hubungan Selama tiga tahun tak bisa bertahan karena orang ketiga, sahabat baik suamiku datang dengan dalih pertemanan, awalnya aku menanggapi biasa saja hingga suatu hari aku tak sengaja ingin memberikan kejutan malah aku yang di berikan kejutan oleh suamiku,, perih dan pedih rasanya hingga aku tak mampu bertahan, Bahkan kaki seakan lemas tak bertulang... menyaksikan suamiku membawa sahabatnya dan memperkenalkan sebagai adik maduku.aku yang tak rela di madu memilih mundur..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon salsabilaimuet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Setiap hari Vanesa semakin berubah
Setelah mengatakan itu naina pun langsung istirahat, ia begitu capek seharian bekerja,, sedangan Rendra masih merenungkan sikap Vanesa yang akhir-akhir ini sering keluar, tak di pungkiri bahwa rendra juga merasa cemas, dan apa yang sedang di sembunyikan Vanesa.
"Ayank, besok kalo pulang hubungi. mas ya mas akan jemput kamu.." pesan yang dikirim Rendra.
Dulu saat ia dan juga Ayu, ia tak banyak menuntut bahkan ayu juga cuek terhadap Rendra semua yang ia lakukan ia kerjakan sendiri, tipe wanita mandiri, ia harusnya bersyukur mempunyai wanita sebaik Ayu, tapi apa aku dikata jika pesona Vanesa membuat Rendra hilang kendali dan masuk ke lubang dosa.
"Maafkan mas ayu, jujur sekarang setelah kepergianmu baru terasa bahwa kamu segalanya.. bahkan Vanesa tak bisa menganti kan kamu. jujur aku salah memilih Vanesa dari pada kamu yang jelas-jelas berbeda, jika boleh meminta aku ingin mempertahankan hubungan kita.." batin Rendra yang menerawang jauh,
Ia juga ingat saat meminta restu ke orang tua Ayu, butuh perjuangan mendapatkan restu itu, hingga satu tahun menjalani pasangan kekasih, ahirnya bapak Ayu luluh, setelah mendapat semuanya sekarang ia sia-sia kan wanita yang sudah mau berjuang demi hidup dengannya, jika di bilang ia laki-laki bodoh, ia akui memeng benar.
Setelah apa. yang ia rasakan mata rendra sangat lelap ia pun tertidur,
Pagi hari Vanesa bangun dengan badan yang sangat remuk, bagaimana tidak, Rian begitu membuat ia menjadi tak berdaya,semalaman suntuk ia di gempur habis-habisan oleh Rian tampa jeda.
"Auchh... " Vanesa merintis kesakitan saat perutnya yang kram..
"Kamu kenapa honey sakit.." Rian yang masih menutup matanya..
"Udah tau sakit masih di gempur semalaman," gerutu Vanesa?
"Bukanya kamu juga suka kan honey, kamu menikmatinya juga kan.." Rian juga masih ingat keberingasan vanesa saat ada di atasnya.
"Udahan bicara sama kamu gak ada untungnya, kamu juga gak akan perduli kan anak ini.." Vanesa bangkit dan masuk kedalam kamar mandi.
Rian yang melihat vanesa hilang dari balik pintu tersenyum tipis.
"Aku kan udah peringatan kamu untuk selalu meminum pil pencegah kehamilan, tapi kamu bilang gak akan jadi, sekarang sudah jadi kamu menyalahkan aku, aku juga ingin sebenarnya anak itu, tapi aku juga takut dengan istriku, bagaimana pun semua yang aku punya adalah miliknya, jika sampai aku ketahuan masih berhubungan dengan kamu, yang ada aku akan di depan dari kursi kebesaranku sekarang ini." batin Rian yang masih memikirkan kehidupannya nanti jika istrinya sampai tau ia masih bersama Vanesa.
Rian. juga tak menampik ke kemolekan tubuh Vanesa yang sangat menggoda, membayangkan saja benda pusakanya rian sudah berdiri tegak.
"Sial..." Rian mengumpat.
Dan tak lama Vanesa keluar dengan wajah yang sudah fres dari sebelumnya.
"Kenapa muka kamu begitu.." Vanesa melihat tatapan rian yang seakan ingin menyantapnya hidup-hidup..
"Kenapa memang dengan mukaku, apa aku gak boleh memandang wajah kamu yang lebih cantik ini.." goda Rian dan mendekat kearah vanesa, tampa aba-aba langsung menarik hasil komono, yang di pakai oleh Vanesa.
"Ach... kamu nakal deh, aku udah mandi jangan lagi dong.." Vanesa menolak saat ingin di sentuh oleh Rian,
Rian yang gak kalah dengan Vanesa pun langsung membuat Vanesa melayang karena Rian sudah tau titik kelemahannya..
Di rumah Rendra sudah siap dengan baju kerjanya, ia begitu kawatir, pagi ini, vanesa tidak ada kabar sama sekali.
"Kamu sarapan dulu nak.."ibu Wati yang sudah menyiapkan makanan untuk putranya itu.
"Iya bu makasih.." Rendra duduk di meja makan dengan satu piring sarapan..
"Istri kamu belum pulang nak.." ibu Wati bertanya..
"Belum bu, harusnya pagi ini, tapi dari semalam rendra kirim pesan gak di balas juga." Rendra menyuapkan makanan kedalam mulutnya.
"Mungkin masih tidak boleh, sama keluarga temanya.." ibu Wati memahami.
"Mungkin saja bu, biarkan saja nanti juga pulang sendiri," Rendra gak mau ambil pusing,
"Yasudah kalo gitu ibu minta uang dong, bukanya bulan ini kamu gajian ya.." ibu Wati meminta uang kepada anaknya.
"Belum turun bu, mungkin karena aku bulan puasa kali ya, jadi agak telat.." Rendra jujur karena bulan ini ia belum menerima gaji,
"Ya sudah kalo sudah turun jangan lupa ibu transfer ibu lagi butuh ini.."
"Iya bu akan rendra usahakan.."
Rendra selesai sarapan ia pun langsung pamit untuk pergi bekerja, ia juga tak bisa menunggu Vanesa pulang terlebih dahulu ia takut telat dan mendapatkan kartu peringatan.
Setelah kepergian Rendra ibu wati juga pergi, ia ingin ke acara arisan, saat di depan pintu gerbang, ibu Wati tak sengaja bertemu dengan tetangga yang suka gosip itu.
"Eh... Ibu wati sudah rapi mau kemana bu.." tanya salah satu tetangga yang bernama Ningsih itu..
"Mau arisan bu, biasa kah, ada keperluan.." ibu Wati sebenarnya gak terlalu suka dengan ningsih.
"Eh.. dengar-dengar, Rendra di cerai ya bu sama nak Ayu, harusnya sih laki-laki ya yang gugat ini malah kebalikannya, apa sudah gak mampu bu.." dengan sinis nya Ningsih berkata.
"Eh..kata siapa kamu jangan sebar gosip yang tidak-tidak ya.." ibu Wati merasa tak terima..
"Bukan gosip lagi bu, tapi faktanya.." Ningsih menekankan kata.
"Alah uang dari mana dia bisa gugat anak saya, lawong hidupnya saja, anak saya yang tanggung, " ibu Wati tidak mau anaknya jelek di mata tetangga.
"Ibu wati ini ada-ada saja, jika anak ibu mampu ngurus surat cerai aja harus perempuan, yang gentleman dong, laki-laki kok jentlenya hanya selangkangan saja.." ningsih berucap pedas dan langsung meninggalkan ibu Wati..
Ibu Wati meradang anaknya uang di katakan tidak gentle oleh Ningsih pun langsung melakukan serangannya.
"Heh, bukan anak saya tidak gentle ya, hanya saja ia ingin rujuk dengan istrinya itu ." teriak ibu Wati,
"Kalo bukan karena ingin keturunan, dan tidak sukanya aku dengan Ayu tak akan kau biarkan nama baik anakku tercoreng." gerutu ibu Wati yang berjalan menuju taxi online yang sudah ia pesan.
Semetara Ayu juga sudah siap dan rantang yang berisikan bekal buat bapaknya, ia berinisiatif untuk membawakan makan siang untuk bapaknya.
"Alhamdulillah sudah siap, jadi tinggal membawa ke sawah saja, " guman Ayu.
Ayu berjalan menyusuri jalanan. sawah, walaupun agak jauh ia ingin membuat bapaknya senang hanya dengan membawakan makanan.
"Pak.." Ayu yang sudah memanggil bapaknya yang sudah kelihatan..
"Low, nak ngapain kesini," pak Mardi pun mendekat kearah putrinya itu.
"Hanya ingin bawakan bapak makan siang.." Ayu sudah ada di gubuk yang bapak buat berteduh.
"Makasih lo, udah repot-repot bawain makan siang segala, sebenarnya gak usah nak, bapak gak mau kamu kecapean.." ungkap pak mardi yang duduk di samping anaknya.
"Gak papa pak, lagian Ayu bosan di rumah.." jawab Ayu..
lagian s rendra kenapa juga msh ngurus anak orang , liat aja msh kecil udh cemburu sama abang al , gimana gedenya
bener² piara penyakit s rendra mah
Ditunggu lanjutannya author🙏🏻🙏🏻
kena terima apa pun koneksinya xperlu play victim🤭🤭