Brahma Satria Mahendra merasa lelah dengan banyak wanita yang terus mendekati serta mengejarnya. Kedua orang tuanya terutama sang ibu sering kali mendesaknya untuk segera menikah. Pernah mencintai dan berpacaran cukup lama dengan sahabatnya sejak SMA bernama Ajeng Notokusumo. Namun hubungannya kandas di tengah jalan karena Ajeng memilih fokus kuliah dan mengejar cita-citanya di luar negeri. Membuat hati Brahma tumpul dengan yang namanya cinta.
Brahma menyodorkan sebuah kontrak pernikahan pada gadis asing bernama Starla yang baru ia kenal di stasiun. Takdir membawa keduanya dalam sebuah pernikahan tanpa cinta. Hanya sekedar rasa tanggung jawab semata. Tanpa sengaja Brahma telah mengambil kesucian Starla yang dikenal sebagai primadona gang Ding Dong sekaligus klub malam ternama yakni Black Meong, karena pengaruh obat dari seseorang. Tanpa Brahma tahu, hidup Starla tak lama lagi.
Bagaimana kehidupan pernikahan kontrak mereka selanjutnya yang tak mudah ?
Bagian dari novel : Bening🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 - Pengantin Lama vs Pengantin Baru
"La," panggil Brahma lirih.
"Ya, Mas."
"Mama tadi bicara apa sama kamu?" tanya Brahma. Keduanya kini sudah berada di bawah selimut yang sama dalam posisi saling memunggungi. Cahaya redup temaram dari lampu tidur menerangi kamar pengantin baru saat ini. Lampu utama sudah Brahma matikan.
"Cuma bicara wejangan rumah tangga biasa, Mas. Intinya aku disuruh sabar-sabar buat hadepin Mas Brahma,"
"Sabar kenapa? Memangnya aku laki-laki yang suka main K D R T atau ringan tangan ke wanita begitu?"
"Bukan kok, Mas. Mama cuma bilang Mas Brahma cukup keras dan disiplin, jadi aku harus bisa ngimbangin. Terus, aku harus jagain Mas Brahma dari para wanita penggoda. Ternyata fans garis keras Mas Brahma sepertinya jumlahnya ribuan ya. Hehe..."
"Dasar lebay deh, Mama. Jangan didengerin!" ketus Brahma.
"Kok Mas Brahma enggak balikan saja sama Mbak Ajeng?" tanya Starla tiba-tiba. Jujur ia penasaran dengan sosok Ajeng lebih dalam. Sebab baik Bening maupun Brahma hanya bercerita singkat padanya tentang Ajeng tepatnya pada kandasnya jalinan cinta saja tidak yang lain. Bahkan foto atau gambar Ajeng, ia belum pernah melihatnya.
"Sudah, tidurlah. Ini sudah larut malam. Besok pagi-pagi kita akan pergi ke Bali dan Lombok buat bulan madu,"
"Iya, Mas." Starla memilih mengalah dan tak melanjutkan pembicaraan karena dari jawaban Brahma barusan, ia sudah bisa menyimpulkan bahwa suaminya ini berkarakter tertutup alias introvert. Terutama perihal cinta dan sosok Ajeng Notokusumo.
Sebelum memejamkan matanya, Starla juga menghela napas berat sejenak karena konteks bulan madu yang akan mereka lakukan hanya sekedar akting belaka di depan keluarga terutama orang tua Brahma. Bukan melakukan acara bulan madu yang sesungguhnya ala pengantin baru. Mungkin bisa disebut liburan biasa bukan bulan madu.
"Semangat, Lala. Lumayan besok perdana kamu bisa pergi ke Bali dan Lombok, tempat wisata yang sudah lama kamu idam-idamkan untuk berkunjung ke sana. Sekarang bisa kesampaian juga liburan ke sana tapi atas nama bulan madu. Alhamdulillah liburan gratisan," batin Starla berusaha menyemangati dirinya sendiri.
Entah malam pengantin saat ini menjadi milik siapa. Nyatanya suasana panas justru terjadi di kamar yang lain bukan kamar pengantin baru.
"Kebiasaan nih, Papa. Baru satu ronde sudah ditinggal m0lor. Katanya tadi minta tiga ronde. Terus yang dua ronde gimana coba kalau komandan malah bablas m0lor begini. Masa lanjut beraksi dalam mimpi sih! Uh..." gerutu Bening melihat mata sang suami sudah terpejam rapat, seakan telah puas berbuka puasa antara megalodon vs lapis legit guna mengerjakan proyek pembuatan adiknya Bisma yang tidak pernah jadi-jadi.
Alhasil sekarang Arjuna sudah tertidur dengan nyenyak. Bahkan mulutnya tengah menganga lebar terlihat menggemaskan sekaligus menyebalkan di mata Bening.
☘️☘️
Jam saat ini menunjukkan pukul dua dini hari dan Brahma belum juga bisa tidur nyenyak.
"Ini pasti kerjaan Papa sama Mama. Awas saja besok kalau ketemu!" batin Brahma menggerutu sebal.
Ya, malam ini terpaksa dirinya dan Starla harus tidur di bawah satu selimut yang sama dalam kondisi yang tidak ia duga. Seluruh koper miliknya dan juga Starla ternyata berubah isinya. Hanya berisi pakaian dalam serta baju dinas malam untuk istrinya di mana baju itu seperti jala ikan yang kekurangan bahan.
Alhasil dirinya hanya tidur memakai boxer saja dengan bertelan_jang dada. Sedangkan Starla memakai baju dinas malam alias linge*rie yang benar-benar menggoda imannya. Sangat se_xy.
Terlebih warna baju dinas malam yang mirip jala-jala untuk menangkap ikan itu warnanya yakni hitam. Berpadu dengan kulit Starla yang putih mulus tanpa cacat sehingga terlihat begitu kontras. Brahma sebagai pria normal pastinya mendadak ada sesuatu yang bangkit di bawah sana kala melihat Starla memakai baju yang mirip jala-jala atau saringan tahu tersebut.
Brahma berusaha meredam dan memukul mundur keinginan ular megalodonnya untuk menerkam Starla. Walaupun wanita itu sudah resmi menjadi istrinya dan pastinya halal baginya jika ingin m3nggaulinya. Akan tetapi, Brahma kembali teringat bahwa ia dan Starla hanya menikah kontrak selama dua tahun. Terlebih ia tak ingin pernikahan kontraknya dengan Starla menghasilkan anak.
Sebagai pria, ia tak mau merugikan Starla terlalu banyak hanya demi kepentingan dirinya semata. Akhirnya malam ini pengantin baru itu hanya sebatas tidur biasa di atas ranjang yang sama tanpa adegan ninu-ninu yang biasanya wajib ada dalam agenda perayaan malam pengantin yang membara.
☘️☘️
Brahma sejak tadi sudah mendengar suara dengkuran halus Starla. Menandakan sang empunya tubuh telah tertidur pulas. Ia pun perlahan membalikkan tubuhnya dan cukup terkejut karena Starla ternyata sudah berpindah arah tidur. Yang awalnya memunggungi dirinya, kini justru tidur ke arah samping dan menghadap padanya. Posisi Starla seakan tengah memeluk dirinya sendiri. Entah karena kedinginan atau yang lain.
"Pasti dia kedinginan. Papa sama Mama bener-bener kelewatan. Kasihan anak orang," gumam Brahma lirih.
Akhirnya Brahma memutuskan untuk menggeser sedikit tubuhnya mendekati posisi tidur Starla. Ia menatap seksama mata yang terpejam cantik itu. Bulu mata lentik, hidung mancung dengan alis tebal, rambut hitam bergelombang yang menawan. Brahma seakan baru menyadari jika dilihat dengan seksama dari dekat, ternyata Starla begitu cantik namun berbeda dari wanita pribumi pada umumnya. Starla seperti memiliki darah blasteran. Walaupun dominan ciri-ciri fisik Starla yang berasal darah keturunan dalam negeri indikasi dari gen Mami Monic masih tampak lebih dominan.
"Apa ayah kandung Starla bukan murni pribumi? Tapi kenapa di dokumen keluarganya, ayah kandung Starla namanya seperti orang pribumi bukan blasteran atau bule?" batin Brahma seraya menatap lekat-lekat wajah sang istri yang tengah tertidur pulas.
Bersambung...
🍁🍁🍁