NovelToon NovelToon
DEMI KAMU,NAK

DEMI KAMU,NAK

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Nikah Kontrak
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: sunflowsun

Pemerkosaan yang terjadi di masa lalu menciptakan trauma yang hebat dalam diri Viela.
Namun, seiring berjalannya waktu, sekali lagi semesta mempertemukannya dengan seorang pria yang menyambut dia dan tak mempersalahkan masalalunya.

Desakan orang tua dan saudaranya memaksa Viela untuk segera mengiyakan maksud dari pria itu. Namun,Viela masih meragu dan memilih untuk menjalani hubungan sebatas pertemanan dulu. Hingga suatu hari keluarga dan pria itu sekongkol untuk membuat sang pria tidur dengan Viela. Dengan begitu kedepannya tak mungkin lagi Viela bisa menolak lamaran sang pria.


Apakah rencana mereka berhasil?
Dapatkah dengan cara itu trauma yang dalam diri Viela bisa teratasi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sunflowsun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pencakar Tanah

Sepanjang perjalanan, kepala Vei sedikit keluar dari jendela mobil, tak henti-hentinya takjub memandang suasana perkotaan itu.

Peter bahkan jantungan saat melihat Vei tiba-tiba malah mengeluarkan badannya saat mulai memasuki wilayah kota. Jika Peter tidak sigap menarik Vei, sudah pasti setengah badan Vei saja yang tertinggal di dalam mobilnya.

Berbagai pertanyaan di panahkan-nya bertubi-tubi pada Peter. Entah sudah berapa Pertanyaan yang di lontarkan, dan sebanyak itu Peter tertantang untuk bisa menjawab. Tapi satu pun pertanyaan itu rasa-rasanya cukup unik dan lucu juga.

"Peter...? " ucap Vei lagi.

"Hum? " Gumam Peter terkekeh. Tak sabar pertanyaan konyol apa lagi yang akan ditanyakan wanita itu padanya.

"Kenapa gedung-gedung itu dikatakan 'menjulang langit', kenapa gedung tidak menjulang ke tanah saja? " Tanya Vei dengan wajah penasaran menatap Peter dekat.

"Bukankah itu pilih kasih namanya? "

"Eh? itu... itu...iyayah, kenapa begitu, yah? " kini Peter pun ikut bertanya-tanya.

"Oh, kamu ngak tahu alasannya rupanya. " Vei bersandar menatap keluar kaca.

Lagu klasik yang di putar Peter, perlahan menarik kelopak mata.

"Hey, Vei? hari ini kamu cukup berbeda dari hari kemarin-" Peter yang melihat Vei tertidur tak membuatnya melanjutkan kata-kata lagi.

Peter menutup kaca mobil. Dan fokus untuk menyetir mobil.

"Vei... Hey Vei... . "

Peter membuka seatbelt, lalu sedikit bergerak ke arah Vei.

Tepukan kecil di bahu Vei, "Bangun, Vei... kita udah sampai! " Seru Peter.

"Hakh! " Vei yang baru membuka mata, langsung terkejut mundur dan tak sengaja malah membuat kepala Vei terbentur.

"Eh? " Peter menarik tangannya ke posisi normal. " Apa aku seseram itu? " Peter mengaca ke kaca mobil.

"Maaf! " Seru Vei, "Ngak maksud- Tapi ini di mana? " Tanya Vei bingung.

Peter malah malah tak kalah bingung lagi melihat Vei.

"Tadi kamu semangat kali ngomongnya, sekarang nada bicara mulai juga rasanya berbeda lagi. " kedua alis Peter hampir menyatu, heran. "Apa setiap bangun tidur moodmu berubah-ubah, yah? "

"Eh? " gumam Vei.

"Kamu ngak turun? mau kerja atau ngak nih? " ucap Peter yang sudah keluar dari mobil.

Vei dengan cepat membuka seatbelt, dan mengikuti langkah Peter.

"Ayok! " Peter mengarahkan Vei untuk berjalan di sampingnya. 'Tadi begitu semangat melihat gedung-gedung tinggi, giliran sekarang udah di depan mata, dia tampak biasa saja. Apa saat tidur tadi, jiwanya keluar dan memasuki gedung-gedung tinggi itu? lalu pas bangun, dia sudah ... "

"Peter, pekerjaan apa yang kamu tawarkan padaku? "

"Entahlah! Kita lihat di dalam aja nanti, biar kamu yang mempertimbangkan sendiri! "

Jawab Peter.

Vei menatap Peter sambil terus melangkah.

"Jangan tatap seperti itu! Aku tidak membawamu ke pekerjaan aneh-aneh, Vei. Aku hanya ingin membalas budimu saja! " Ucap Peter meyakinkan Vei, "Suwer, Vei!" Peter menunjukkan dua jari.

Vei tersenyum, dan tak melihat kecurigaan pada Peter. Mereka pun masuk ke dalam lift. Dan menyusuri ruangan demi ruangan. Peter dengan sabar menjelaskan sistim kerja di sana.

Dengan penuh fokus, Vei mendengar dan memahami ucapan Peter.

"Selamat pagi, Pak! " sapa salah satu karyawan , memasuki ruangan.

Peter mengangguk, sebagai jawaban.

'Pak? ' Vei menatap karyawan tadi, 'Apa jabatan Peter di sini? '

Vei sedikit mendekat pada Peter, "Hey! Peter? dia begitu segan padamu. Apa posisimu di sini? " Tanya Vei berbisik.

Namun, tindakannya itu malah membuat pandangan orang di sana memandang tajam pada Vei, sebagian memandang bingung.

Bisik-bisik diantara para karyawan pun terjadi.

Peter menatap datar pada para karyawan, sontak semua mereka pun mengambil kesibukan tersendiri. Tak perlu bicara, sekali pandang saja mereka sudah tahu makna dari pandangan itu.

"Ups! " Wajah Vei memerah menahan malu. "Maaf." Gumam Vei.

"Ayok!" Ajak Peter, melangkah keluar dari ruangan.

Vei mengekor saja, bak Lobster rebus kini wajahnya bermerah.

"Apa kamu tak sarapan tadi? " Tanya Peter yang telah di dalam lift.

"Sepertinya tidak. " Jawab Vei ragu, karena ia tak ingat sama sekali, "Eh, udah! " jawab Vei lagi.

Ia teringat bahwa keadaannya kini sedang berbadan dua. 'Mungkin, yah! aku sudah sarapan tadi! benar! Ini karena sedang hami saja, makanya perutku sampai keroncongan begini! ' batin Vei memandang ke arah perut datarnya.

Dari pantulan dinding lift, Peter melihat Vei yang lagi membuatnya semakin penasaran.

'Apa sebenarnya yang di pikirkanmu, Vei? '

'Rasanya melihatmu, seperti melihat tembok-tembok tinggi yang menutupi sesuatu! ' Peter masih memandang pantulan Vei.

"Padahal kamu sependek ini... tapi tembok 'itu' rasanya begitu tinggi menutupimu! '

Lift pun terbuka. " Berjalan di sampingku! " ucap Peter.

Vei melangkah menyeimbangkan langkah Peter. "Um! Peter? Tak bisa kah langkahmu pendekkan sedikit jaraknya? langkahmu seperti langkah manusia raksasa saja! "

"Kejam sekali ucapanmu pada insan setampan ini! "

"Eh! Maaf! " ucap Vei menyesal.

"Maaf mulu, deh yang keluar dari ucapanmu! Apa kamu ngak bisa bedain aku yang bercanda dan yang serius, yah? " Peter tertawa.

"Asem! " umpat Vei.

Peter dan Vei duduk, dan memilih menu.

Salah satu Restoran yang terbilang mewah di kota itu. Lagi Peter menatap Vei, namun sikap kagum atau sikap takjub tak terlihat di wajah Vei sama sekali.

'Enak sekali jika jadi Vei, tidur bentar bisa mengubah moodnya! Aku kapan bisa gitu, yah? '

Peter menggelengkan kepala, mengusir khayalan anehnya.

"Mbak, saya pesan menu ini! " Ucap Peter. "Bagaimana Vei? Kamu pesen apa? "

Peter memandang ke arah Vei.

Kilauan sinar mata Vei, begitu indah kala memandang menu makanan, 'wow! ' batin Peter, menyukai kilauan mata Vei.

"Saya pesen yang ini saja, Mbak! " Vei menunjuk menu makanan. "Dan jus mangga juga, Mbak! "

"Baik! Mohon di tunggu sebentar ya, Pak! Bu! "

Tak beberapa lama makanan pun tersajikan di meja mereka.

'Soal makanan ini anak matanya udah langsung berbinar gitu! ' Batin Peter memandang sejenak ke arah Vei.

"Selamat makan! " Ucap Peter.

"Selamat makan! " jawab Vei.

"Bagi aku sedikit, Vei? " ucap Peter melihat makanan pesanan Vei yang terlihat lezat di nikmati Vei.

Vei tidak langsung menjawab, sejenak terbesit ide di pikirannya.

"Barter, gimana? " Tawar Vei, yang juga melihat makanan Peter terlihat lezat.

"Deal! " jawab Peter menyetujui.

"Humm! Enak! tak kusangka ini... seenak ini! " gumam Peter sambil mengunyah.

Baik Peter dan Vei, menikmati makan pagi hari ini.

'Baru tahu kalau barter makan bisa seenak ini! ' Batin Peter.

Setelah selesai makan, makanan penutup pun datang.

"Jadi? Apa posisimu di perusahaan itu? " ucap Vei mengungkit kembali dengan rasa penasarannya.

"Aku di posisi atasan para karyawan itu, devisi yang bertanggung jawab mengatur dan mengembangkan sumber daya sekaligus kemampuan karyawan di perusahaan! " Peter menjelaskan, "Biasanya di sebut Human Resource Development. Umunya di sebut HRD! "

"Ooooh... Macam thu... . " Vei mengangguk paham sambil menyendok makanan penutup dengan begitu santai.

"Iyah! " ucap Peter yang tertarik untuk mencicip makanan penutup karena melihat Vei yang begitu menikmati makanannya.

"Eh... berarti? Kamu ... ? " Vei tersadar.

Peter mengangguk.

1
Nurfiza Tarigan
ceritax sih seru tpi,,,,,,,,,,
Astin
aku mampir kak, semangat.
anggita
trus berkarya tulis👏
anggita
👍👍..
anggita
like👍+ hadiah iklan☝.. utk author. smoga sukses novelnya👌.
Sunflowsun🌻
Terimakasih atas dukungan positifnya🌻
lyaa
Ini baru novel keren, author kudu bangga!!
Ryner
Sukses terus, sekali baca novel author bikin nagih terus.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!