NovelToon NovelToon
Between Red And Green

Between Red And Green

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Percintaan Konglomerat / Cinta Paksa / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:13.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yuan La

Eilaria gadis yang hidupnya penuh tekanan kini harus mampu memutuskan hubungan dengan keluarga Drake, hanya saja Davian Drake tak akan bisa melepas Eila begitu saja. Bagaimana pria red flag itu mengejar mati-matian gadis kesayangannya? Akan kah Eila dapat menerima Davian bersama nya?

- WARNING !!! Kalian bisa membaca dari BAB 51 - BAB 58 jika tidak suka alur maju mundur.
Ini untuk mempermudah pembaca yang tidak suka cerita rumit. Terima kasih semua yang sudah support. BIG LOVE

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuan La, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Davian di kantornya dengan kesal membuka kembali isi pesan masuk dari nomor seluler Eila. Ia sangat geram saat tahu Jillian meminta bantuan Eila malam-malam di asrama.

“Kapan ibuku akan datang?” Tanya Davian pada Ray.

“Tepat di akhir bulan ini.”

“Kapan waktu liburnya?”

“Siapa yang kau maksud? Eila?”

Davian mengalihkan tatapannya dari laptop menatap Ray dengan tajam.

“Akhir pekan dia libur. Jadwalnya masih normal.”

“Dia berani mengacuhkan ku selama tiga hari.” Davian memejamkan mata menghela nafas beratnya,

Mereka berdua cukup bodoh untuk menyadari perasaan keduanya. Davian mencintai Eila, ia sangat cemburu. Namun sifat arogan dan gengsinya yang membuatnya dalam masalah. Sedikit saja Eila menyinggung atau membuatnya cemburu, Davian akan melampiaskan amarahnya begitu saja. Bahkan membalas Eila dengan bermain main wanita.

Eila sendiri menyukai Davian, pria itu sebenarnya sangat peduli padanya. Hanya saja sifat keji dan arogannya membuatnya merasa Davian tidak memiliki perasaan padanya selain rasa iba kasihan karena tidak memiliki sanak saudara dan orang tua. Bukankah dulu Davian pernah mengatakan hal itu. Menyakitkan bagi Eila saat mengetahuinya.

“Bisakah kau turunkan ego mu. Apa kau tidak sadar perasaan yang dia miliki untuk mu? Kenapa kau selalu arogan dan egois.” Kesal Rey mengingatkan bahkan Davian menyadari semua perkataan Rey ada benarnya.

“Lembutlah padanya… kau tunangannya, kelak kalian akan menjadi pasangan suami istri. Jika cara mu seperti ini, aku sanksi pernikahan kalian akan bertahan lama.”

“Pernikahan?” Davian kembali membuka matanya dan menatap Rey.

“Apa kau tidak akan menikahinya? Aku rasa Nyonya besar memang mempersiapkan dia untuk mu.”

Kenyataan yang sesungguhnya pertunangan itu terjadi karena skandal Naya dengannya. Untuk menutupi image buruk keluarga Drake maka Davian melakukan proses pertunangan tersebut dengan Eila.

“Benar. Dia yang mengurus hal ini.”

“Apa yang kau pikirkan?” Rey curiga dengan akal busuk Davian saat pria itu tiba-tiba berubah semangat dan terlihat senyum tipis yang seakan sang Iblis sudah menemukan cara menaklukan mangsanya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sepanjang hari itu Eila mengabaikan Jillian. Tidak seperti biasanya. Jika sebelumnya Eila terlihat ceria dan semangat bertukar cerita dengan Jillian, namun di hari itu dia hanya menjawab pertanyaan Jillian sekenanya.

“Eil…” Panggil Mia, “Kau mau makan siang?”

“Tidak. Aku akan ke gedung sebelah. Ada yang perlu ku bahas dengan Rui.”

“Rui? Siapa dia? Aah… apa dia Zi Rui? Ahli bedah tampan itu?”

“Ya dia ahli bedah. Kau tahu dari mana?” Curiga Eila.

“Kau mengenalnya?” Semangat Mia.

Eila mengangguk pelan. Jelas ia dengan Rui sangat kenal dekat. Mereka berdua selalu terlibat dalam pembuatan jurnal ilmiah.

“Ayo aku temani kau kesana. Sebagai gantinya kau harus mengenalkan ku dengannya.” Pinta Mia.

Eila menarik tangannya dan menyipitkan matanya, “Mia… aku rasa aku tidak ada memintamu untuk menemaniku.”

“Aku bersedia Eil. Ayooo…” Mia langsung menarik tangan Eila menuju lorong gedung sebelah.

PING

Lian Aaron: Kau dimana? Mau makan siang bersama?

Eila membuka pesan masuk tersebut. Namun ia masih gugup karena perbuatan yang mereka lakukan semalam. Itu sungguh membuatnya canggung.

“Aah itu dia… ayo kesana. Kau duluan.” Mia sangat agresif mendorong tubuh Eila menuju meja Rui.

“Kita ambil makan dulu. Bukankah kau mau makan siang.” Sahut Eila dan kini mengantri makanannya.

Tak banyak diambil oleh mereka. Selain Mia buru-buru ingin berkenalan, Eila juga tidak nafsu makan karena beban pikirannya.

“Rui…” Sapa Eila menaruh makanannya tepat disamping Rui.

“Hai Eil.” Rui bahkan tidak berpaling dari layar laptopnya.

Mia berdiri dihadapan Rui menunggu Eila mengenalkannya.

“Kenalkan dia temanku, tepatnya dia senior ku. Mia Sanders. Dia dari U.K juga.”

“Aaah hai… maaf aku…” Rui berdiri dan mengulurkan tangannya merasa bersalah karena terlalu fokus pada jurnalnya, “Aku Zi Rui. Aku baru tiba semalam. Dari Briston.”

Tidak ada yang tidak mengenal Rui. Keturunan China asli, namun bekerja lama di Briston. Dan kini kembali ke rumah sakit pusat Shenzhen demi menyelesaikan gelar S3 nya.

Melihat mereka berdua mulai akrab bercengkrama, Eila meraih laptop Rui.

“Biar ku lanjutkan.” Ucap Eila.

Kini Eila mulai mengerjakan file-file tersebut, dan sesekali tampak mengikuti pembicaraan mereka.

“Jadi dimana dokter Jillian yang kau katakan, apa dia tidak bisa datang?” Tanya Rui.

“Sebentar…”

Eila memang sengaja ingin mengenalkan Jillian diakhir pertemuan mereka. Eila masih gugup jika harus bertemu secara lama.

BIP BIP BIP

Eila mendengar nada dering yang semakin mendekatinya. Ia terperanjat saat Jillian berada di belakangnya.

“Itu dia dokter Jillian ahli internis kebanggan rumah sakit ini.” Ucap Mia pada Rui.

“Hai.. aku Rui. Zi Rui. Mungkin Eil sudah banyak bercerita. Kali ini aku satu tim lagi dengannya dan dengan mu.”

“Lian.” Balas jillian menyambut jabat tangan Rui. “Ya… dia cukup banyak bercerita sebelumnya.” Tak ingin jauh dari Eila, Jillian menarik sebuah kursi dan duduk tepat dibelakang Eila.

“Maaf mengganggu waktu mu. Hanya saja sore nanti presentasi ini perlu didalami lagi.” Sahut Rui dan menyerahkan Ipad miliknya kepada Jillian.

“Dia yang menyelesaikannya, bagaimana menurutmu?” Tanya Rui kembali pada Jillian.

“Kau mengerjakannya? Kapan?” Tanya Jillian pada Eila, “Aku baru mengirim file ku semalam.”

Mendengar itu Eila menjadi salah tingkah.

“Mudah baginya jika hanya mengerjakan bahan presentasi.” Puji Rui.

Jillian tersenyum melihat hasil pekerjaan Eila. Ia yakin bahwa wanita itu tidak dapat tidur karena perbuatannya semalam.

“Maaf dokter Lian dan… bisa aku memanggil nama saja?” Tanya Rui pada Mia.

“Tentu.” Jawab Mia dengan senang.

“Aku harus kembali laporan diri.” Pamit Rui.

“Ya… bisa aku memeriksanya dulu? Bersamanya?” Ucap Jillian menggoyangkan Ipad milik Rui dan menunjuk Eila, “Dan kau bisa memanggil nama ku saja Rui.”

“Baik… kalau begitu aku pamit.”

“Eil… aku duluan.” Pamit Mia mengejar Rui, “Bye Lian…” Ucapnya kembali dan menyusul Rui.

Kini Jillian menarik kursinya kembali dan duduk tepat disamping Eila.

“Kenapa baru menghubungiku?” Tanya Jillian meletakkan Ipad tersebut diatas meja.

“Aku baru sempat.” Jawab Eila.

“Kau tidak tidur semalam? Apa hanya untuk presentasi kali ini?”

“Tidak… Rui mengerjakannya bersama ku.”

“Tidak kau habiskan makan siang mu?” Tanya Jillian melihat mangkok Eila yang masih cukup banyak tersisa makanan.

“Aku sudah kenyang.”

“Kenapa tidak membalas pesan ku? Kau bahkan makan meninggalkan ku.” Jillian mengambil mangkok Eila yang berisi bubur merah dan melahapnya, “Aku kelaparan menunggu mu.”

Eila menatapnya tidak percaya, bahkan pria itu memakan bekas makanannya.

“Lian… itu makanan ku, mau ku ambilkan yang baru?”

“Kau ingin membuang makanan mu?”

“Aku tidak nafsu makan.” Jawab Eila dan kembali membereskan desktop laptop milik Rui.

“Kenapa? Apa karena perbuatan ku semalam?”

“Jadi bagaimana apa ada kekurangan presentasinya?” Tanya Eila mengalihkan pembicaraan.

“Maaf jika semalam aku lancang.”

“Lian… bisa kita tidak membahas kejadian semalam. Ditempat umum seperti ini.” Ucap Eila pelan wajahnya kembali memerah.

“Aku bingung saat ini.” Bisik Jillian, “Kau mengacuhkan aku dari pagi. Maafkan aku. Dan jangan menghindar dari ku.”

“Aku tidak ada mengacuhkanmu, aku tidak menghindar.”

“Ya kau tidak menghindar semalam. Tapi pagi ini…”

“Liaaaaan…” Wajah Eila semakin memerah, menutup mulut Jillian dengan tangannya.

“Eil… apa itu ciuman pertama mu?” Degup jantung Jillian semakin tak tertahankan. Bahkan meski sudah lama bersama Davian, wanita ini tak pernah disentuh.

“Aku pikir tidak ada masalah dengan bahan presentasi kita. Aku harus kembali.”

Eila bergegas berdiri dan merapihkan barang milik Rui. Dengan tergesa-gesa pergi meninggalkan Jillian. Jillian merasa puas saat mengetahui alasan Eila sangat canggung pagi ini.

Ciuman pertamanya.

Kejadian semalam semakin teringat jelas oleh Jillian. Semakin dalam ia menginginkan Eila.

1
Anonym
Autoo cuuzz
reecka
ini ga ada bonchap nya Thor.. tiba2 udh tamat aja.. tapi tetep makasii ya Thor, ceritanya bagus
Nia
Enjoy read sih ini novel
Yaresh
Diiih Jillian agak2 ref flag juga ini, istri orang mau diembat 😂
reecka
ato davian,, rebut kembali hati eila dengan cara yg benar... semangat buat authornya
Yaresh
Fix cowo toxic ini davian.
Sang pendongeng
Up
Sang pendongeng
Saaadiiiss nya di bully
Nia
Ngeri iih davi ini beneran red flag. bukan bucin… saiko dia saaaayy
My own books
EILA BUKAN UNTUK DAVIAN. 😡🤬
My own books
Awas aja eila sama davian. Ga ridhooooo
reecka
akan selalu kutunggu Thor . tetep semangat ya dirimu..
reecka
nangis aku Thor😭😭😭
reecka
kasian eila
Yaresh
Aaaa nyesek. Umur segitu udh yatim piatu. Jaman covid byk yg bgini, kehilangan org yg disayang
Yaresh
Alexa 😂 google assistant hrs melihat ini
Yaresh
Toxic ga sih cowo red flag itu sebenarnya
Anonymous
Jangan bkin aku menyesal eila dengan davian, baik2 yaa thor nulisnya 🥲 ngeri sama cowo toxic
My own books
MENYALAAA DAVIAAAN
Nia
NAAAHH INI. Semangat thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!