NovelToon NovelToon
Mendadak Jadi Sugar Baby

Mendadak Jadi Sugar Baby

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Konflik etika / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / PSK / trauma masa lalu
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Byiaaps

Apa benar kalau zaman sekarang cari uang halal itu susah?

Hidup di lingkungan sekitar yang toxic, membuat Binar harus bertahan hidup dengan caranya sendiri.

Cara seperti apa yang ia pilih?

Jangan lompat bab untuk menghargai karya penulis, bila tak suka bisa skip saja, jangan mampir hanya untuk membaca secara acak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byiaaps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1

“Mau makan sama apa nih, Bos?” tanya seorang wanita paruh baya dengan nada mendayu.

“Kalau makan paginya ya sama masakanmu dong, Mir, kalau makan malamnya baru sama kamu,” jawab seorang pria berkemeja rapi, seakan mereka sudah saling mengenal.

Wanita pemilik warung nasi bernama Mira itu memang sedari pagi sudah membuka warungnya untuk melayani para karyawan yang ingin sarapan di tempatnya. Tapi warung Mira ini bukan sembarang warung. Banyak para lelaki yang memilih makan di sana karena terpesona dengan keindahan paras dan tubuh seorang Mira. Meski usianya sudah menginjak 50 tahun, tapi daya tariknya tak kalah dengan para gadis usia 20 tahunan.

“Mbak Mira, aku sudah, bayarnya sekalian nanti malam ya,” bisik seorang lelaki yang meletakkan piring kotor di meja belakang Mira.

Sambil melayani pembeli yang lain, Mira mengacungkan jempolnya untuk merespons lelaki tadi.

Keseharian ibu dua anak itu memang selalu melayani para pembeli makanannya yang sebagian merupakan pengguna jasa plus plusnya.

Selesai menutup warung saat sore hari, ia tak langsung pulang, melainkan menunggu kliennya datang. Setelah tutup warung memang waktunya ia mencari nafkah keduanya. Tak menjual dirinya dengan harga mahal, membuat ia cukup banyak memiliki pelanggan.

Malam ini adalah jadwalnya melayani Mas Andre, seorang karyawan berusia 39 tahun, yang bekerja di sebuah perusahaan tak jauh dari warung Mira. Kliennya memang tak hanya om-om tua, tapi juga mas-mas yang masih muda. Pekerjaan sampingannya kini sudah berjalan hampir 3 tahun lamanya. Warung miliknya pun sudah cukup dikenal oleh kalangan lelaki hidung belang.

“Mbak Mira, ini sekalian untuk makan yang tadi. Besok saya mau lagi ya,” pinta Mas Andre mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribuan.

Menolak permintaannya, Mira tak bisa melayani lelaki itu lagi besok, karena ia sudah memiliki jadwal dengan kliennya yang lain. “Ya minta sama istrimu sana lah, Mas, masak punya istri tidak pernah dipakai.”

Selesai merapikan bajunya pun Mira langsung bergegas pulang, setelah kliennya juga pulang.

***

Setibanya di rumah, Mira berpapasan dengan anak bungsunya, Amel, yang juga baru pulang.

“Kerja ya kerja tapi jangan lupa kuliahnya. Setidaknya biar anak Ibu ada yang sarjana,” tegur Mira pada anaknya.

“Iya, Ibu tenang aja. Habisnya tadi Om Rehan ngajak ke apartemennya dulu sebentar,” jawab gadis berusia 20 tahun itu lalu masuk ke dalam kamarnya.

“Eh, Mel,” panggil Mira menarik lengan anaknya.

“Apa tidak ada tanda-tanda juga kamu mau dibelikan apartemen? Ya yang murah-murahan juga tidak apa-apa,” lanjutnya.

Amel hanya mengangkat kedua pundaknya tanda ia tak tahu apa jawabannya.

Ya, selama 1.5 tahun terakhir ini Amel yang merupakan mahasiswi salah satu kampus swasta, memang memiliki pekerjaan sampingan sebagai sugar baby dari pria-pria berprofesi bos maupun pejabat yang membiayai kehidupannya. Hingga saat ini, Amel masih awet menjadi “peliharaan” seorang pengusaha kaya raya berusia 52 tahun. Tak hanya uang jajan saja yang lancar, tapi Amel begitu dimanja dengan barang-barang bermerek pemberian si Om.

Tak lama, terdengar suara pintu rumah yang kembali dibuka.

“Ini mah biarpun pulang malam tapi tidak ada hasilnya,” sindir Mira, saat Binar, anak perempuan pertamanya pulang ke rumah.

Hanya melihat ibunya sebentar, kakak dari Amel itu kemudian bergegas menuju kamar mandi untuk mencuci tangan dan kakinya.

Binar memang berbeda dengan ibu dan adiknya. Perempuan berusia 25 tahun itu sehari-hari bekerja di sebuah toko kue. Bekerja dengan sistem shift, ia memang terkadang bekerja dari pagi sampai sore, kadang juga dari siang sampai malam seperti hari ini. Toko kue tempatnya bekerja buka sedari pukul 6 pagi hingga 10 malam.

Selesai dari kamar mandi, Binar masuk ke kamarnya.

Namun, saat mau masuk kamar, terdengar suara sumbang dari ibunya seperti yang sudah-sudah. “Kerja sampai sebegitunya tidak dapat apa-apa. Gaji saja UMR tidak sampai. Tidak mau ikut apa kata orang tuanya ya begitu. Tidak akan sukses kamu!”

Ucapan seperti itu seakan sudah menjadi makanan sehari-hari.

Amel yang baru saja keluar kamar juga ikut memberikan suara sumbangnya. “Entah lah Kak Binar ini terlalu idealis atau bagaimana. Padahal pacarnya sendiri, si Aji itu juga tiap hari mainnya sama LC!”

Hanya diam dan langsung masuk kamar, Binar tak ingin berdebat dengan adik dan ibunya. Fisiknya yang sudah lelah karena pulang kerja, seakan tak sanggup jika harus meladeni mereka. Meski hatinya sudah sangat lelah dengan semua ini.

Ingin rasanya ia keluar dari keluarga toxic ini. Baru kali ini mencari uang dengan cara halal malah dicemooh dan malah disuruh bermain laki-laki demi mendapatkan uang. Bertahun-tahun hidup dalam kondisi seperti ini cukup membuatnya hampir gila.

“Kalau aku tidak punya Aji, mungkin aku sudah tinggal di rumah sakit jiwa sekarang!” umpatnya.

Ia kemudian mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi sang kekasih, yang tak lama lagi akan menjadi suaminya.

“Halo, Sayang, kamu sudah di rumah?” Terdengar suara seorang lelaki dari ujung telepon.

“Sudah, baru saja pulang. Kamu belum tidur? Kok ada suara ramai-ramai, Ji?” tanya Binar yang bermaksud ingin mengadu akan kelelahan hatinya malam ini.

“Oh ini, Sayang, teman-teman kontrakan nih lagi pada ngobrol di depan rumah. Aku sudah mau tidur ini tadi,” jawab Aji meyakinkan sang kekasih.

Tiba-tiba tak berminat untuk mengobrol, Binar menyudahi panggilan teleponnya dan ingin segera memejamkan matanya karena sudah mengantuk.

Hingga keesokan harinya, saat baru saja datang di tempat kerjanya, Binar disambut oleh Vira, teman kerjanya.

“Bin, sini deh,” ajak Vira menarik tangan Binar, seolah ingin menunjukkan sesuatu.

Vira lalu tampak menunjukkan sebuah foto dalam ponselnya.

Seketika jantung Binar berhenti berdetak saat melihat sosok yang ia kenal, tertangkap kamera ponsel Vira.

“Ini benar Aji ‘kan?” Vira memastikan seseorang yang ia lihat semalam adalah benar kekasih Binar.

...****************...

1
Anto D Cotto
lanjutkan, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Yuliana Tunru
hidup di kota mmg kejam ya binar setiap t4 bagaikan hutan yg setiap saat bisa jd santapan hinatang buas ttp semangat untuk hidup benar dan bsik binar ..biarkan adruan hudup dgn.penyesalan
Yuliana Tunru
lanjut
Yuliana Tunru
orang aneh kasuhan binar
Yuliana Tunru
knp adrian x gitu ya apa gila atau ada dendam khusus
Yuliana Tunru
rasa x kyk.mimpi aneh ya..apa adrian benar2 tulus atw jgn2 binar jd tumbal pesugihan gitu..maaf thor jd nganyal kyk novel2 horor tp smoga z binar benar2 bernasib baik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!