1. Kecelakaan fatal yang tanpa sengaja di alaminya saat dirinya akan melaksanakan pertunangan dengan kekasihnya. Kecelakaan itu sampai membuat gadis yang di tabraknya menjadi lumpuh dan kehilangan masa depan hingga dirinya harus bertanggung jawab ( Selingan pembuka kisah )
2. Persahabatan dan persaudaraan di masa lalu antara Letnan Sakti dan Letnan Jatmiko membuat Letnan Jatmiko menikahi seorang gadis dalam keluarga tersebut namun gadis itu teramat sangat membencinya hingga dirinya memilih untuk pergi dan mengalah daripada keluarga yang telah membesarkan namanya menjadi tidak harmonis.
Seiring berjalannya waktu, luka menganga di hati Bang Jatmiko perlahan terobati dengan hadirnya tambatan hati namun sang mantan kembali di tengah mereka.
SKIP bila tidak sanggup bersinggungan dengan konflik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Usaha menyadarkan si cantik.
Bang Jatmiko hanya tersenyum menjawabnya.
"Oya, Abang mau minta tolong..!!"
"Siap.. arahan..!!"
\=\=\=
POV Bang Jatmiko on..
Aku merasakan kepalaku pening berputar-putar. Sudah tiga bulan ini aku menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan dan pekerjaan, semua tak lain karena aku tidak ingin mengganggu suasana hati Niar yang sedang menjalani kehamilannya.
Penolakan saat itu sudah membuatku sangat mengerti akan kesalahan ku yang egois dan tanpa bertanya tentang isi hati Niar. Pada kenyataannya kini ku akui hatiku terpukul jutaan kali lebih sakit saat melihatnya menangis daripada aku memikirkan tentang statusku.
"Mau makan apa siang ini?" Seperti biasa, Gorga selalu menemani Niar di setiap harinya bahkan seperti hari ini.
"Nasi kuning pakai sambal ikan bilis ya, Bang." Pinta Niar.
Gorga sekilas menyentuh pipi Niar lalu segera menyambar dompetnya. "Abang carikan..!!"
~
"Niar pengen makan nasi kuning pakai sambal ikan bilis." Kata Gorga mengulang permintaan Niar di hadapanku.
"Abang sudah dengar. Abang belikan nasi kuningnya sekarang..!!" Aku pun segera berangkat untuk mencari pesanan istri kecilku.
"Tunggu Bang, kenapa Abang tidak bicarakan semua secara baik-baik dengan Niar. Kalau seperti ini, hati Abang akan terus terasa sakit."
"Apa yang harus di perjuangan dalam hidup ini, maka akan Abang perjuangan. Jika cinta tidak bisa memiliki, Abang ikhlaskan. Abang hanya ingin bertanggung jawab dengan apa yang sudah Abang lakukan. Abang sudah cukup bersyukur terlahir sebagai seorang lelaki, hidup bersama keluarga yang penuh kasih, bisa mencintai gadis secantik Niar, menikahinya dan sebentar lagi Abang akan punya anak. Cukup Niar ikhlas melahirkan anak Abang, Abang tidak inginkan hal lain lagi. Usai anak itu terlahir, jika Niar inginkan perpisahan. Maka akan Abang kabulkan..!!" Jawabku tak punya pilihan lain lagi.
"Jangan begitu lah, Bang."
"Kamu tidak mencintai Niar???" Tanyaku menatap mata Gorga. Terlihat Letnan Gorga menunduk dan tidak berani menjawab apapun. Aku menepak bahunya lalu segera pergi.
...
Niar makan dengan lahap. Hatiku sangat senang dan lega. Apapun akan ku lakukan demi anak yang ada di dalam kandungan Niar.
Tiba-tiba saja rasa lelah mendera tubuhku. Dadaku terasa nyeri bagai tertusuk ribuan jarum dan di remas dengan kuat.
"Kenapa ini?? Kenapa belakangan dadaku sering terasa sakit dan sesak." Aku mengambil posisi duduk dan mengatur nafas, berharap nyeri yang kurasakan sedikit lebih berkurang.
POV Bang Jatmiko off..
Bang Gorga meletakan banyak susu ibu hamil plus dengan pakaian hamil yang indah dan lucu.
Niar tersenyum melihat apa yang di bawa 'kekasihnya'. Memang benar hingga saat ini Niar tidak pernah merasa berpisah dari Bang Gorga.
"Kenapa beli banyak sekali, Bang?"
Bang Gorga tersenyum namun tidak banyak menjawab, ia hanya membelai rambut panjang Niar yang kini semakin terlihat lebat dan mengkilat.
"Pakai saja, bajumu sudah banyak yang sempit. Pasti tidak nyaman di pakai." Kata Bang Gorga.
"Nanti Niar pakai."
"Oya, besok jadwal USG ya. Di temani Bang JJ saja ya..!!" Saran Bang Gorga, sebenarnya dirinya berniat untuk mendekatkan kembali Bang Jatmiko dengan Niar tapi sepertinya Niar benar-benar tidak ingin kembali mendekat dengan Bang Jatmiko. Jangankan dirinya yang mendekatkan, Bang Sakti saja sampai kewalahan membujuk Niar.
"Kalau Abang tidak mau antar ya sudah, tidak usah berangkat USG saja..!!" Tolak Niar malas.
"Kau tak boleh begitu, dek. Bagaimana pun juga Bang JJ tetap bapaknya anak yang ada di dalam kandunganmu itu. Bang JJ juga berhak tau setiap perkembangan si kecil." Nasihat Bang Gorga membujuk Niar.
"Kalau Bang JJ tidak menjebak Niar.. anak ini tidak mungkin ada, Bang." Jawab Niar.
"Siapa yang menjebak. Kau saja yang kurang peka keadaan. Lagipula tak ada lah kata menjebak. Bang JJ melakukannya sebagai suamimu, dan itu sah di mata agama."
"Sebenarnya Abang cinta sama Niar atau tidak?? Kenapa Abang tidak bela Niar????" Protes Niar kesal dan beranjak dari tempat duduknya.
Bang Gorga menarik tangan Niar agar kembali duduk dengan tenang. Kini ia pun memberanikan diri untuk menatap lekat kedua bola mata Niar.
"Apa ada kenyataan yang bisa kamu tolak kalau anak itu memang anaknya Letnan Jatmiko??? Pandangan orang bisa kamu tutupi tapi tidak dengan takdirmu..!!" Kata Bang Gorga. "Abang bisa saja merebutmu secara paksa, tapi hal itu tidak kesatria."
"Bukankah pernikahan Niar tidak sah. Wajar saja kan kalau Niar tidak ada hubungan lagi dengan Bang JJ." Jawab Niar masih saja bersikap keras kepala.
"Kau bisa asal bicara karena ilmu yang kau pelajari hanya sebatas lewat jidat. Tapi saat ini, apapun yang di lakukan Bang JJ adalah benar dan Abang tidak berani melanggar batas." Ucap tegas Bang Gorga.
.
.
.
.
