enggak aktif. Mas Yuda dan rekan-rekan yang lain yang bertugas di dalam kapal itu, akan selalu hidup di hati kita dan juga di hati banyak orang di luar sana," bisik Yuni seraya menahan isak tangisnya yang semakin terdengar sendu.
On Eternal Patrol melambangkan para awak kapal selam yang hilang itu tetap hidup selamanya. Mereka berpatroli abadi menjaga ibu pertiwi di dalam lautan.
Sontak mata Arumi pun langsung berkaca-kaca. Baru saja ia mengecap kebahagiaan. Dua bulan yang lalu, dirinya baru saja melangsungkan pernikahannya dengan Letda Laut (P) Yuda Kusuma. Pria yang sudah lima tahun menjadi kekasihnya tersebut, akhirnya melamar dan menikahinya.
Dan dalam sekejap, gegap gempita serta suka cita di hidupnya, haruskah terenggut dalam waktu yang singkat ?
Tidak. Tidak untuk saat ini. Berharap ini hanya sebuah berita hoax. Logikanya menolak namun hatinya bersedih mengiyakan bahwa berita tersebut benar adanya. Air matanya mendadak luruh tanpa disuruh.
Pandangannya tiba-tiba menggelap seketika. Tubuhnya mendadak lemas seakan tak bertulang dan roboh. Pingsan.
"ARUMI !!" teriak Yuni yang terkejut seraya kedua tangannya berusaha menahan bobot tubuh Arumi yang tengah tak sadarkan diri dalam pelukannya saat ini.
Bersambung...
🍁🍁🍁
*Letda Laut (P) Yuda Kusuma.
P\=Pelaut.
Itu menandakan korps atau kejuruannya. Ada beberapa korps dalam angkatan laut. Pada karya ini, kita berfokus pada 2 korps saja yakni Pelaut (P) dan Elektronika (E).
Semoga dipahami ya Sobat.💋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Dewa Rana
Baru baca tulisan author ini, semoga nyandu dan jadi favorit
2024-11-01
2
Bintang Gatimurni
Waw seputar TNI lagi.
Aku sukaa, aku sukaaa ../Heart//Good/
2024-10-23
1
Ita Mariyanti
melipir lg setelah jodoh d tapal batas ❤️❤️❤️
2024-10-16
1