Tidak selamanya jodoh itu datang sendiri, terkadang datang satu paket dengan anaknya.
Di usinya yang sudah matang, Arjuna belum juga menemukan tambatan hatinya. Padahal Arjuna dikenal sebagai seorang playboy di masa remajanya dulu.
Namun siapa sangka, takdir malah mempertemukannya kembali dengan sang mantan kekasih yang kini telah berstatus sebagai janda beranak satu.
Akankah mereka bersatu kembali dan hidup bahagia untuk selamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berpisah
Bruum...
Suara deru mesin mobil baru Rinjani memecah keheningan malam itu. Mobil berwarna orange itu memasuki halaman rumah bu Dewi yang cukup luas tersebut.
"Arjuna,Rinjani... Akhirnya kalian pulang juga"
Arjuna dan Rinjani yang baru keluar dari mobil, langsung di sambut antusias oleh bu Dewi dan Alena.
"Daddy.." Teriak Alena seraya berlari kecil kearah Arjuna, Membuat Rinjani sedikit merasa cemburu namun seulas senyuman tetap terukir dibibir ranumnya.
"Hey! Princess kesayangan Daddy, apa kabar sayang?"
Ucap Arjuna seraya mengangkat tubuh mungil gadis itu hingga melayang di udara.
Hahaha..
Tingkah Arjuna membuat tawa riang Alena pecah begitu saja.
"Daddy bawain hadiah loh buat kamu, kamu mau lihat gak?"
Tanya Arjuna dengan gaya bicara yang dibuat seimut mungkin, menirukan gaya bicara Alena yang memang belum terlalu lancar dalam berucap.
"Mau..mau.."
Jawab Alena dengan mata berbinarnya.
Arjuna pun menurunkan gadis kecilnya secara perlahan dan bergegas kembali menuju mobil baru Rinjani.
"Tara..."
Ucap Arjuna seraya mengeluarkan boneka barbie berukuran raksasa, tak hanya itu boneka barbie itu bisa berbicara dan menari pula.
"Ini sayang, ambilah mainan baru untuk princess kecil kesayangan Daddy?"
Alena yang awalnya sedikit ketakutan melihat boneka barbie yang memiliki tinggi hampir sama dengannya itu, akhirnya mulai berani mendekat kala boneka barbie itu mulai menari.
"Hole..holee.."
Sorak Alena seraya mengikuti gerakan boneka barbie tersebut.
"Wah! Bagus sekali mainannya. Kayaknya di kampung kita gak ada yang punya mainan sebagus ini"
Ucap bu Dewi, sembari menatap kagum pada mainan anak yang pastinya berharga fantastis itu.
"Eh, itu mobil baru kamu nak?"
Mata bu Dewi kini tertuju pada mobil Audi Q8 dengan catnya yang masih mengkilap dan tanpa ada goresan sedikitpun.
"Bukan bu, ini mobil baru Rinjani. Supaya Rinjani bisa ngajak ibu dan Alena jalan-jalan kalau aku sedang tidak di rumah"
Arjuna menjelaskan.
Sedangkan Rinjani hanya tersenyum saja tak banyak bicara, ia terlalu bahagia hingga tak mampu bicara sepatah katapun.
"Masya Allah, gak salah Ibu pilih mantu. Udah ganteng, pengusaha sukses, royal lagi sama anak istrinya"
Ucap bu Dewi seraya mengulas senyumnya dengan lebar.
"Ibu ini terlalu berlebihan. Ini adalah tanggung jawab saya sebagai kepala keluarga bukan?"
Ucap Arjuna sembari menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal. Ia menjadi salah tingkah karna mendengar begitu banyak pujian yang ia terima dari ibu mertuanya tersebut.
"Tapi aku gak bisa nyetir mobil loh mas"
Keluh Rinjani dengan wajah sedihnya. Ia teringat akan sosok pak Sarif yang tak mengizinkan Rinjani belajar menyetir mobil sendiri, karna pak Sarif ingin mengantarkan Rinjani kemanapun sang putri akan pergi.
Namun sayang kini pak Sarif tak bisa mengantarkan Rinjani lagi, karna ia telah damai dalam peristirahatan terakhirnya.
"Belajar dong sayang..jadi kalau aku gak ada kamu bisa nyetir mobil sendiri nanti"
Balas Arjuna sembari mengusap kasar puncak kepala istrinya dengan gemas. Hingga membuat rambut panjang Rinjani menjadi sedikit berantakan.
"Emang kamu mau pergi kemana mas? Aku gak mau ya kamu pergi jauh-jauh dari aku"
Ucap Rinjani dengan nada manjanya, seraya merapikan rambutnya yang dibuat berantakan oleh pria itu.
"Gak kemana-mana kok sayang. Aku akan selalu ada di sini?"
Arjuna menunjuk kebagian dada Rinjani, membuat darah Rinjani berdesir hebat.
"Ada ibu sama Alena mas, malu ih"
Bisik Rinjani sembari menepis tangan nakal sang suami.
"Maksud aku di hati kamu sayang!"
Arjuna menjelaskan, membuat rona merah di wajah Rinjani semakin jelas terlihat. Rinjani merasa malu dengan pikiran mesumnya sendiri.
Arjuna yang melihat reaksi Rinjani, langsung menarik tubuh ramping sang istri dalam dekapannya.
"Sebentar lagi aku akan pergi ke luar kota dalam waktu yang cukup lama Rin. Perusahaan kita akan membuka cabang baru di kota X, jadi aku harus mengawasi perusahaan baru kita sampai stabil seperti perusahaan kita yang lainnya. Jadi mulai sekarang kamu harus belajar mandiri ya, jangan terlalu mengandalkan suamimu ini"
Arjuna menjelaskan di sertai canda tawa, agar suasana tak terlalu menegangkan.
"Kenapa baru bilang sekarang sih mas?"
Rinjani menatap pria itu dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.
"Maaf Rin, ini benar-benar mendadak"
Arjuna menghela nafas berat.
"Tadinya daddy yang akan meninjau pembangunan di kota X secara langsung. Tapi mendadak daddy membatalkan niatnya karna tak tega meninggalkan mommy sendirian. Tidak mungkin kan kalau kita tetap memaksa daddy untuk pergi juga, karna aku pun tak tega membiarkan mommy sendirian di rumah"
Jelas Arjuna panjang lebar. Rinjani pun mengangguk paham.
"Kapan kamu perginya mas?"
Tanya Rinjani sembari mengerucutkan bibirnya. Membuat Arjuna gemas ingin mengecup bibir itu namun ia tahan karna ada bu Dewi dan Alena yang sedang asik dengan mainan barunya.
"Belum tau sayang, mungkin 1 atau 2 minggu lagi"
Jawab Arjuna.
Rinjani menatap nanar pada lelaki yang dicintainya itu, baru juga sekedar wacana tapi dia sudah merasa sedih dan kehilangan.
Apalagi kalau Arjuna sudah benar-benar pergi ke kota X nanti.
***
***
Rinjani duduk bersandar pada sandaran tempat tidurnya sembari memainkan ponsel miliknya.
Berselancar jauh menjelajahi Dunia maya.
Namun sejauh apapun tetaplah orang yang dikenal yang menarik perhatian Rinjani untuk dikepoin.
"Loh, Maya lagi liburan di Bali rupanya? Kenapa dia gak bilang"
Mata Rinjani terbelalak menatap postingan IG Maya. Wanita itu sedang berpose bersama dengan seorang pria di tepi pantai dengan senyum sumringahnya.
"Kamu tau gak mas? Kayaknya Maya lagi liburan ke Bali sama pacarnya deh"
Beritahu Rinjani pada Arjuna yang kini sudah duduk di di sampingnya.
Arjuna baru saja masuk ke kamar, setelah Sebelumnya berada di ruang keluarga menemani Alena dan Ibu mertuanya yang sedang asik bermain dengan barbie barunya.
Arjuna mengajarkan cara memainkan mainan mahal tersebut kepada Ibu mertuanya dan juga Alena. Dengan sabar Arjuna memberi tahu bu Dewi mana tombol untuk menari, berbicara dan lainnya.
"Aku udah tau Rin, kayaknya Maya sedang dekat dengan salah satu sahabat kami saat kuliah dulu"
Beritahu Arjuna dengan santai.
"Masa sih mas? kok Maya gak pernah cerita sama aku ya kalau sekarang dia udah punya pacar?!"
Tanya Rinjani tak percaya.
Rinjani begitu terbuka dan selalu membagi kisah hidupnya pada sahabatnya itu, tapi Maya malah sebaliknya.
"Huh dasar curang!" Dengus Rinjani merasa kesal.
Rinjani menatap langit-langit kamar, seraya membayangkan lelaki yang mungkin sedang dekat dengan sahabatnya itu.
"Cie yang lagi liburan, sama siapa tuh?"
Goda Rinjani di kolom komentar postingan Maya tersebut.
"Heehe..gak sama siapa-siapa kok"
Balasan dari si pemilik postingan tersebut.
"Huhf..masih belum ngaku juga dia. Awas aja kalau ketemu nanti"
Gerutu Rinjani.
Setelah puas berselancar di dunia maya, Rinjani kembali teringat dengan kata-kata Arjuna siang tadi.
"Mungkin 1 atau 2 minggu lagi?"
Ucapan Arjuna itu terus terngiang-ngiang di telinga Rinjani.
"Emangnya kita bisa berpisah selama itu?"
Lirih Rinjani sembari memandang lekat wajah sang suami yang kini sudah tidur pulas disebelahnya.
Cup!
Rinjani mencium kening dan pipi putih yang juga dihiasi jenggot tipis itu dengan lembut.
Namun gerakan lembut Rinjani mampu membuat Arjuna terbangun.
"Jangan malam ini ya sayang, aku cape"
Lirih Arjuna dengan suara paraunya.
"Iih dasar mesum!"
Gubris Rinjani, suasana hatinya yang semula kesal kini berubah menjadi sendu.
***
***
Beberapa minggu kemudian.
"Hati-hati di jalan ya mas. Langsung kabarin aku begitu sampai disana"
Pesan Rinjani sembari memeluk erat tubuh kekar sang suami.
"Iya Rin. Kamu juga baik-baik ya disini"
Balas Arjuna. Sebenarnya Arjuna ingin membawa Rinjani dan Alena ikut bersamanya ke kota X juga.
Namun mereka tidak tega jika harus meninggalkan bu Dewi seorang diri. Jadi biarlah Arjuna yang mengalah.
"Aku pergi ya sayang. Jaga kesehatan jangan terlalu banyak begadang dan mikirin aku"
Ucap Arjuna bermaksud menghibur Rinjani yang mulai menangis sendu.
"I-iya kamu juga. Jangan terlalu merindukan aku"
Balas Rinjani pula disela isakannya.
Setelah puas saling berbagi kehangatan dengan saling memeluk. Arjuna pun pergi meninggalkan Rinjani, dengan ditemani supirnya pria itu mengendarai mobilnya menuju ke kota X.
Setelah hampir 2 jam di perjalanan. Akhirnya Arjuna sampai di tempat tujuan.
"Selamat datang Pak Arjuna"
Sambut Marco anak buah sekaligus orang kepercayaan Arjuna di kota X tersebut.
"Perkenalkan ini pak Ahmad, camat di kota ini. Beliau juga merupakan pimpinan di pondok pesantren Al-Huda. Berkat jasa beliaulah kita bisa mendapat izin untuk mendirikan perusahaan di kota ini tanpa mengalami kesulitan yang berarti"
Marco menjelaskan.
"Selamat siang pak Arjuna? Apa kabar?"
Ucap Ahmad seraya mengulurkan tangannya pada Arjuna.
"Baik, senang bertemu dengan anda"
Arjuna membalas uluran tangan pria 50 tahunan tersebut.
"Oh ya, perkenalkan ini Ryan, menantu saya. Dia yang akan mengurus semua kebutuhan anda selama anda di kota ini"
Ahmad menunjuk ke arah Ryan menantunya.
"Apa? Ryan? Tidak mungkin Ryan mantan suaminya Rinjani kan?"
sakit nih ryan
kelakuan astaghfirullah.
healjng ke gunung bs2 hilang.. bnr jg 😀
jika suami setia seribu pelakor dtg aman RT