TRANSMIGRASI
Yah.. Mungkin itu nama yang cocok untuk situasi Carra saat ini yang tiba-tiba saja terbangun di dunia antah berantah dengan dirinya yang memasuki raga seorang gadis cantik bermata biru pekat sepakat lautan dalam yang menghanyutkan.
Entah bagaimana dirinya bisa masuk ke dalam raga gadis yang Carra ketahui bernama Carla Ransiska Atmaja ini, nama yang hampir mirip dengan namanya.
Dibalik kejadian yang tak masuk akal ini, ada sebuah misteri yang membuat Carra mau tak mau harus mengungkap tuntas misteri itu. Agar dirinya bisa kembali ke raganya seperti semula. Itu adalah kunci satu-satunya yang akan mengantarkan Carra kembali ke raganya.
Baru belajar menulis! Maaf kalau gak sesuai ekspetasi, mohon jangan terlalu berharap!
#Cover by pinterest
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iiyn_blue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 22
Di ruangan yang gelap yang hanya di sinari cahaya matahari melalui celah-celah jendela, ada seorang gadis cantik yang sedang terduduk di kursi dengan kondisi badan yang terikat, kondisinya sangat mengenaskan karena banyak luka di sekujur tubuhnya. Tiba-tiba saja pintu ruangan gelap itu di buka, dan munculah seorang pria yang sangat tampan, sinar matahari langsung menyeruak masuk kedalam.
Pria tampan itu lalu duduk di kursi yang sudah di sediakan di hadapan gadis itu, pria itu memandang datar gadis di depannya yang masih memejamkan matanya itu. Lalu pria itu segera menyuruh anak buahnya untuk membangunkan gadis di depannya.
"Siram air kemukanya" Perintah pria tersebut.
"Baik Tuan!" Patuh Serna. Dia adalah seorang wanita yang menjadi anak buah dari pria tersebut. Lalu Serna segera menyiramkan air kemuka gadis yang terikat di kursinya itu.
Byuur!.
"Akh.. uhuk.. uhuk.." Seketika gadis itu langsung tersadar, gadis itu langsung menatap nyalang Serna yang berada di depannya.
"Apa-apaan lo hah!" Marah gadis itu sambil sesekali meringis merasakan sakit di tubuhnya. "Sebenarnya siapa yang menyuruh lo menculik gue sialan!" Gadis itu sangat marah kepada wanita di depannya ini yang sudah berani menculik dirinya, padahal dia tidak kenal dengan wanita di depannya ini, tapi mengapa dia menculiknya?.
"Sudah sadar?" Suara berat pria itu mengalihkan fokus gadis yang masih marah itu, Serna lalu langsung menyingkir dari hadapan gadis itu agar gadis itu bisa melihat bosnya.
Gadis tersebut melihat di depannya, seketika matanya terbelalak terkejut melihat pria yang ada di depannya ini. "Calvino?!"
Ya pria tampan itu adalah Calvino, seseorang yang sudah menculik gadis di depannya ini.
"Sudah sadar Verana?!" Calvino tersenyum semirik.
Benar sekali, cewek yang terduduk di kursi dengan kondisi terikat serta tubuhnya yang banyak luka itu adalah Verana, seseorang yang Calvino culik.
"Kenapa kamu.. tega menculik aku Vin?" Verana tak menyangka ternyata dalang dari penculikannya adalah seseorang yang di sukainya, tapi mengapa Calvino menculiknya? bahkan menyiksanya!.
Verana ingat terakhir kali sebelum dia di culik adalah saat dia ingin pulang sekolah sehari sebelum sekolah meliburkan kelas 10 dan 11, saat itu Verana memang sudah memasuki mobilnya namun dia tak tahu jika yang menjadi supirnya bukanlah supir yang biasa mengantar jemput dirinya, melainkan seorang wanita yang mengenakan baju serba hitam. Dan ya yang menculik Verana adalah Serna, anak buah Calvino.
Calvino yang menyuruh Serna untuk menculik Verana lalu menyiksanya. Masih ingat dengan percakapan Calvino dengan Carra? yang mengatakan jika Verana mengganggu Carra lagi, maka Calvino akan melakukan sesuatu kepada Verana, dan saat inilah yang terjadi, Calvino menculik Verana lalu menyiksanya, itu adalah pembalasan dari Calvino karena Verana sudah berani mengganggu Carra.
"Apa salah aku Vin, kenapa kamu menculik aku?" Verana menatap Calvino meminta penjelasan.
Calvino menatap Verana dingin. "Karena lo sudah berani mengganggu Carla!" Verana mengernyitkan alisnya, sebenarnya kenapa Calvino sampai menculiknya hanya karena seorang Carra? kenapa semua orang selalu melindungi Carra? kenapa selalu Carra Carra Carra terus!?. Verana muak melihat orang disekitar Carra yang selalu melindunginya, dia benci melihat Carra yang selalu dilindungi oleh orang-orang disekitarnya. Kenapa Carra bisa seberuntung itu. Sungguh membuatnya jengkel saja!.
"Gue sangat membenci lo Carla! sangat!, awas saja lo! tunggu pembalasan dari gue!" Batin Verana menggeram marah.
"Sebenarnya apa hubungan kamu dengan Carla, Vin?" Verana tahu jika Carra dan Calvino adalah sepupuan, namun Verana tak melihat Calvino yang menganggap Carra sebagi sepupu, maka dari itu Verana selalu mencari masalah dengan Carra, dia mencari masalah dengan Carra juga karena Carra sudah berani mendekati Arka-cowok yang sudah diincarnya sedari awal, namun kedatangan Carra membuat Arka semakin jauh darinya hingga membuatnya semakin susah untuk mendapatkannya.
"Karena Carla kekasihku" Tekan Calvino, sorot matanya menunjukan kepemilikan terhadap Carra.
"Tapi kalian bukannya sepupuan?" Verana menatap Calvino tak percaya, bisa-bisanya Calvino menyukai sepupunya sendiri. Memang tidak ada larangan untuk menyukai sepupu sendiri, namun di keluarga Verana melarang menyukai sesama sepupu sendiri, maka dari itu Verana agak terkejut mengatahui Calvino yang menyukai Carra yang notebannya sepupunya sendiri.
Calvino tak menjawab pertanyaan dari Verana. Calvino malah bangkit dari duduknya lalu mulai mendekati Verana.
"Jangan pernah menyentuh Carla seujung jari pun! jika itu terjadi lagi maka.." Calvino menjeda ucapannya, dia lalu melirik Serna.
Serna yang mengerti arti lirikan Calvino, dia segera mengambil handphone nya lalu memutarkan sebuah Video kearah Verana.
Verana membelalakkan matanya melihat video yang berdurasi dua menit itu. Di video itu menampilkan dua orang berbeda gender sedang melakukan hubungan dewasa yang seharusnya di lakukan oleh sepasang suami istri, dan yang ada di video itu adalah Verana sendiri dengan seorang pria yang di duga orang sewaan Verana atau biasa di sebut gigolo.
Tidak heran Calvino bisa mendapatkan video itu, karena jika uang sudah bertindak maka semua akan bisa terselesaikan dengan lancar.
Tubuh Verana mulai gemetar, memandang Calvino penuh permohonan. "Tolong ja-jangan sebar video itu Vin! a-aku mohon! a-aku akan melakukan apa saja yang kamu mau! ta-tapi tolong jangan sebar video itu, a-aku mohon Vin!" Jika keluarganya mengatahui perbuatannya itu, Verana yakin sekali keluarga besarnya pasti akan mengusirnya dan dia bisa-bisa dikeluarkan oleh tetua keluarganya dari ahli waris keluarganya. Dan itu tidak boleh terjadi!. dia harus bisa membujuk Calvino agar tidak menyebarkannya!.
Calvino menyeringai, dia suka sekali melihat tahannya memohon dengan raut wajah ketakutan seperti ini kepadanya. "Gue ingatkan sekali lagi, jangan. Pernah. Mengganggu Carla lagi. ingat itu! jika tidak siap-siap saja videonya akan tersebar dan membuat lo di keluarkan dari keluarga lo itu!"
Tekan Calvino menatap dingin Verana. Verana langsung mengangguk mengiyakan, biarlah dia akan membalas Carra nanti, saat ini yang terpenting dirinya selamat dulu baru dia akan memikirkan membalas Carra nanti.
Calvino lalu langsung keluar dari ruangan gelap itu, namun sebelum keluar Calvino berhenti sejenak tanpa menoleh kebelakang dia memberikan Serna perintah. "Buat wajahnya memiliki luka permanen! setelah itu kembalikan dia kepada keluarganya!"
"Baik Tuan!" Setelah itu Calvino segera pergi dari ruangan gelap tersebut.
Setelah kepergian Calvino Serna segera melaksanakan perintah Calvino. "Ti-tidak! tidak! kumohon jangan!, Vin!, tolong!, kumohon!, menjauhlah!, tidak!" Teriak Verana ketakutan melihat Serna mulai mendekatinya.
Serna berhenti sejenak. "Kau masih beruntung karena tuan Calvino tidak membunuhmu! jadi diam dan menurutlah. Lalu jangan pernah kau menceritakan penculikan ini kepada keluarga mu ataupun melaporkannya kepada polisi! karena jika kau melakukan itu, maka video itu kau tau sendiri bukan? jadi jangan berani macam-macam! kau mengerti!" Serna lalu mulai mendekati Verana dengan tangannya yang memegang pisau kecil namun tajam.
Tubuh Verana bergetar ketakutan melihat Serna akan melukai wajahnya. Wajah yang selalu Verana banggakan akan di rusak! tentu Verana takut bagaimana jika tidak ada yang mau dengannya lagi?, bagaimana jika semua orang menatapnya dengan raut wajah jijik?, sungguh Verana sangat takut dan tidak mau merasakan semua itu. Berbagai perandaian bersemayam di benak Verana, ketakutan akan memiliki wajah buruk rupa sungguh membuat Verana lemas tak bertulang.
Namun apalah daya Verana, bahkan jika dia bersujud sekalipun Calvino tidak akan memberikan belas kasihnya, Verana termasuk orang yang masih beruntung karena tidak langsung di bunuh oleh Calvino setelah berurusan dengannya, tidak seperti tahanannya yang lain yang akan langsung Calvino bunuh tanpa ampun.
...
Di Mansion Atmaja, saat ini Carra sedang menyelinap ke kamar Sandrio dan juga laras. Dia menyelinap ingin mencari kunci dari salah satu ruangan di mansion ini yang selalu tertutup, karena Carra yakin sekali jika kunci ruangan yang tertutup itu disimpan oleh Sandrio dan Laras dikamarnya ini.
Saat Carra pertama kali ke dunia ini, Carra menemukan sebuah ruangan yang mencurigakan menurut Carra, dan saat dia ingin mendekati pintu itu Carra malah di larang oleh Laras yang melihat Carra mendekati ruangan itu, dan saat Carra bertanya kenapa dia tidak boleh membuka ruangan itu, kata Laras itu hanyalah sebuah gudang yang berisi barang-barang yang sudah tidak di gunakan lagi, Carra akhirnya pun menurut dan tidak lagi mendekati ruangan itu, namun Carra masih menaruh curiga dengan ruangan itu dan baru saat inilah Carra mau mencoba untuk membuka ruangan terkunci itu.
Saat ini Carra sudah berada di kamar Sandrio dan Laras, dan untung saja mereka berdua sedang pergi ke kantor, Laras terkadang memang akan ikut dengan Sandrio ke kantor untuk membantu kerjaan kantor.
"Dimana sih mereka menaruh kuncinya?" Carra sudah mencari di laci nakas, di bawah kasur, di laci meja rias Laras, namun masih juga tak ketemu.
"Katanya hanya gudang! tapi nyimpen kunci seperti nyimpen uang di brangkas" Carra mendengus kesal.
"Ck! dimana sih" Carra berkacak pinggang. Carra lalu melangkahkan kakinya ke walk in closet, mencari kesana kemari, namun di walk in closet pun Carra tak menemukan apa-apa. Carra lalu keluar dari walk in closet namun Carra tak sengaja menyenggol Vas bunga di atas nakas untung saja Carra langsung sigap menangkapnya sebelum jatuh kebawah.
"Wah apa nih?" Ternyata di dalam vas bunga itu ada satu kunci, sepertinya ini lah kunci ruangan itu, Carra pun mengambilnya.
"Akhirnya ketemu juga nih kunci!" Carra tersenyum senang.
Ceklek.
Carra melirik ke asal suara. "Oh shit!" Carra langsung berlari ke samping lemari untuk bersembunyi.
"Oh disini ternyata" Laras mengambil handphonenya. Ternyata Laras lah yang masuk kedalam kamar untuk mengambil handphone.
"Jantungan gue!" Carra melirik Laras yang masuk kedalam, untung saja dia langsung sembunyi sesaat sebelum Laras masuk kedalam.
"Astaga!" Teriak Laras.
"Waduh apa dia tau kuncinya gue ambil?!" Carra menahan nafas, batinnya ketar-ketir mendengar teriakan Laras, semoga saja Laras tak curiga bahwa kuncinya sudah dia ambil.
"Kenapa aku bisa lupa ada arisan dengan teman-teman sosialita ku?" Laras langung berjalan cepat keluar dari kamar.
Ceklek.
"Huh! sialan! bikin jantungan saja!" Carra menghela nafas lega setelah Laras keluar dari kamar. Lalu Carra langsung bergegas pergi dari kamar Sandrio dan Laras.
Kunti bertubuh kurcaci ya/Joyful/
segelas kopi meluncur
.maaf cuma biza balez ini
soalnya akun ini miskin poin..
maaf cuma bisa kasih 5 iklan dan 2 bunga