Dermaga Cinta Arumi

Dermaga Cinta Arumi

Bab 1 - Tragedi Memilukan

Breaking News.

Panglima TNI menyatakan bahwa kapal selam milik angkatan laut telah hilang kontak di Perairan Utara Bali. Seluruh awak kapal selam dinyatakan gugur.

Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil citra bawah air secara visual menggunakan kamera. Ditemukan bukti-bukti otentik yang menunjukkan, kapal selam tersebut dinyatakan tenggelam di Perairan Utara Bali.

"Berdasarkan bukti-bukti otentik, dapat dinyatakan bahwa kapal selam milik angkatan laut tersebut telah tenggelam, dan seluruh awaknya telah gugur," kata Panglima TNI dalam konferensi pers yang disiarkan langsung di televisi nasional.

"Saya nyatakan bahwa 53 personil yang on board telah gugur," ucap Panglima TNI yang sebelum menyebut kalimat "gugur" sempat terdiam dan berkaca-kaca.

"Atas nama seluruh prajurit dan keluarga besar TNI, selaku Panglima TNI, saya sampaikan rasa duka cita yang sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga prajurit yang gugur. Semoga Tuhan Yang Maha Besar, memberikan keikhlasan, kesabaran dan ketabahan. Rasa duka cita tersebut juga kami tujukan kepada seluruh keluarga besar Hiu Kencana khususnya, dan TNI Angkatan Laut pada umumnya," ujarnya.

"Seluruh prajurit terbaik Hiu Kencana yang telah gugur, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa menerima seluruh amal ibadah dan pengabdian saudara-saudara. Semoga kami semua dapat meneruskan pengabdian paripurna sebagai prajurit-prajurit terbaik Tentara Nasional Indonesia," tutupnya.

☘️☘️

Yuni bergegas lari tergopoh-gopoh menuju rumah Arumi setelah ia mendengar kabar bahwa kapal selam angkatan laut yang sedang latihan tembak t0rpedo diduga mengalami blackout dan tenggelam di Perairan Utara Bali.

Tok...tok...tok...

"Rum, Arumi !!" teriak Yuni seraya mengetuk pintu rumah Arumi cukup kencang.

Namun Yuni tak melihat ada pergerakan Arumi dari dalam rumah. Alhasil dirinya pun meringsek masuk ke dalam rumah Arumi. Secara kebetulan pintu utama tidak dikunci. Seketika Yuni mendengar suara seseorang tengah muntah-muntah di dalam kamar. Yuni pun membuka pintu kamar Arumi dan melihat pintu kamar mandi yang tengah terbuka. Kakinya bergegas menuju kamar mandi. Perasaannya semakin tak karuan.

"Hoek...hoek...hoek..." Arumi tengah mual hebat di depan kloset.

"ARUMI !!" pekik Yuni terkejut melihat wajah Arumi yang pucat karena sedang muntah-muntah.

Akhirnya Yuni pun membantu Arumi yang tengah pucat dan kepayahan. Setelah mual itu mereda, Yuni membantu Arumi untuk duduk di tempat tidur. Tak lupa Yuni juga memberikan segelas air hangat untuk Arumi.

"Makasih, Yun."

"Apa kamu baik-baik saja, Rum?" tanya Yuni seraya menelisik wajah Arumi yang pucat.

"Enggak tahu nih, Yun. Sejak bangun pagi, mendadak perutku mual banget. Tapi pas muntah enggak keluarin apa-apa. Kepalaku juga pusing," jawab Arumi apa adanya seraya memijat kepalanya yang masih terasa pusing.

"Apa Arumi sedang hamil? Ya, Tuhan kasihan Arumi. Bagaimana aku menyampaikan kabar kematian suaminya?" batin Yuni sendu dengan mata yang sudah berembun.

Arumi seketika mendongakkan kepalanya dan menatap Yuni yang sedang duduk di depannya.

"Loh...loh... kok kamu nangis, Yun. Kenapa?" tanya Arumi heran karena melihat mata Yuni sudah berembun. Seketika...

Grepp...

Yuni memeluk erat tubuh Arumi. Dan air matanya langsung menetes membasahi pipinya. Ia berusaha menahan suara isak tangisnya.

"Kamu yang tabah ya, Rum. Ingat selalu semboyan dan janji kita sebagai istri prajurit," bisik Yuni dengan suara paraunya di telinga Arumi. Seketika pelukan Yuni dilepas paksa oleh Arumi.

"Maksudmu?" tanya Arumi yang tampak bingung seraya menatap wajah Yuni.

Lantas Yuni pun berjalan mengambil remote control untuk menyalakan televisi yang ada di kamar Arumi tersebut. Seketika Arumi pun melihat kabar tentang tenggelamnya kapal selam di mana sang suami tengah bertugas di dalamnya.

Deg...

Jantungnya seketika bergemuruh hebat. Terasa sesak di dadanya. Bagai tersayat belati yang tajam. Arumi hanya bisa terdiam dengan mata yang tetap tertuju pada televisi yang tengah menyiarkan secara langsung berita tragedi tenggelamnya kapal selam tersebut.

"Rum," panggil Yuni lirih seraya menggenggam erat tangan Arumi. Ia berusaha menguatkan teman dekat yang berstatus sama seperti dirinya yakni sebagai istri seorang prajurit angkatan laut.

"Ponselku," cicit Arumi yang seketika teringat dengan ponsel pribadinya.

Ia pun berdiri lalu berjalan menuju sebuah meja kecil tak jauh dari tempat tidurnya. Terlihat jelas di atasnya ada sebuah ponsel berada di sana.

"Ah, pasti kabar di televisi itu hoax. Aku enggak percaya itu, Yun. Semalam sebelum aku tidur, Mas Yuda masih balas pesanku kok. Beneran, Yun. Kamu enggak percaya sama aku?"

Yuni hanya bisa terdiam melihat Arumi yang tetap bersikukuh menolak kabar kematian Yuda. Air matanya menetes tanpa bisa ia tahan.

"Ah, ponselku drop. Aku coba isi daya dulu, Yun. Nanti kamu lihat sendiri buktinya," kekeh Arumi.

Setelah tangan Arumi selesai memasang kabel untuk melakukan isi daya ponselnya, Yuni kembali berdiri dan memeluknya.

"Suamimu meninggal dengan baik, Rum. Ikhlaskan Mas Yuda. Aku sudah membaca ratusan pesan di WAG. Bahkan tadi Mas Eko menghubungiku agar aku melihat kondisimu. Suamiku juga menyuruhku untuk menemanimu. Sebentar lagi dari pihak atasan, ada yang akan datang ke sini untuk menemuimu secara langsung. Mereka sudah mencoba meneleponmu sejak tadi tetapi ponselmu enggak aktif. Mas Yuda dan rekan-rekan yang lain yang bertugas di dalam kapal itu, akan selalu hidup di hati kita dan juga di hati banyak orang di luar sana," bisik Yuni seraya menahan isak tangisnya yang semakin terdengar sendu.

On Eternal Patrol melambangkan para awak kapal selam yang hilang itu tetap hidup selamanya. Mereka berpatroli abadi menjaga ibu pertiwi di dalam lautan.

Sontak mata Arumi pun langsung berkaca-kaca. Baru saja ia mengecap kebahagiaan. Dua bulan yang lalu, dirinya baru saja melangsungkan pernikahannya dengan Letda Laut (P) Yuda Kusuma. Pria yang sudah lima tahun menjadi kekasihnya tersebut, akhirnya melamar dan menikahinya.

Dan dalam sekejap, gegap gempita serta suka cita di hidupnya, haruskah terenggut dalam waktu yang singkat ?

Tidak. Tidak untuk saat ini. Berharap ini hanya sebuah berita hoax. Logikanya menolak namun hatinya bersedih mengiyakan bahwa berita tersebut benar adanya. Air matanya mendadak luruh tanpa disuruh.

Pandangannya tiba-tiba menggelap seketika. Tubuhnya mendadak lemas seakan tak bertulang dan roboh. Pingsan.

"ARUMI !!" teriak Yuni yang terkejut seraya kedua tangannya berusaha menahan bobot tubuh Arumi yang tengah tak sadarkan diri dalam pelukannya saat ini.

Bersambung...

🍁🍁🍁

*Letda Laut (P) Yuda Kusuma.

P\=Pelaut.

Itu menandakan korps atau kejuruannya. Ada beberapa korps dalam angkatan laut. Pada karya ini, kita berfokus pada 2 korps saja yakni Pelaut (P) dan Elektronika (E).

Semoga dipahami ya Sobat.💋

Terpopuler

Comments

moerni🍉🍉

moerni🍉🍉

hadirrr....siap terkuras air mata dn perasaan ....
haiii thor...lama ak ga muncul kepermukaan...semangt up thor...
lope2

2024-06-24

0

💗AR Althafunisa💗

💗AR Althafunisa💗

😭😭😭😭😭😭 baru baca udah bikin mewek

2024-06-15

1

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

tes ombak oke...

2024-06-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Tragedi Memilukan
2 Bab 2 - Tabur Bunga
3 Bab 3 - Ibu Mertua Kejam dan Ipar Durjaaana
4 Bab 4 - Tangkap Mereka !!
5 Bab 5 - Terpaksa Menikah
6 Bab 6 - Benalu Tak Tahu Malu (Keluarga Toxic)
7 Bab 7 - Saling Bertukar Kata
8 Bab 8 - Merasa Dejavu
9 Bab 9 - Permintaan Arumi
10 Bab 10 - Sebuah Janji
11 Bab 11 - The One I Love The Most (Yang Paling Aku Cintai)
12 Bab 12 - Nafkah
13 Bab 13 - Trauma Masa Lalu
14 Bab 14 - Cerita Masa Lalu (Part 1)
15 Bab 15 - Cerita Masa Lalu (Part 2)
16 Bab 16 - Cerita Masa Lalu (Part 3~End)
17 Bab 17 - Sebuah Panggilan
18 Bab 18 - Pulang ke Rumah
19 Bab 19 - Pembantu
20 Bab 20 - Mantan Adik Ipar Kembali Berulah
21 Bab 21 - Semakin Menjadi
22 Bab 22 - Bapak Sakit
23 Bab 23 - Gelayut Mendung
24 Bab 24 - Awan Hitam (Duka)
25 Bab 25 - Sekedar Balas Budi
26 Bab 26 - Pertemuan Pertama
27 Bab 27 - Petuah Dina
28 Bab 28 - Pertemuan Kedua
29 Bab 29 - Jatuh Terhempas Ke Dasar Jurang Cinta
30 Bab 30 - Tak Sadarkan Diri
31 Bab 31 - Operasi
32 Bab 32 - Koma
33 Bab 33 - Sudah Sadar
34 Bab 34 - Keputusan Arumi
35 Bab 35 - Sebuah Mimpi
36 Bab 36 - Mengikhlaskan
37 Iklan Sejenak
38 Bab 37 - Baby Blues Syndrome
39 Bab 38 - Mendatangi Psikiater
40 Bab 39 - Pisah Sementara
41 Bab 40 - Minta Hadiah
42 Bab 41 - Bertemu Setelah Sekian Lama
43 Bab 42 - Berkunjung ke Rumah Sahabat
44 Bab 43 - Reaksi Arumi
45 Bab 44 - Kamar Rahasia
46 Bab 45 - Kangen
47 Bab 46 - Semua Karena Cinta
48 Bab 47 - Meriang
49 Bab 48 - Melawan Phobia
50 Bab 49 - Rasa Pertama Kali
51 Bab 50 - Tak Bisa Berhenti
52 Bab 51 - Berbanding Terbalik
53 Bab 52 - Belum Juga Hadir
54 Bab 53 - Ngabotram Yang Tak Biasa
55 Bab 54 - Sangat Miris
56 Bab 55 - Sebuah Insiden
57 Bab 56 - Kejadian Satu Malam
58 Bab 57 - Tragis ( Karma )
59 Bab 58 - Sebuah Permintaan
60 Bab 59 - Gejolak Rasa di Pagi Hari
61 Bab 60 - Aku Sudah Hamil
62 Bab 61 - Pemakaman
63 Bab 62 - Ngidam
64 Bab 63 - Ending
65 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Bab 1 - Tragedi Memilukan
2
Bab 2 - Tabur Bunga
3
Bab 3 - Ibu Mertua Kejam dan Ipar Durjaaana
4
Bab 4 - Tangkap Mereka !!
5
Bab 5 - Terpaksa Menikah
6
Bab 6 - Benalu Tak Tahu Malu (Keluarga Toxic)
7
Bab 7 - Saling Bertukar Kata
8
Bab 8 - Merasa Dejavu
9
Bab 9 - Permintaan Arumi
10
Bab 10 - Sebuah Janji
11
Bab 11 - The One I Love The Most (Yang Paling Aku Cintai)
12
Bab 12 - Nafkah
13
Bab 13 - Trauma Masa Lalu
14
Bab 14 - Cerita Masa Lalu (Part 1)
15
Bab 15 - Cerita Masa Lalu (Part 2)
16
Bab 16 - Cerita Masa Lalu (Part 3~End)
17
Bab 17 - Sebuah Panggilan
18
Bab 18 - Pulang ke Rumah
19
Bab 19 - Pembantu
20
Bab 20 - Mantan Adik Ipar Kembali Berulah
21
Bab 21 - Semakin Menjadi
22
Bab 22 - Bapak Sakit
23
Bab 23 - Gelayut Mendung
24
Bab 24 - Awan Hitam (Duka)
25
Bab 25 - Sekedar Balas Budi
26
Bab 26 - Pertemuan Pertama
27
Bab 27 - Petuah Dina
28
Bab 28 - Pertemuan Kedua
29
Bab 29 - Jatuh Terhempas Ke Dasar Jurang Cinta
30
Bab 30 - Tak Sadarkan Diri
31
Bab 31 - Operasi
32
Bab 32 - Koma
33
Bab 33 - Sudah Sadar
34
Bab 34 - Keputusan Arumi
35
Bab 35 - Sebuah Mimpi
36
Bab 36 - Mengikhlaskan
37
Iklan Sejenak
38
Bab 37 - Baby Blues Syndrome
39
Bab 38 - Mendatangi Psikiater
40
Bab 39 - Pisah Sementara
41
Bab 40 - Minta Hadiah
42
Bab 41 - Bertemu Setelah Sekian Lama
43
Bab 42 - Berkunjung ke Rumah Sahabat
44
Bab 43 - Reaksi Arumi
45
Bab 44 - Kamar Rahasia
46
Bab 45 - Kangen
47
Bab 46 - Semua Karena Cinta
48
Bab 47 - Meriang
49
Bab 48 - Melawan Phobia
50
Bab 49 - Rasa Pertama Kali
51
Bab 50 - Tak Bisa Berhenti
52
Bab 51 - Berbanding Terbalik
53
Bab 52 - Belum Juga Hadir
54
Bab 53 - Ngabotram Yang Tak Biasa
55
Bab 54 - Sangat Miris
56
Bab 55 - Sebuah Insiden
57
Bab 56 - Kejadian Satu Malam
58
Bab 57 - Tragis ( Karma )
59
Bab 58 - Sebuah Permintaan
60
Bab 59 - Gejolak Rasa di Pagi Hari
61
Bab 60 - Aku Sudah Hamil
62
Bab 61 - Pemakaman
63
Bab 62 - Ngidam
64
Bab 63 - Ending
65
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!