PERJODOHAN TERPAKSA

Tubuh Berlyn kini tengah di angkat oleh Brayen, dan dengan Berlyn yang terus memberontak tanpa henti, karena Berlyn yang sedang membeli makanan, namun Brayen tiba-tiba ingin membawa nya pulang.

"Brayen lepasin gue! Apa-apaan si Lo? Malu tau gak?" sentak Berlyn kepada Brayen, dan setelah nya Brayen langsung menurun kan tubuh Berlyn, ternyata Brayen membawa tubuh Berlyn kebelakang warteg, dimana belakang warteg terlihat begitu sepi dan tak ada orang.

Shet!

Dengan sangat tiba-tiba, Brayen mencium bibir milik Berlyn, dan setelah nya Brayen langsung mencengkram erat tangan Berlyn, sembari dibawa ke atas tangan Berlyn, dan tubuh Berlyn yang Brayen Pepet kan ke arah tembok, membuat Berlyn tak bisa bergerak sama sekali.

"Ini hukuman buat Lo! Karena gak nurut sama suami Lo sendiri! Gue bilang tadi kan gak boleh pakai baju yang terbuka, tapi dengan bodoh nya, Lo gak nurut sama ucapan gue!" ucap Brayen, sambil mencium Berlyn dengan brutal, sehingga membuat Berlyn benar-benar terkunci oleh tubuh Brayen.

"Bra—shhh" Berlyn yang ingin berbicara, namun tak di kasih celah oleh Brayen, karena Brayen terus menciumi dan mengenyot bibir Berlyn dengan rakus, membuat Berlyn benar-benar tak bisa apa-apa.

.

Shet.

Brayen akhir nya sudah melepaskan tautan nya dengan bibir Berlyn, dan kini Brayen tengah menatap Berlyn dengan mata elang nya, yang begitu tajam dan menusuk, membuat Berlyn berani-berani sedikit, menatap Brayen yang seperti ini.

"Gue lupa sama ucapan Lo tadi, lagipula gue udah laper banget" ucap Berlyn pelan.

"Sekarang pulang!" tarik Brayen kembali, dan itu membuat Berlyn hanya bisa menurut, entah kenapa Berlyn seakan tak bisa melawan Brayen kali ini, dan Berlyn seakan takut akan Brayen yang sekarang, karena terlihat begitu beda! Apalagi Brayen seperti nya benar-benar marah kepada Berlyn.

.

"Motor Lo bakal di jemput sama teman gue, Dan untuk makan, dirumah juga ada! sekarang pulang!" ucap Brayen tampak tegas kepada Berlyn, dan Berlyn hanya bisa menurut dengan patuh, dan setelah nya Berlyn langsung naik ke atas motor sport milik Brayen.

"Peluk gue! Gue mau kencang bawa nya, nanti Lo terbang" suruh Brayen dengan suara yang amat sangat datar dan dingin.

"Udah!" Berlyn sudah memeluk tubuh Brayen dengan erat, setelah nya Brayen langsung menyalakan mesin motor nya, dan langsung menancapkan gas motor dengan kecepatan di atas rata-rata.

Berlyn yang sering membawa motor dengan kencang dan sering kebut-kebutan, jadi nya terlihat biasa saja, saat Brayen membawa motor nya dengan begitu kencang.

*

*

*

Setiba nya motor sport milik Brayen sudah tiba di depan halaman rumah nya, Brayen pun kembali menarik tangan Berlyn, dan Berlyn hanya bisa mengikuti nya, Tampa protes sedikit pun!

"Langsung makan! habis itu kita main, gue mau hukum Lo!" ucap Brayen datar, dan langsung melepaskan tangan Berlyn.

"Ckk! Lo terlalu berlebihan! Gue bukan anak kecil, lagipula gue kan lupa! untuk apa dihukum?" protes Berlyn, karena Brayen ingin menghukum nya, Berlyn tentu tau, apa yang akan dihukumkan kepada nya oleh Brayen, jadi membuat Berlyn langsung protes seketika.

"Gue gak minta penolakan dan protes dari Lo!" sahut Brayen, yang berlalu pergi meninggalkan Berlyn begitu saja, dan setelah nya Brayen langsung masuk kedalam kamar mandi.

.

"Bangsat? Kenapa gue jadi takut sama dia yang begini? Ckk! Gue gak mau di hukum pokok nya!" umpat Berlyn dengan kesal kepada Brayen, karena Brayen malah seenak nya, ingin menghukum Berlyn.

.

Brayen yang ke kamar mandi, dan dengan Berlyn yang langsung pergi ke arah dapur, mereka berdua memang sudah berada didalam kamar, dan untung nya rumah Brayen ini sudah sepi, karena nyonya Bella dan tuan Leon, tentu nya sudah tidur, karena ini sudah tengah malam.

Kali ini Berlyn sedang makan di ruang makan, karena perut Berlyn memang tengah merasa laper, jadi membuat Berlyn Tampa berlama-lama, langsung segera makan, dan benar saja, didapur ada makanan yang di simpan di atas meja.

*

*

*

Selang beberapa menit, Berlyn sudah menyudahi makanan nya, dan kini Berlyn langsung kembali ke arah kamar Brayen, namun Berlyn seketika terhenti, di depan pintu kamar Brayen.

"Gue gak mau masuk! Pasti tuh cowok gila, benar-benar mau hukum gue, lagian kaya anak kecil, pake main hukum-hukuman segala!" ucap Berlyn seorang diri di depan pintu kamar Brayen.

"Gue di ruang tamu aja deh, gue gak bakal mau masuk! Dikata dia, gak sakit apa? Kalo sampai gue di ngewong lagi? Ini aja Masi perih bangat" Berlyn yang tidak ingin masuk kedalam kamar Brayen, sehingga Berlyn langsung memutuskan untuk langsung ke ruang tamu, Berlyn ingin tidur di ruang tamu saja, daripada harus bertemu dengan Brayen.

*

25 menit Brayen sudah selesai mandi nya, namun Brayen tak menemukan Berlyn dikamar nya, sehingga membuat Brayen langsung keluar, untuk mencari keberadaan Berlyn, dan Brayen juga keluar hanya memakai handuk putih Sepinggang, sehingga otot-otot perut Brayen, tampan terekspos, rambut Brayen yang basah, karena habis keramas, membuat Brayen tampak begitu hot dan seksi di waktu bersamaan.

"Berlyn!" panggil Brayen yang kini sudah menuruni anak tangga.

.

"Anjing dia pake nyariin lagi" gumam Berlyn dengan panik, dan seketika Berlyn langsung pura-pura tidur, agar Brayen tak jadi menghukum nya..

.

"Dimana Lo? Ayo ke kamar" panggil Brayen lagi, dan Brayen terus memanggil Berlyn.

.

"Ckk! Ngapain dia malah tidur disini?" Brayen yang sudah menemukan keberadaan Berlyn, kini tampak terkejut, karena melihat Berlyn yang malah tertidur di atas sofa ruang tamu.

Tampa banyak kata, atau membangunkan Berlyn, Brayen langsung mengangkat tubuh Berlyn, dan seketika mata Berlyn melotot, karena kaget.

"Oh??—lo pura-pura tidur? biar gak gue hukum gitu?" sentak Brayen kepada Berlyn yang terbangun.

"Sial! Kenapa bisa gue melek si mata nya?? Arghh! Gue gak mau di hukum, demi tuhan!!!"

.

"Brayen ini udah malam! Gue mohon, gak usah pake embel-embel buat ngehukum, pliss!" mohon Berlyn dengan suara lirih nya.

"Gue gak suka di bantah ucapan nya! jadi ini udah resiko Lo jadi istri gue!" Jawab Brayen yang tidak menerima bantahan sama sekali.

Tubuh Berlyn langsung melemas, saat mendengar jawaban Brayen, apalagi Brayen ini cowok pemaksa! Yang tidak bisa di gagu-gugat sama ucapan nya, jika Brayen bilang itu, maka harus itu.

"Gue janji gak bakal ngulangin lagi kok! Sumpah gue capek bangat, gue pengen tidur" ucap Berlyn dengan lirih dan sendu.

"Ckk!"