NovelToon NovelToon
Getaran Cinta

Getaran Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: KENZIE 7 store PONOROGO

Raline dijodohkan dengan pria pilihan ayahnya demi baktinya pada orang tua. Konflik muncul setelah Raline bisa menerima dan mulai mencintai suaminya. Perselisihan dengan mertua dan ipar serta mantan Raline pun hadir.

Akankah pernikahan mereka yang diawali dengan perjodohan dapat berjalan dan berakhir bahagia?

.....

Hai kak, ini karya pertama saya. Mohon dukungannya ya kakak2 semua. Salam hangat


Hai, kak. Ini adalah karya pertam saya. Mohon dukungannya ya kakak2 semua. Salam dari Ponorogo

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KENZIE 7 store PONOROGO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kabar Gembira

Giliran mereka pun tiba, Raline dan Devan masuk ke dalam ruang praktek dokter obgyn dengan perasaan yang tak menentu. Ada rasa takut dan khawatir. Namun mereka bisa saling menguatkan.

Seperti saat di ruang dokter umum tadi, di sini pun mereka juga di tanya hal yang sama tentang keluhannya apa saja. Raline pun juga di suruh untuk berbaring di ranjang.

Di sana sudah ada asisten dokter yang membantu Raline untuk berbaring. Asisten dokter membuka sedikit pakaian Raline pada bagian perut dan mengoleskan gel khusus guna mencegah terjadinya gesekan antara kulit dan transduser. Gel tersebut juga berfungsi untuk memudahkan pengiriman gelombang suara ke dalam tubuh.

Saat pemeriksaan USG, transduser akan digerak-gerakkan di bagian tubuh yang akan diperiksa. Gerakan ini diperlukan agar gelombang suara yang dikirim mampu memantul kembali dan menghasilkan gambar yang baik.

Saat menatap layar monitor, Raline dan Devan pun sama-sama menatap takjub tidak percaya.

Dokter Santi, dokter obgyn yang memeriksa Raline pun menjelaskan hasil yang ditangkap pada layar monitor.

"Tuan dan Nyonya bisa melihat yang kecil itu adalah calon janin anda. Usianya baru tiga minggu." Dokter Santi menjelaskan sambil terus menggerakkan transduser mencari posisi yang pas. Tak lupa dokter Santi juga mencetak hasil foto USG untuk ditunjukkan pada Devan dan Raline.

Foto hasil USG nantinya akan ditempelkan pada buku KIA yang akan diberikan pada calon Ibu.

Setelah pemeriksaan selesai, asisten dokter membantu Raline untuk bangun setelah sebelumnya perut Raline dibersihkan dari gel.

Raline turun dipapah oleh Devan. Mereka pun duduk kembali di depan dokter Santi.

"Untuk pemeriksaan selanjutnya bulan depan ya Tuan dan Nyonya." Jelas Dokter Santi.

"Baik Dok."

"Apa ada yang perlu ditanyakan lagi?" Tanya dokter Santi.

"Tidak ada. Kalau begitu kamu permisi dulu Dok. Terima kasih."

"Sama-sama."

Mereka keluar dengan senyum yang terus mengembang.

"Setelah lima tahun penantian kita, akhirnya dia hadir Sayang." Ucap Devan dengan gembira.

"Aku tidak percaya ternyata dia benar-benar hadir di sini Sayang." Kata Raline sambil mengusap perutnya.

"Kita harus memberi tahu kabar menggembirakan ini pada Ayah dan Bunda Sayang. Mereka pasti sangat senang dengan berita ini." Kata Devan dengan penuh semangat.

"Ah iya betul juga. Baiklah kita ke sana saja ya." Ujar Raline mengusulkan.

"Ayo kita ke sana sekarang mumpung masih siang."

Pak Anto membukakan pintu untuk kedua majikannya seperti sebelumnya. Setelah mereka masuk, Pak Anto pun duduk di kursi kemudi.

"Ke rumah Ayah Pak." Perintah Devan.

"Baik Tuan." Pak Anto mulai menyalakan mesin mobil dan melajukan mobil ke rumah Pramudya. "Nyonya sakit apa?" Tanya Pak Anto akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.

"Tidak sakit Pak. Istri ku hamil Pak." Jawab Devan. Kebahagiaan menyelimuti semua orang yang ada di dekat Raline.

"Wahh akhirnya. Selamat ya Tuan dan Nyonya." Kata Pak Anto ikut senang.

"Terima kasih Pak." Kata Raline.

Dua puluh menit kemudian mereka sudah sampai di rumah Pramudya. Saat Raline turun dari mobil tanpa sengaja Alan pun melihat Raline saat dia lewat depan rumah Pramudya. Dia kaget karena akhirnya bisa melihat Raline lagi. Alan segera berhenti dan bersembunyi di balik pohon yang ada di seberang jalan depan rumah Pramudya.

"Siapa laki-laki itu? Apa dia laki-laki yang dijodohkan Pramudya dulu?" Ucap Alan geram. "Sialan. Aku akan merebut Raline kembali. Apapun caranya." Kata Alan penuh tekat. Niat hati ingin jalan-jalan agar lebih paham daerah sini, malah menemukan sesuatu hal yang menarik. Batin Alan.

.

.

"Wah ada apa ini wajah kalian tampak cerah ceria begitu?" Tanya Lestari saat Raline dan Devan sudah masuk ke dalam rumah Pramudya.

"Kebetulan Ayah sama Bunda di sini langsung saja. Devan dan Raline punya kabar gembira. Kalian akan jadi Kakek dan Nenek." Ucap Devan diikuti Raline yang tersenyum senang sambil menganggukkan kepalanya.

"Benarkah itu Sayang?" Kata Lestari tidak percaya.

"Benar Bun." Ucap Raline meyakinkan.

Lestari pun langsung memeluk Raline senang. Pramudya yang mendengar kabar itupun tidak kalah senangnya dengan sang istri. Dia memeluk Devan sambil menepuk-nepuk punggungnya.

"Jaga selalu anak dan cucuku. Jangan buat Raline bersedih. Paham" Bisik Pramudya pada Devan mengingatkan.

"Devan janji akan selalu menjaga mereka dan tidak akan pernah membuat Raline bersedih Yah." Balas Devan dengan lirih.

"Bagus Nak." Kata Pramudya bangga.

"Sudah-sudah acara pelukannya. Kita duduk dulu. Bun minta Bik Ima menyiapkan makanan untuk anak-anak kita ya." Ucap Pramudya menyuruh Lestari. Lestari pun dengan patuh menuruti Pramudya. Dia ke belakang mencari Bik Ima untuk memasakkan anaknya makanan yang bergizi dan memberitahu Bik Ima bahwa dirinya akan menjadi seorang Nenek.

"Selamat ya Nyonya." Kata Bik Ima tulus.

"Terima kasih Bik. Kalau begitu saya tinggal ke depan dulu ya Bik. Kalau sudah siap tolong panggil saya." Ucap Lestari.

"Baik Nyah."

Setelah itu Lestari ke depan lagi untuk berkumpul dengan anak dan menantunya. Kebahagiaan jelas tergambar di wajah mereka.

Disisi lain Alan tengah memikirkan cara untuk mendekati Raline kembali. "Apapun caranya aku harus bisa mendapatkanmu kembali." Gumam Alan. Saat ini Alan sedang berada di rumahnya. Setelah melihat Raline tadi, Alan memutuskan untuk pulang ke rumahnya.

"Mendapatkan kembali apa Hen?" Tanya Iswara tiba-tiba. Hubungan mereka sudah kembali seperti sebelumnya. Iswara tidak tahan mendiamkan Alan lebih lama.

"Mengagetkan saja." Kata Alan sedikit keras.

"Hehehe maaf. Tadi aku dengar kau akan mendapatkan kembali. Memangnya apa Hen?" Tanya Iswara penasaran.

"Bukan apa-apa." Jawab Alan. "Sebaiknya kamu tidak perlu tahu." Setelah mengatakan itu, Alan pun berlalu masuk ke kamarnya.

"Hendra tunggu, aku belum selesai bicara denganmu." Teriak Iswara memanggil Alan. "Ish~ Kebiasaan deh. Manis sekali~".

Iswara senyum-senyum sendiri melihat tingkah Alan. "Rupanya aku tidak tahan mendiamkan mu lebih lama Hen. Bagaimana sikapmu padaku, aku tidak keberatan." Gumam Iswara seorang diri.

Dalam hati Iswara bertekad untuk menaklukkan Alan. "Batu karang di laut yang begitu keras saja lama-lama bisa habis terkikis oleh ombak. Apalagi hati kamu yang dingin sedingin es batu. Semangat untuk menaklukkan Tuan Kulkas, Iswara. Kamu pasti bisa." Tekadnya memberi semangat pada dirinya sendiri.

Iswara pun menyusul Alan masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan diri di ranjang sambil membayangkan jika nanti dirinya dan Alan bersama merajut cinta. "Aku akan jadi perempuan yang beruntung dan paling bahagia pastinya." Ucapnya sambil berkhayal.

Sedang Alan kini tengah mencari informasi tentang Raline dan suaminya. Siapa suami Raline, nama dan pekerjaannya. Serta tempat tinggal Raline saat ini. Alan mencari tahu dengan mengandalkan temannya yang seorang hacker handal.

"Selidiki orang yang bernama Raline Ayunda. Aku mau informasi semuanya secara detail. Kirimkan dalam waktu lima belas menit." Ucap Alan pada hacker itu melalui pesan suara.

"Tunggu dalam waktu kurang dari sepuluh menit. Datanya akan ku kirim." Balasnya juga melalui pesan suara.

Dengan sabar Alan menunggu hasil dari temannya itu. Dia adalah kenalannya saat berada di negara K.

Sepuluh menit kemudian Alan menerima pesan dari temannya itu. Informasi yang dia terima benar-benar sangat detail.

Alan pun mulai menyusun rencana untuk mendekati Raline lagi. Dia berjanji akan mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi miliknya.

Bersambung....

Terima kasih untuk reader semua. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan maupun info yang saya sematkan. Jangan lupa like dan komennya ya untuk koreksi author.

Love banyak-banyak buat reader semua 😘😘😘

1
jumrotun chasanah
Lanjut lagi kak.. Critaanyaa ng ambang gitu. 😔
OkitaNiken
Sedihh banget si Raline
tefa(♡u♡)
Aku yakin ceritamu bisa membuat banyak pembaca terhibur, semangat terus author!
AKB: terima kasih kak /Kiss/
total 1 replies
NotLiam
❤️ Hanya bisa bilang satu kata: cinta! ❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!