NovelToon NovelToon
Jingga Swastamita

Jingga Swastamita

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Angst / Enemy to Lovers
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: CHIBEL

Namanya Jingga Swastamita, seorang gadis yang hidup selama 19 tahun di panti asuhan.

Jingga, nama yang di berikan oleh ibu kandungnya, serta Swastamita yang memiliki arti senja. Nama yang di berikan oleh Ibu panti, karena ia ditemukan saat matahari akan kembali ke peraduannya.

Tanpa ia duga, seorang pria yang mengaku sebagai ayahnya datang menemuinya setelah bertahun-tahun lamanya dan membawanya tinggal bersama.

Dia akan hidup bersama ayah dan juga ketiga saudara laki-lakinya. Saudara yang pada kenyataannya sangat membenci kehadirannya.

Penderitannya di mulai sejak hari pertama ia menginjakkan kaki di sana. Mampukah Jingga melewati semua perlakuan buruk ketiga saudaranya? Apalagi salah satu dari mereka ternyata menginginkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHIBEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 - Hampir saja

"Dimana Jingga?" tanya Jerry kepada ketiga putranya.

Tidak ada yang menjawab dari ketiganya. "Panggil Kakakmu," perintahnya kepada anak bungsunya.

Jio langsung berdiri dari duduknya dan naik ke lantai atas, di mana kamar Jingga berada. Pemuda itu hanya bersandar pada tembok samping kamar Kakak tirinya. Setelah beberapa saat, dia kembali ke ruang makan.

"Sepertinya dia masih tidur, aku sudah mengetuk pintunya dan memanggilnya berkali-kali tetapi tidak ada jawaban," ucapnya.

Jerry menatap lantai dua dengan datar, "Makan," ucapnya lalu memulai mengambil nasi.

Lagi-lagi hanya ada suara dentingan garpu serta sendok yang menggema di ruang makan.

Jason yang sudah berada di semester akhir menyelesaikan sarapannya dan berangkat ke kampus terlebih dahulu. Jean tidak ada kelas hari ini, sedangkan Jio hanya ada satu kelas saat siang hari.

Di dalam gudang, Jingga menggigil kedinginan. Kedua lengan kurusnya tidak mampu menghalau dinginnya udara semalam. Bibirnya yang pucat mendesis pelan, badannya meringkuk merapat ke dinding.

Matahari semakin meninggi, tenggorokannya terasa kering, cacing-cacing di perut berdemo meminta asupan, demam melanda.

Jam antik di dalam rumah keluarga Januarta berdentang beberapa kali. Menandakan jika jarum panjang dan jarum pendek sudah berada di angka 12 tepat.

"Ji?" panggil Jean kepada sang adik yang melewati ruang keluarga.

"Ada apa, Kak?" tanya Jio lalu berjalan mendekati Kakaknya yang sedang asyik bermain PS. Sedangkan dirinya hendak pergi ke kampus.

"Apa kau melihat "orang itu"? Tidak mungkin dia kabur, kan?"

Hanya butuh sepersekian detik bagi si bungsu Januarta untuk memahami maksud Kakaknya. Pemuda itu melepaskan tas yang tergantung di pundak kanannya dengan kasar lalu melangkah cepat ke arah dapur.

Dia baru saja mengingat sesuatu.

Jean tampak acuh melihat adiknya, pemuda berusia 22 tahun itu kembali fokus menatap layar menyala di depannya dan melanjutkan permainannya.

"Kak! Kak Jean!" pekik Jio dari arah belakang.

Sang pemilik nama mendengus kasar. "ADA APA?!" teriaknya. Tatapannya tidak teralihkan sama sekali. Jarinya menari-nari di atas stik PS, sebentar lagi dia akan menang.

"TOLONG!! CEPAT KE SINI!" balas Jio dengan teriakan.

Jean masih tidak beranjak, terkadang adiknya itu memang sedikit lebay. Melihat ulat kecil saja hebohnya minta ampun.

"CEPAT KAK!! DIA SEKARAT!"

Melihat game yang ia mainkan berakhir dengan tulisan "YOU'RE A WINNER", Jean melempar stik PS nya dan melangkah ke arah suara adiknya.

"Ada apa? Awas saja jika tidak penting!" umpatnya ketika sudah melihat adiknya yang berdiri di depan gudang dengan wajah pias.

Jio menggigit bibirnya dan menunjuk ke dalam gudang yang pintunya sudah terbuka. Jean menaikkan sebelah alisnya dan mendekat, rasa penasaran mulai menyeruak.

Di buka pintu kayu itu lebih lebar, kaki panjangnya melewati ambang pintu. Matanya terbelalak kaget, "Apa yang sebenarnya sudah kau lakukan, Ji!" desisnya dengan gigi bergemeletuk.

Dengan jelas ia bisa melihat gadis yang sedari pagi tidak ia lihat, dengan hanya menggunakan kaos tipis serta rok sepanjang lutut, Jingga sudah tidak sadarkan diri dengan posisi meringkuk seperti bayi yang masih di dalam kandungan.

Jean mendekati Jingga dan segera membawa tubuh ringkih itu ke dalam gendongannya. Dengan langkah lebar, pemuda itu membawa Jingga ke kamar.

Jio mengikuti di belakang merasakan sedikit rasa bersalah. Sungguh, ia hanya ingin memberikan sedikit pelajaran kepada anak selingkuhan ayahnya.

Dia benar-benar lupa, padahal saat ayahnya menyuruh untuk memanggil gadis itu ia mengingatnya dan berniat membuka gudang setelah selesai sarapan.

Nyatanya selesai sarapan ia sibuk bermain game bersama teman onlinenya sehingga melupakan niatnya sebelumnya.

"Berpikirlah dewasa! Bagaimana jika Ayah tau perbuatanmu? Aku tau kau membencinya, akupun sama, tapi jika sampai dia kehilangan nyawa, Ayah tidak akan segan untuk mengusir kita" ucap Jean setelah membaringkan Jingga di atas kasur.

Jio menatap ke arah lain, tidak berani menatap sang Kakak. Dari mereka bertiga, Jean yang memiliki kontrol emosi paling buruk.

"Maaf," cicitnya pelan. "Aku hanya ingin memberikannya sedikit peringatan, aku benar-benar lupa untuk membuka gudang kembali," lanjutnya.

"Lain kali jika kau ingin bermain-main dengannya, diskusikan dulu denganku atau Kak Jason," peringat Jean. Pemuda itu baru saja selesai menghubungi dokter keluarga agar datang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jingga membuka kedua kelopak matanya dengan pelan, kepalanya terasa berputar-putar. "Shhh" desisnya sembari memegangi kepalanya.

Dia berusaha mendudukkan tubuhnya dan bersandar pada headboard, matanya mengedar dan menyadari jika dia sudah berada di dalam kamar yang sudah ia tempati selama 3 hari.

Pintu kamarnya terbuka dari luar, "Kau sudah bangun?" tanya orang itu.

"Berbaring saja," lanjut orang yang mendekat ke arahnya dengan membawa nampan berisi makanan.

"Makanlah walau sedikit, kau harus minum obat agar sembuh," ucap orang itu lagi. Nampan tersebut ia taruh di atas nakas dan mengambil semangkuk bubur yang baru saja selesai ia masak.

Jingga menatap orang itu dengan diam, dia sama sekali tidak mengenal pria yang mengenakan kemeja berwarna dongker di depannya itu.

"Aku dokter pribadi keluarga Januarta," ucap orang itu memperkenalkan diri. "Panggil saja Kak Doni," tambahnya di iringi senyum manis yang memikat.

Tidak tau ingin merespon seperti apa, Jingga mengangguk singkat.

"Apa kau ingin ku suapi?" tanya Dokter Doni.

Jingga menggeleng pelan, "Terima kasih tawarannya, Saya akan makan sendiri," balasnya.

"Baiklah. Setelah makan, minum obat yang sudah aku siapkan. Aku akan keluar dulu," ujar Dokter Doni dan beranjak untuk keluar dari kamar.

Di ruang keluarga, Jean duduk dan menatap datar ke arah lantai atas. Setelah beberapa saat, dia bisa melihat Dokter keluarganya yang berjalan menuruni tangga.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Anak itu hampir saja dehidrasi, untung saja belum terlambat," ucap Dokter Doni dan ikut duduk di sofa bersama Jean.

"Jio menguncinya di gudang semalam hingga siang ini," jawab Jean datar.

Dokter Doni menggelengkan kepalanya tidak habis pikir, "Memangnya siapa gadis itu?" tanyanya penasaran. Selama dia menjabat sebagai dokter pribadi keluarga Januarta, baru kali ini ia melihat gadis itu.

"Anak selingkuhan Ayah."

Dokter Doni tersedak air liurnya, "Ayahmu memiliki selingkuhan?! Dia juga sudah memiliki anak sebesar itu?" tanyanya dengan raut tak percaya.

"Apa benar Jerry berselingkuh dari Ibumu? Aku saksi bagaimana tergila-gilanya ayahmu dulu pada Ibumu sedari masa kuliah," lanjut pria yang tak lain merupakan teman Jerry dan juga Tania.

Jean mengedikkan bahunya acuh. "Ayah sendiri yang mengatakannya. Gara-gara kedatangannya, kami kehilangan Ibu. Semua gara-gara dirinya," ucapnya dengan kedua tangan terkepal dan tatapan tajam mengarah ke lantai dua.

Bersambung

1
HiLo
ceritanya menarik
WiLsania
jalan ceritanya kek naik rollercoaster
Fatma Kodja
malang benar nasib jingga, ayo Paman Yudha bawa jingga sejauh-jauhnya agar tidak ditemukan oleh ayahnya dan juga kakak tirinya, biarkan mereka menerima karma karena akibat kesalahan ayahnya yang memperkosa ibunya hingga menghasilkan jingga dan sekarang jingga juga korban dari perkosaan saudara tiri dan juga Mario
Fatma Kodja
jahat sekali Jason sama Jean kenapa mereka tega sama jingga padahal jingga juga korban karena terlahir dari anak yang tanpa status nikah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!