Menceritakan tentang Raya seorang perempuan yang memiliki kelebihan yaitu Indra keenam. Raya adalah seorang vokalis bend nya yang berada KapRal. Raya juga merangkap sebagai pencipta lagu yang dia ambil dari kisah-kisah arwah penasaran.
Suatu hari Genk KapRal didatangkan beberapa musibah dan malapetaka, pertama Raya nyaris terbunuh, kedua bend KapRal mendapati sebuah fitnah bahwa bend mereka melakukan plagiat atas lagu-lagu yang diciptakan Raya.
Saat merasa frustasi Raya tiba-tiba mendapat ide untuk datang ke villa milik kakeknya.
Di Sana dia yang ditemani sagara menemukan beberapa hal ganjil serta berhasil menemukan sebuah syair atau mantra yang akan di ubah oleh Raya menjadi sebuah lagu.
Dari sanalah malapetaka besar itu akan muncul. Setelah Raya memperkenalkan lagi ciptaanya kepada teman-teman bend nya.
Satu persatu teman-teman bend mati dengan cara yang mengenaskan, pembunuh nya hanya meninggalkan jejak yang sama yaitu kedua bola mata korban lenyap tiada bekas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuireputih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27 Curiga
Sepeninggal Kirana, management membuka audisi untuk mengisi posisi vocalist yang kosong. Dua di antara ribuan peserta itu adalah Raya dan Pita. Akhirnya, Raya yang terpilih, sedangkan Pita menempuh jalur dengan bersolo karir.
Karin menceritakan kepedihan hatinya itu dengan air mata luruh. Bayang wajah kakaknya melintas, seakan mengisyaratkan sesuatu yang hanya bisa dipahami Karin. Tidak ada yang tahu itu termasuk Raya. Apalagi Sagara.
"Itulah kenapa, aku tidak ingin terjadi apa-apa dengan kalian. Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi." Karin mengakhiri ceritanya.
Sagara menepuk bahu karin, "Kalau teringat kirana, aku juga ikut merasa bersalah. Namun, Kirana orang baik. Aku yakin dia sudah tenang di surga. Itu tempat yang terbaik untuknya, dibandingkan dunia yang sangat busuk ini!" ujarnya panjang lebar.
"Dunia hiburan memang kejam!" timpal Raya, "Aku pun nyaris hancur. Tuduhan plagiat itu, ditambah serentetan peristiwa kematian yang menyangkut lagu ciptaanku. Entah siapa di balik semua itu. Aku dan Kirana sama. Sama-sama vocalist yang karirnya hendak dihancurkan oleh orang yang dengki."
"Jangan-jangan …." karin menjentikkan jari, "Orang yang menyerang Raya waktu itu sama dengan orang yang mencelakakan Kak kirana. Gar, kamu ingat, ‘kan, bagaimana keadaan Kak Kirana menjelang kematian? Dia tampak aneh, seperti berhalusinasi, atau diganggu dengan sosok tak kasat mata. Kamu ingat kan, gar?"
Sagara mengangguk. Siapa yang bisa melupakan kejadian seperih itu?
"Entah kenapa, aku mencurigai Pita." duga Raya.
"Aku juga. Selama ini, dia begitu terobsesi menjadi vocalist KapRal. Bisa jadi Pita ada di balik semua ini. Apalagi ada Bara di belakangnya. Mudah bagi dia membuat media heboh dengan tuduhan plagiarisme itu tanpa meninggalkan jejak." ujar Karin panjang lebar.
"Aku juga mencurigainya. Tapi, bukankah orang yang menyerang Raya memiliki kemampuan misterius? Pita tidak terlihat seperti itu." timpal Sagara.
Raya dan Karin terdiam. Pita memang berpenampilan gotik, tapi ia tidak pernah mempercayai hal mistis.
Suasana hening sejenak, hingga getar ponsel Sagara mengacaukan kesunyian itu. Sebuah telepon masuk, menunjukkan nama Bara pada layarnya.
Laki-laki sialan ini lagi, pikir Sagara. Sebenarnya ia enggan mengangkat telepon dari manager brengsek itu. Namun, ini bukan saatnya menuruti ego. Siapa tahu ada hal penting yang hendak disampaikan Bara mengenai KapRal.
"Halo?" Akhirnya Sagara mengangkat telepon itu.
"Raya sudah kelar pingsannya?" ucap Bara sinis dari seberang sana.
Sudah Sagara duga, laki-laki brengsek itu pasti akan mencari masalah.
"Kenapa memangnya?" tanya Sagara datar.
"Mr. Jerry meminta kita ke studio. Mungkin dia ingin mendengar lagu ciptaan Raya yang penuh setan itu. Usahakan kalian datang sebelum beliau tiba!" jawab Bara.
Sagara terdiam sejenak. Terakhir kali mereka mendengar CD rekaman Irama Kematian adalah saat Bemby kesurupan waktu itu. Sialnya, tidak ada yang sempat mengambil CD itu kembali.
"Bar, kamu sudah di studio, kan? Aku ingat, CD itu masih ada di dalam DVD. Kamu bisa ambil dan menghancurkannya?" seru Sagara.
"Mengambilnya dari dalam DVD Player? Berarti aku harus menyalakan DVD itu? Kamu gila! Aku tidak mau mendengar lagu setan itu lagi! Kalian harus ke sini sekarang!" perintah Bara, tak mau dibantah.
"Bar, kami pasti ke sana. Tapi untuk berjaga-jaga, hancurkan CD rekaman itu! Itu untuk kebaikan kita semua!" Kalimat Sagara tercekat, dengan raut wajah pucat pasi.
Ketegangan juga menyelimuti Raya dan karin. Keduanya merasakan firasat sangat buruk.
"Ayolah, Bar. Masa kamu tidak bisa mencegah Mr. Jerry terlebih dahulu? Sial! Dimatikan!" Sagara melempar ponsel ke ranjang dengan kesal.
Bara benar-benar tak mau tahu masalah ini.
"Ada apa, Gara?" tanya Raya.
"Kita harus ke studio sekarang! Mr. Jerry akan datang meminta lagu Irama Kematian. Sialnya, Bara tidak bisa diajak bekerja sama!" jawab Sagara geram.
"Jangan! Jangan sampai ada yang mendengar lagu itu lagi!" seru Raya panik.
"Tenang, Raya! Kita akan ke sana sekarang. Sebelum Mr. Jerry datang, kita ambil dulu kaset rekaman itu!" timpal karin.
Mereka bertiga pun bergegas bangkit dan meninggalkan apartemen. Di dalam mobil Sagara, Raya menggigit bibir dengan cemas.
Tidak! Tidak boleh ada korban lagi!
tapi kerennnnn 👍👍👍👍